Hari Raya Tet bagi orang Vietnam artinya berhimpun dan berkumpul. Pada keluarga-keluarga yang multibudaya, para menantu perempuan atau menantu laki-laki asing, meski beradal dari satu kebudayaan yang lain, mereka tetap mengerti nilai spirituil besar yang diberikan Hari Raya Tet tradisional kepada orang Vietnam. Bagi mereka, merayakan Hari Raya Tet tradisional selalu merupakan pengalaman-pengalaman kebudayaan yang baru dan menarik, membantu mereka lebih mengerti tentang adat tradisional dari kampung halaman istri atau suaminya.

Hari Raya Tet Mau Tuat 2018 merupakan hari raya kali ke-7 bagi Piere Bounrdain, warga negara Perancis, dengan istrinya, saudari Dang Thu Lan, orang Vietnam pulang ke kampung halaman istri untuk menyambut Hari Raya Tet Tradisional dengan keluarga. Hal yang paling disukai setiap kali pulang ke Hanoi yalah menikmati rasa santai ketika turun ke jalan-jalan pada hari raya Tet. Dia mengatakan :

“Kami membakar hio di rumah, setelah itu, kami bersama-sama datang ke pagoda pada awal tahun. Saya sangat menyukai aktivitas ini dan selalu ingin merayakan Hari Raya Tet dengan keluarga saya. Pada hari-hari awal tahun, kami merayakan Hari Raya Tet di kota Hanoi, mengucapkan selamat Hari Raya Tet kepada keluarga, teman, memberikan angpao kepada anak-anak.”

Istrinya, saudarai Thu Lan lahir dan dibesarkan di tengah-tengah keluarga yang menghormati tradisi, oleh karena itu, dia telah belajar dan berpengalaman dengan banyak adat tentang Hari Raya Tet kuno. Menantu laki laki orang Barat itu dengan antusias bercerita:

“Pada Hari Raya Tet, kami mengundang teman dan keluarganya datang ke rumah untuk mengadakan pesta yang hangat, setelah itu kami ikut aktivitas-aktivitas menyambut Tahun Baru. Ini merupakan pengalaman yang menarik. Mengkombinasikan antara kebudayaan Barat dan kebudayaan merayakan Hari Raya Tet tradisional dari Vietnam.”

Sama halnya dengan Pierre, menantu laki-laki Richard Woody dari Inggris juga sangat suka merayakan Hari Raya Tet tradisional Vietnam. Tiga tahun menjadi menantu laki-laki di Vietnam, tetapi Richard telah 8 kali merayakan Hari Raya Tet. Berbagi perasaan pada Hari raya Tet, Richard mengatakan :

“Apa yang paling saya sukai tentang Hari Raya Tet? Itulah saat yang paling luar biasa ketika bisa melakukan pertemuan dengan semua orang dalam keluarga. Saya menikah dengan gadis Vietnam, oleh karena itu, bersama dengan dia di samping keluarga, semua orang berkumpul benar-benar merupakan momen yang penuh dengan makna. Di Inggris tidak begitu. Dan saya juga sangat menikmati masakan-masakan Hari Raya Tet Vietnam.”

Kehangatan dan kegembiraan dalam menyambut Hari Raya Tet tidak hanya muncul dalam setiap keluarga, tapi juga terhadap para orang asing “yang masih lajang” yang sedang hidup, belajar dan bekerja di Vietnam juga bisa merasakannya.  Aphisat, mahasiswa Laos yang sedang belajar di Vietnam berbagi pengalaman-pengalaman yang menarik pada Hari Raya Tet Vietnam :

“Bagi saya, Hari Raya Tet di Vietnam sangat gembira dan punya banyak makna. Saya dan teman-teman mendapat bimbingan dari para guru untuk membungkus kue Chung. Meskipun sulit tapi sangat menarik. Setelah membungkus kue chung, semuanya berkumpul di dapur api untuk melihat periuk Chung. Khususnya, rasa pada detik alih tahun sangat luar biasa. ”

Memang begitu, Hari Raya Tet Tradisional Vietnam telah dan sedang turut menjembatani perasaan yang setia antara orang-orang dari kebudayaan-kebudayaan yang berbeda, membantu semua orang menjadi lebih dekat satu sama lain.