(VOVworld) - Ibukota kuno Hue (di Vietnam Tengah) - daerah bumi Ibukota (di Vietnam Tengah) dengan pusaka- pusaka budaya bendawi dan non-bendawi adalah daerah yang terkait dengan pasang-surutnya dari 13 dinasti Nguyen - dinasti feodal terakhir di Vietnam (1802-1945). Ini adalah dinasti satu-satunya di mana raja-rajanya membangun sendiri satu makam pada waktu masih hidup dan juga digunakan sebagai istana kedua setelah istana resmi, sekaligus menjadi makam setelah raja wafat. Sistem makam telah menjadi satu bagian yang tidak bisa kurang, komponen pusaka budaya Hu yang diakui oleh UNESCO pada tahun 1993. Makam Raja Tu Duc merupakan salah satu diantara makam-makam yang masih ada sampai masa kini. Gaya arsitektur yang fantastis angan alam-nya yang indah membuat makam Raja Tu Duc menjadi salah satu diantara makam-makam yang paling indah dari dinasti Nguyen pada waktu itu.
Makam Tu Duc di kota kuno Hue, Vietnam Tengah dilihat dari atas.
( Foto:
1tour.vn)
Berdiri di bawah rimbunan pohon ketapang di depan mousolium, Saudara Nguyen Xuan Cuong, pramuwisata dari Zona situs peninggalan sejarah Makam Raja Tu Duc memperkenalkan kepada wisatawan tentang raja yang paling lama berkuasa dari dinasti Nguyen (36 tahun) dan semua proyek makam-nya. Raja Tu Duc adalah Raja ke-4 dari dinasti Nguyen. Raja Tu Duc berjiwa seorang penyair, oleh karena itu beliau telah memerintahkan membangun mousolium dan makamnya menurut langgam arsitektur yang longgar, bebas, optimis, berpemandangan romantis, tapi tidak melankholik seperti makam-makam yang lain. Saudara Nguyen Xuan Cuong, memberitahukan:
“Raja Tu Duc dan para raja pendahulunya, sejak naik takhta telah berencana membangun sendiri makam-nya. Mereka mempunyai konsep bahwa dunia fana hanya merupakan dunia sementara saja, ketika wafat berarti pergi ke dunia baka. Pekerjaan mencari tanah untuk membangun makam sangat penting, karena makam raja baik atau tidak, artinya masa depan kerajaan berkembang atau tidak, semuanya berkat pada pekerjaan ini. Akhirnya, Raja Tu Duc telah memilih desa Dương Xuan Thuong (yang sekarang adalah desa Thuong Ba) untuk membangun makam-nya”.
Mousolium Raja Tu Duc luasnya kira-kira 20 Ha, meliputi 50 proyek arsitektur besar dan kecil, berlokasi di posisi-posisi tanah yang tinggi dan rendah, disekitar-nya adalah bukit-bukit cemara hijau, ada-sungai-sungai dan danau-danau kecil. Kompleks situs peninggalan sejarah ini meliputi dua bagian pokok, yaitu ruang Mousoulium - tempat jenazah raja disemayamkan dan ruang makam- tempat kerja ketika raja masih hidup dan sekaligus menjadi tempat pemujaan raja ketika wafat, (namanya disebut Istana Khiem). Keluar dari ruang Mousolium, wisatawan akan berjalan di jalan-jalan yang berliku-liku dan di bawah bayangan pohon, menuju ke zona makam. Di depan makam yalah gunung Giang Khiem, gunung Duong Xuan sebagai tempat sandaran di belakang, danau Lu Khiem sebagai faktor Minh Duong, (artinya danau di depan), menurut fengshui, itu merupakan tempat berkumpul-nya energi baik .
Kalau sistem perumahan di Istana Khiem dibuat dari kayu, maka semua proyek artitektur di zona makam dibangun dari batu bata dan batu. Di jalan yang menuju ke makam ada dua barisan patung bangsawan sipil dan bangsawan militer dan prasasti batu yang berat-nya 20 ton. Di atas prasasti ini ada kata-kata: “Kisah Istana Khiem” yang ditulis oleh Raja Tu Duc sendiri . Karena tidak punya anak, maka Raja Tu Duc telah menulis sendiri artikel yang meliputi 4.935 kata, isinya menceritakan kembali kehidupan dan jasa-jasa-nya.
Buu Thanh (artinya benteng Buu), tempat dimana Raja Tu Duc dimakamkan merupakan satu rumah batu biru yang terletak di tengah-tengah satu bukit. Saudara Thai Son, seorang wisatawan asal kota Ho Chi Minh sangat terkesan tentang proyek ini. Dia mengatakan: “Setelah mengunjungi kompleks situs peninggalan sejarah ini, kami melihat bahwa Raja Tu Duc telah memilih sendiri tempat makam yang sangat romantis, tenang dan damai. Ketika mengunjungi makam ini, kami merasa seperti sedang berada di satu taman bunga yang segar dengan rasa optimis dan nyaman, tapi tidak mempunyai rasa kesepian seperti beberapa makam lain”.
Ketika mengakhiri paket wisata ini, wisatawan merasa nyaman berjalan-jalan di sekitar zona makam. Melewati anak-anak sungai dan danau-danau yang airnya biru dan penuh dengan bunga teratai merah muda dan bunga aceng ungu, sehingga mendatangkan rasa sejuk kepada wisatawan sehingga tidak mau meninggalkan zona ini.
“Romantis-nya Tu Duc” juga merupakan nama yang diberikan UNESCO kepada situs peninggalan sejarah ini ketika diklasifikasikan menjadi pusaka budaya dunia. Kalau sekali datang berkunjung di kota kuno Hue saja, jangan-lah melewatkan kunjungan ke makam Raja Tu Duc ini.