(VOVworld) – Ide pembentukan Komunitas ASEAN merupakan target sejak ASEAN lahir. Sampai sekarang, peta jalan pembentukan Komunitas telah sampai ke penggalan jalan terakhir, dengan tekad yang maksimal dari pemimpin 10 negara ASEAN. Sosialisasi dan peningkatkan pengertian kepada rakyat tentang kepentingan dan arti pembentukan Komunitas ASEAN sedang diperhebat oleh rakyat semua negara untuk mempersiapkan pembentukan Komunitas yang sedang sangat mendekat.
“Saya telah mendengar soal tentang integrasi ASEAN, tetapi bagaimana cara dan langkah pendekatannya dan bagaimana prosesnya kami belum mendapat update secara lengkap”
“Sebagai seorang warga ASEAN, saya hanya membayangkan bahwa ketika Komunitas dibentuk, maka kami di Vietnam bisa membeli produk-produk dari negara-negara ASEAN secara lebih mudah dan sebaliknya. Melalui produk-produk ini, saling pengertian antara rakyat negara-negara ASEAN akan diperkuat”
Perbincangan dari dua penduduk tersebut, diantaranya ada wakil badan usaha Vietnam telah sedikit mencerminkan keadaan sekarang tentang tarap pengertian rakyat di setiap negara ASEAN tentang Komunitas. Kurangnya pengertian tentang Komunitas dan tentang negara-negara dalam Komunitas sedang menjadi tantangan terhadap proses pembentukan Komunitas sosial-budaya ASEAN (ASCC).
Membentuk Komunitas Sosial-Budaya ASEAN (ASCC) pada akhir tahun 2015
(Foto ilustras : Baomoi.com)
Tidak hanya di Vietnam, menurut hasil survei belakangan ini yang dilakukan Badan Sekretariat ASEAN, 80% jumlah pendudukan di kota negara-negera ASEAN sudah mendengar tentang Pembentukan Komunitas ASEAN, diantaranya 76% orang yang ditanya dalam survei tersebut tidak tahu tentang fungsi komunitas ini. Dengan demikian, tidak sampai 1/3 jumlah penduduk ASEAN mengerti kepentingan dari Komunitas ASEAN. Ini merupakan hal yang mengkhawatir. Mantan Deputi Menteri Luar Negeri Vietnam, Le Cong Phung, Ketua Asosiasi Persahabatan Vietnam-ASEAN mengatakan: “Komunitas ASEAN tidak hanya milik pribadi para pemimpin dan pemerintah saja, melainkan juga adalah milik rakyat ASEAN. Rakyat adalah orang yang melaksanakan, mendorong dan menyempurnakannya, oleh karena itu Komunitas ini demi rakyat, berorientasi ke rakyat dan kalau rakyat percaya dan melaksanakannya barulah berhasil. Selama beberapa tahun ini, semua aktivitas temu pergaulan rakyat sangat ramai tetapi menurut saya belum cukup. Untuk berkaitan, pemerintah-pemerintah harus memperkuat sosialisasi tentang Komunitas”.
Aktivitas-aktivitas seperti simposium, temu pergaulan rakyat, lokakarya, pameran, pembentukan perpustakaan foto dan informasi audio-visual, peluncuran Website, pembentukan perpustakaan ASEAN bagi mahasiswa di universitas, temu pergaulan pamuda, pendidikan dan pameran tentang komunitas ASEAN digelarkan secara sinkron di semua negara. Masing-masing negara juga perlu menyusun program film dokumen, program televisi tentang sejarah berbentuk dan berkembangnya ASEAN serta 10 negara anggota ASEAN, memperkenalkan kesamaan ASEAN di semua bidang seperti musik, tari, busana tradisional, barang kerajinan tangan artistik dan lain-lain. Duta Besar Indonesia di Vietnam, Mayerfas menegaskan: “Semua program yang digelarkan secara gigih di masing-masing negara seperti itu akan memanifestasikan tekad ASEAN dalam pembentukan Komunitas ASEAN, dengan rakyat sebagai sentral. Negara-negara ASEAN sedang berupaya memberikan sumbangan kepada Komunitas Bersama ASEAN. Kami menginginkan agar warga Indonesia pada khususnya dan warga ASEAN pada umumnya menyedari bahwa mereka adalah satu bagian dalam ASEAN”.
Pada tahun ini, ASEAN sepakat menggelarkan proyek pembentukan Pusat Kebudayaan ASEAN di setiap negara anggota dan pada 8 Agustus mendatang, Pusat Kebudayaan yang pertama akan dibuka di Thailand. Proyek ini ketika selesai akan turut meningkatkan secara berarti pengertian warga setiap negara anggota mengenai Komunitas.
Sekarang ini, setiap 10 warga negara ASEAN ada 6 warga negara yang berusia dibawah 30 tahun, hal ini berarti bahwa total jumlah pemuda di kawasan sedang mencapai 320 juta jiwa. Ini merupakan kekuatan yang akan mendatangkan perubahan penting kepada ASEAN dari Asosiasi menjadi Komunitas. Phuong Linh, Master pada Institut Ekonomi, Universitas Nasional Hanoi mengatakan.
“Saya beranggapan bahwa ketrampilan saya juga setera dengan pasar tenaga kerja di dunia, khususnya negara-negara ASEAN. Diantara program- program kuliah yang sudah saya tempuh, kemampuan tentang perangkat lunak, kemampuan berbahasa Inggris sudah dipupuk dalam proses kuliah”.
Mengaitkan warga, membangun satu masyarakat mengabdi rakyat yang paling baik rakyat merupakan salah satu target penting yang sedang dituju oleh negara-negara ASEAN. Dengan aksi-aksi kongkrit yang dilakukan pemerintah masing-masingnegara, satu Komunitas ASEAN yang kental dengan identitas budaya, yang tunggal dalam keaneka-ragaman sedang berangsur-angsur terbentuk.