(VOVworld) – “Ken” (semacam terompet) merupakan salah satu diantara jenis-jenis instrumen musik tiup yang berkaitan erat dengan kehidupan budaya spirituil orang etnis minoritas Dao Merah. Mereka hanya menggunakan “Ken” dalam acara pernikahan saja dan tidak menggunakan “Ken” dalam acara-acara pesta atau pemakaman seperti berbagai etnis-etnis lain. Mereka berpendapat bahwa suara “Ken” merupakan kegembiraan dan kebahagiaan dari pasangan asyik-masyuk.
Iringan keluarga pihak pengantin laki-laki
datang ke rumah pihak pengantin perempuan
(Foto: baotintuc.vn)
Jika tidak ada suara “
Ken”, maka acara pernikahan orang etnis Dao Merah akan tidak gembira. Ketika suara “
Ken” ditiup, seluruh warga dapat mengetahui bahwa ini adalah hari gembira keluarga sekaligus hari gembira seluruh dukuh. Suara “
Ken” menandai kegembiraan pasangan asyik masyuk. Ketika mendengar suara “
Ken”, semua orang merasa gembira bersama dengan keluarga yang punya hajat. Ibu Trieu Thi Nhay di kecamatan Phuc Loi, kabupaten Luc Yen, provinsi Yen Bai, memberitahukan: “
Orang Dao Merah hanya menggunakan “Ken” pada kesempatan acara pernikahan saja. Ketika suara “ken” beralun, maka semua orang merasa sangat bergairah dan berbahagia, khususnya para pasangan asyik-masyuk Ini merupakan ciri budaya yang sangat unik dan hanya dimiliki orang Dao Merah saja”.
Orang Dao Merah punya pepatah: “
hidup ada suara “ken” dan genderang, mati ada lampu minyak”. Hal ini menunjukkan secara jelas peranan “
Ken” dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, suara “
Ken” dalam acara pernikahan semakin bermakna. Dalam acara pernikahan, melodi tiupan “
Ken” berbeda-beda pada setiap saat. Misalnya melodi “
Ken” yang pertama pada acara menjemput pengantin wanita ditiup lebih panjang dengan melodi yang bergelora, memanifestasikan perasaan hangat dari pihak keluarga pengantin laki-laki ketika menjemput pengantin perempuan.
Pasangan suami-istri baru bersujuh di depan altar pemujaan leluhur
(Foto: baotintuc.vn)
Selain itu, pada acara pernikahan ini, “
Ken” akan 8 kali ditiup lagi dengan bermacam-macam melodi seperti: melodi “
Ken” menyambut pengantin perempuan masuk rumah suaminya; melodi “
Ken” pasangan pengantin baru bersujud pada altar pemujaan; melodi berterima kasih kepada orang tua kedua pihak; dll. Tapi yang paling enak dan bermakna ialah melodi “
Ken” untuk orang tua kedua pihak. Melodi ini ditiup secara melankolik terasa sedikit sedih dari seorang gadis yang akan segera meninggalkan rumah dan mendewasa untuk masuk keluarga suami. Melodi “
Ken” ini juga menggantikan kata terima kasih dari pengantin perempuan atas jasa orang tua yang telah melahirkan dan membesarkannya untuk menjadi seorang istri yang baik di keluarga suami.
Yang mengiringi melodi “
Ken” juga ada suara genderang, bonang dan simbal. “
Ken” dalam acara pernikahan orang etnis Dao Merah dimainkan sesuai dengan waktu makan siang, makan malam dan makan pagi serta saat menyambut kedatangan tamu untuk mengucapkan selamat kepada keluarga. Setiap lagu dimainkan dari 5 sampai 7 menit.
Sosial semakin berkembang, kehidupan orang Dao Merah juga mengalami banyak perubahan untuk menyesuaikan diri. Tetapi semua hal dalam tradisi dan kebudayaan tetap dipertahankan oleh orang Dao Merah. Dari generasi ke generasi, dalam acara pernikahan dari orang Dao Merah, “
Ken” tetap merupakan jenis instrumen musik utama. Suara “
Ken” justru merupakan harapan akan asmara, kebahagiaan pasangan asyik-masyuk hidup selama-lamanya./.