(VOVWORLD) - Tranfornasi digital kini menjadi tren yang tak terelakkan dan akan terus mewujudkan masa depan setiap kawasan di dunia, termasuk ASEAN. Pada beberapa tahun terakhir, ASEAN telah dan sedang memperkuat kerja sama internal blok serta dengan para mitra dalam transformasi dan integrasi digital. Ini juga menjadi topik yang menerima banyak sumbangan pendapat oleh para pemimpin, pakar, dan sarjana ketika menghadiri Forum Masa Depan ASEAN di Kota Hanoi pada bulan April lalu.
Menteri Informasi dan Komunikasi Vietnam, Nguyen Manh Hung (Foto: VOV) |
|
Menurut beberapa pendapat pada forum tersebut, ekonomi digital pasti akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan ASEAN. Pendapatan ekonomi digital ASEAN pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 1 triliun USD, meningkat 8 kali lipat dibandingkan dengan tahun 2016 dan diperkirakan mencapai lebih dari 1 triliun USD pada tahun 2030. Menyedari dengan jelas potensi besar ekonomi digital, negara-negara anggota ASEAN memberikan banyak prioritas dan sumber daya untuk mendorong bidang ini. Menurut Menteri Informasi dan Komunikasi Vietnam Nguyen Manh Hung, Vietnam akan mematikan sinyal seluler 2G secara nasional pada bulan September tahun ini. Semua ponsel akan menjadi ponsel pintar, sehingga membantu untuk mempercepat proses transformasi digital. Vietnam juga sedang melaksanakan proyek kabel serat optik bawah laut dengan banyak mitra di ASEAN, untuk menjamin konektivitas domestik dan regional. Menteri Informasi dan Komunikasi Vietnam, Nguyen Manh Hung menegaskan:
“Pembangunan cepat adalah pembangunan digital, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan hijau. Transformasi digital dan transformasi hijau akan menjadi tren utama dalam beberapa dekade mendatang. Masa depan ASEAN adalah masa depan digital. Transformasi digital merupakan revolusi kelembagaan dibandingkan dengan revolusi teknologi. Memutuskan penggunaan dan pengelolaan teknologi digital akan memainkan peranan kunci dalam terbentuknya masa depan ASEAN.”
Seiring dengan membangun institusi dan infrastruktur, pendidikan sumber daya manusia digital, dan keterampilan digital bagi masyarakat di kawasan juga merupakan isu-isu yang menjadi perhatian khusus dari negara-negara ASEAN. Ada pendapat yang menilai hal ini sebagai tantangan besar karena di antara hampir 700 juta warga negara-negara di ASEAN, sekitar 50% sedang tinggal di pedesaan dengan kondisi materiil dan infrastruktur yang kurang memadai, sementara itu teknologi digital hanya bisa dimanfaatkan secara maksimal jika masyarakat memiliki keterampilan digital yang memadai. Mengajukan solusi untuk masalah ini, Presiden Institut Penelitian ASEAN dan Asia Timur (ERIA), Prof. Tetsuya Wartanabe mengatakan:
“Mengenai pendidikan dan pelatihan, untuk meningkatkan persentase warga yang memiliki keterampilan digital, kita perlu mendidik barisan guru terlebih dahulu. Sektor swasta juga perlu memainkan peranan yang lebih besar dalam pendidikan ulang atau pengokohan keterampilan pekerja, berkonektivitas dengan berbagai perguruan tinggi dalam pendidikan kejuruan dan keterampilan digital. Selain itu, pembangunan sistem informasi mengenai pasar tenaga kerja juga sangat penting, untuk membantu kita mengidentifikasi kebutuhan dan trending. ASEAN juga perlu menegakkan standar dan pemahaman umum terkait lapangan kerja, menciptakan kerangka kerja yang tunggul.”
Agar supaya ASEAN berhasil melakukan transformasi digital dan membangun masa depan digital, banyak pendapat yang menekankan arti pentingnya dukungan dan pos investasi dari para mitra pembangunan di luar kawasan. Dalam pesan video yang dikirimkan ke forum tersebut, Ibu Oh Youngju, Menteri Badan Usaha Kecil dan Menengah dan Startup Republik Korea, menegaskan:
“Sebagai mitra di era revolusi industri ke-4, ASEAN dan Republik Korea harus berupaya menciptakan dan mendorong pengembangan ekosistem, di mana perusahaan startup dari kedua pihak bisa berkembang. Teknologi-teknologi seperti Kecerdasan Buatan (AI), Internet of Things (IoT) dan ide-ide inovatif berdasarkan teknologi mutakhir ini dapat menjadi pendorong utama, turut mempercepat tujuan pembangunan berkelanjutan. Republik Korea selalu berkomitmen untuk memelihara dan membenihkan perusahaan startup tentang teknologi platform dan mendukung kehadirannya di ASEAN.”
Transformasi untuk masa depan digital adalah soal penting untuk mendukung ASEAN di berbagai bidang, mulai dari perdagangan, investasi, bisnis, telekomunikasi, transportasi, media dan sebagainya, dari situ, membantu blok ini menjadi kawasan ekonomi yang mandiri dan berdaya saing tinggi. Pendapat-pendapat yang diajukan pada Forum Masa Depan ASEAN ini akan berkontribusi pada proses merundingkan perjanjian kerangka mengenai digitalisasi perekonomian di kawasan, yang direncanakan akan selesai pada tahun 2025 dan ini akan menjadi fundasi yang kokoh untuk mendorong kerja sama ekonomi digital dalam ASEAN./ .