(VOVworld) – Sawah terasering di daerah Tay Bac atau daerah Barat Laut Vietnam Utara indah bagaikan legenda. Sawah-sawah yang menggelombang di lereng gunung, di tengah-tengah seperti menggantung di langit, menciptakan panorama alami yang indah dan megah. Sawah terasering ada di berbagai provinsi pegunungan di Vietnam utara seperti provinsi-provinsi Ha Giang, Lao Cai, Yen Bai, dll. Sawah terasering membawa keindahan yang lembut, berliku-liku dan khususnya ialah warna semua sawah ini harmonis, romantis dan mempesonakan.
Sawah terasering di kabupaten Mu Cang Chai
(Foto: vov.vn)
Wanita etnis minoritas Mong biasanya sedikit bicara, mereka banyak ketawa dan tangannya jarang berhenti. Mereka bekerja dari fajar sampai larut malam dan melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga yang kecil seperti urusan dapur atau jahit-menjahit sampai pekerjaan ke sawah dan ke hutan. Pada hari-hari menyalurkan air ke dalam sawah, tak mengherankan ketika kita bisa melihat sangat banyak wanita Mong yang menggiring kerbau membajak di sawah.
Pada musim mengerjakan sawah, mereka tanpa memperdulikan kenal kabut yang dingin, tapi selalu bekerja sampai waktu lohor. Pada musim panen, mereka tak takut membawa ikatan padi yang besarnya dari 2 sampai 3 kali lebih besar daripada bahunya sendiri. Sosok tubuh laki-laki etnis minoritas Mong mayoritasnya pendek dan kecil, tapi kuat. Setiap kali musim tanam tiba, mereka selalu bahu-membahu dengan istrinya merawat sawah-sawah terasering. Bapak Ly Bua Lu di kecamatan La Pan Tan, hampir 80 tahun tapi setiap hari dia tetap bersama dengan anak-cucunya membajak di ladang-ladang sawah terasering di lereng gunung.
Semua rakyat turun ke sawah pada musim panen
(Foto: vov.vn)
Bapak Ly Bua Lu mengatakan: “Rakyat Mong hidup di tengah sawah lebih banyak dari pada di rumahnya. Tidak ada pembagian tugas apapun, semua orang harus bekerja, kalau suami membajak, istrinya akan menanam padi, kalau suami memperkokoh pinggiran, istrinya akan memasukkan air ke dalam sawah, anak-anak membersihkan rumput dan merawat kerbau. Kalau siang lapar maka semua orang akan makan di sawah, kemudian bekerja lagi, ketika matahari terbenam kami baru pulang”.
Bapak Ly Bua Lu juga memberitahukan bahwa di daerah pegunungan ada banyak tanah, tapi tanah yang dekat dengan sumber air untuk mengerjakan sawah terasering sangat sedikit. Untuk membuka satu sawah yang kecil pun juga harus berusaha mencari sumber air selama berhari-hari, kemudian harus memperhitungkan bagaimana mengalirkan sumber air itu. Dang Xuan Thuy, 28 tahun, seorang insinyur dari satu perusahaan irigasi besar di provinsi Yen Bai juga merupakan seorang pecinta sawah terasering. Dia memberitahukan bahwa setelah berhari-hari mencaritahu, dia benar-benar kagum akan cara memperhitungkan dan menangani yang teliti dari rakyat etnis Mong di kabupaten Mu Cang Chai dalam mencari sumber air dan mengalirkan air itu ke sawah terasering.
Sawah terasering bersusun seperti anak tangga
(Foto: vov.vn)
Saudara Dang Xuan Thuy mengatakan “Sumber air di hutan sangat jauh, oleh karena itu, mengalirkan air ke sawah sangat sulit, yang pertama ialah tanahnya sangat tidak rata sangat besar, yang kedua ialah geografinya sangat rumit. Tapi penduduk di sini tetap bisa melakukan hal itu dengan menggunakan alat-alat yang sangat sederhana seperti cangkul dan sekop atau menggunakan pipa bambu untuk mengalirkan air ke sawah, dll”.
Keindahan sawah terasering sebagian besar tercipta oleh berbagai pematang-pematang sawah. Dari jauh kelihatan sangat rendah tapi kalau dilihat dari dekat, ada pematang sawah yang tingginya sampai beberapa meter. Saudari Giang A Du, seorang pemuda di kabupaten Mu Cang Chai memberitahukan: “Ayah saya selalu mengingatkan bahwa harus sangat hati-hati dan tidak boleh membuat pematang secara sembarangan, jika tidak akan merusaki sawah tetangga di bawah. Melepaskan air juga harus pelan-pelan jika tidak bisa membuat pematang sawah runtuh, kerbau ketika membajak tidak boleh di dekat pematang, tempat-tempat itu harus menggunakan cangkul dan sekop, dll.”
Banyak wisatawan suka datang ke sawah terasering di Mu Cang Chai
(Foto: vov.vn)
Sawah terasering biasanya bertebaran di sepanjang lereng gunung dan bukit supaya bisa mudah mengalirkan air dan menyirami pohon. Disebut sebagai sawah terasering karena susunannya seperti anak tangga, di bawah ada lagi satu sawah kecil yang berturut-turut. Banyaknya sawah itu menunjukkan pandangan dan ketrampilan para pemilik sawah. Tak ada banyak orang yang bisa membayangkan bahwa para penduduki di daereah pegunungan yang jujur dan sederhana itu bisa menciptakan satu lukisan alam yang megah di tengah-tengah hutan di daerah Tay Bac./.