(VOVworld) – Pada hari-hari belakangan ini, rakyat etnis minoritas H’Mong di semua provinsi pegunungan di Vietnam Utara selalu bergelora untuk menyongsong Hari Raya Tahun Baru Tradisional Imlek (atau Hari Raya Tet). Setelah upacara persembahyangan di setiap rumah, sejak dini hari tanggal 1 Januari 2014, semua jalan yang menuju ke pusat kecamatan penuh dengan warna pakaian yang cerah. Di bawah terik sinar matahari musim Semi yang hangat, para pemuda, pemudi H’Mong mendatangi lapangan yang luas di bawah kaki gunung untuk bersama-sama ikut serta pada pesta.
Para pemuda-pemudi berkumpul
(Foto: vietnamcultureguide.como)
Arus orang datang berduyun-duyun datang di pusat kecamatan Khau Vai, Can Chu Phin, Lung Pu (kabupaten Meo Vac) semakin banyak, diantaranya ada tidak sedikit pemuda-pemudi yang datang dari kabupaten tetangga Dong Van. Mereka bersama-sama menjalankan permainan-permainan folklor yang kental dengan identitas etnisnya seperti lempar “Con”, dorong-mendorong tongkat, tarik-menarik tali, lomba berdendang sayang, dll. Para pemuda H’Mong kelihatan kuat dalam pakaian tradisional, sedangkan para pemudi daerah pegunungan bersenyum-senyum dalam busana rok dan baju yang berwarna-warni.
Doc Viet Thanh, Ketua Komite Rakyat kecamatan Lung Pu, kabupaten Meo Vac memberitahukan: “Hari Raya Tet yang diselenggarakan oleh warga etnis minoritas H’Mong di kecamatan Lung Pu adalah satu haluan besar yang dilakukan provinsi serta kabupaten. Kami berusaha menjamin agar warga etnis minoritas di kecamatan ini bisa merayakan satu Hari Raya Tet yang benar-benar gembira”.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pesta musim Semi awal tahun ini tampaknya lebih gembira ketika untuk pertama kalinya adat istiadat menepuk pantat, satu ciri budaya khas etnis minoritas H’Mong, dihidupkan kembali. Ini dianggap sebagai ciri menonjol yang mendatangkan hal-hal yang menarik dalam pesta.
Adat istiadat menepuk pantat untuk cari jodoh
(Foto: vietnamcultureguide.com)
Biasanya adat istiadat ini dilakukan untuk mencari jodoh dan hanya berlangsung pada hari-hari awal musim Semi tahun baru. Jika sudah menemukan jodoh dan mendapat persetujuan, pihak lelaki akan berinisiatif menepuk pantat pihak gadis sebagai manifestasi cinta secara resmi, jika setuju, maka pihak gadis tersebut juga melakukan hal serupa. Menurut adat istiadat, pasangan laki-laki – perempuan harus 9 kali menepuk pantat baru diakui, kemudian hanya tinggal menunggu perantara maka bisa segera melamar dan bisa menikah.
Saudari Giang Thi Du di dukuh Ta Lung A, kecamatan Ta Lung, kabupaten Meo Vac memberitahukan: “Saya sudah mendengar tentang adat istiadat ini dari orang tua dan kakak saya sejak lama dan saya merasa sangat suka ketika hal itu dihidupkan kembali. Saya berharap supaya adat istiadat ini akan berulang kali direkonstruksikan lagi supaya kami para pemuda-pemudi bisa bertemu lebih banyak lagi pada hari-hari awal musim Semi”.
Adat istiadat ini menyerap perhatian banyak wisatawan
(Foto: vietnamcultureguide.com)
Menghidupkan kembali ciri budaya etnis minoritas Ede yang sudah hampir aus tersebut tidak hanya bertujuan mengkonservasikan nilai budaya tradisional saja, tapi juga merupakan kesempatan untuk menyosialisasikan dan memperkenalkan adat istiadat rakyat etnis minoritas di daerah kepada wisatawan domestik dan manca negara.
Hari-hari awal musim Semi warga etnis minoritas H’Mong di provinsi Ha Giang berangsur-angsur lewat. Matahari telah terbenam di belakang gunung-gunung yang besar, tapi gema pesta tahun baru dan kegembiraan dari adat istiadat menepuk pantat tampaknya tetap terlihat di wajah para pemuda dan gadis etnis minoritas H’Mong./.