(VOVWORLD) - Vietnam adalah negeri eksportir kopi yang besarnya nomor dua dia dunia dan Indonesia negeri-negeri besarnya nomor empat di dunia. Kedua negara sesama anggota ASEAN dan anggota Organisasi Kopi Dunia, memproduksi 80% volume kopi di dunia. Oleh karena itu, Indonesia dan Vietnam memiliki banyak peluang untuk melakukan kerjasama demi kepentingan dua negara.
Panorama lokakarya tersebut (Foto: Nguyen Ha/VOV) |
Pada pertengahan Februari lalu, Kedutaan Besar Indonesia di Kota Hanoi mengadakan lokakarya dengan tema: “Memperkuat kerjasama perkopian Vietnam-Indonesia”. Yang menghadiri lokakarya ini ada wakil berbagai kementerian dari dua pihak, 25 perusahaan dari Indonesia dan Vietnam. Ini merupakan kesempatan bagi perusahaan dua negara untuk bisa melakukan pertukaran informasi dan mencari mitra pada masa depan. Bapak Thach Mai Long, Direktor kawasan Vietnam Utara Perusahaan Kopi Me Trang, satu brand kopi besar di Vietnam mengatakan: “Setelah lokakarya ini, perusahaan kami berharap akan berhasil mencari banyak mitra di Indonesia untuk membawa produk kami ke pasar Indonesia. Perusahaan Me Trang memiliki keunggulan ialah berbagai produk kopi olahan, punya kiat serta produk pelopor di Vietnam seperti kopi bersih dari Perusahaan Kopi Me Trang”.
Ibu Tri Yuli Kurniasih dari Perusahaan D’Excelent yang khusus mensuplai berbagai jenis kopi hijau memberitahukan: "Sebenarnya ini pertama kalinya kami di sini, jadi kami ingin melihat dulu, ada potensi apa yang nanti dikerjasamakan, produknya seperti apa, kami akan melakukan tes dulu".
Lokakarya ini merupakan salah satu di antara aktivitas-aktivitas kongkrit yang diadakan baru-baru ini untuk mendorong kerjasama antara Indonesia dan Vietnam di bidang perkopian. Dalam kenyataannya, Vietnam dan Indonesia telah melakukan kerjasama di bidang ini ketika, Vietnam telah belajar kepada Indonesia tentang cara memproduksi kopi pada 30 tahun dulu. Pada tahun 2017, hasil produksi kopi Vietnam meningkat 2,5 kali lipat terbanding dengan hasil produksi kopi dari Indonesia pada saat areal penanaman pohon kopi Indonesia sekarang ini sebanyak 1,25 juta hektar, berlipat dua kali terbanding dengan areal penanaman kopi Vietnam. Angka ini membuktikan perkembangan melompat yang dicapai oleh cabang perkopian Vietnam. Dengan potensi yang dimiliki, Indonesia dan Vietnam selama bertahun-tahun ini telah berupaya keras untuk melakukan kerjasama tentang perkopian melalui pertukaran informasi, penandatanganan beberapa naskah kerjasama, kunjungan yang dilakukan oleh para wakil dari berbagai kementerian dan instansi dua negara dan lain-lain. Pada tahun 2005, dua negara telah sepakat membentuk komite kerjasama bersama yang khusus mensuplai kopi ke pasar internasional. Khususnya, dalam kunjungan yang dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong di Indonesia pada Agustus 2017, dua pihak telah berbahas tentang langkah-langkah dan gagasan baru untuk mendorong kerjasama perdagangan antara dua negara, di antaranya, Indonesia sepakat mengeluarkan langkah-langkah kongkrit dalam mengelola, memperkuat kerjasama dengan Vietnam dan komunitas internasional untuk menjaga kestabilan harga kopi ekspor demi kepentingan dua pihak, khususnya kaum tani. Luong Van Tu, Ketua Asosiasi Kopi-Kakao Vietnam memberitahukan: “Vietnam memiliki produk-produk yang sangat kuat, tapi sekarang ini, Vietnam belum berhasil mengelola harganya. Kalau Vietnam berhasil menstabilkan harga bagi kaum petani kopi, kita pasti akan bisa menjaga harga. Tujuan terakhir ialah bagaimana menjamin kepentingan kaum tani. Saya pikir, pada masa depan, berbagai asosiasi, kementerian dan instansi dua negara perlu melakukan kerjasama lebih lanjut lagi untuk memecahkan masalah ini”.
Tidak hanya menjaga harga kopi ekspor, dua negara perlu memperkuat langkah-langkah kerjasama kongkrit yang lain, khususnya dalam belajar dan bertukar pengalaman untuk memperhebat aktivitas penyuluhan pertanian dan memperbaiki kualitas kopi ekspor. Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, Ibnu Hadi merekomendasikan: “Menurut hemat saya, Vietnam dan Indonesia mempunyai banyak peluang untuk memperkenalkan produk-produksi kopi dari dua negara anggota ASEAN kepada dunia. Dua negara perlu mengadakan banyak lokakarya dan kursus pelatihan, mendorong pertukaran teknik antara para kepala keluarga penanam kopi dua negara, melakukan kerjasama dari irigasi, pengolahan, marketing dan lain-lain untuk meningkatkan kualitas kopi maupun posisi dua negara di peta perkopian dunia”.
Untuk melanjutkan upaya-upaya mendorong kerjasama perkopian antara dua negara, pada bulan Februari lalu, rombongan kerja dari Asosiasi Kopi dan Hasil Khas Indonesia bersama dengan badan-badan usaha Indonesia telah melakukan kunjungan kerja di Provinsi Dak Lak, salah satu di antara provinsi-provinsi yang punya areal penanaman kopi terbesar di Vietnam untuk berbagi pengalaman dalam proses cocok tanam, pengolahan dan ekspor kopi. Dengan langkah-langkah kongkrit, pastilah kerjasama perkopian antara Vietnam dengan Indonesia pada masa depan akan semakin dipererat untuk mencapai target-target yang dikeluarkan.