(VOVWORLD) - Wabah Covid-19 tidak hanya berpengaruh terhadap kehidupan warga, tetapi juga menimbulkan kesulitan terhadap badan usaha. Hasil survei tentang dampak Covid-19 terhadap badan-badan usaha Thailand di Vietnam dari 52 badan usaha anggota Asosiasi badan usaha Thailand di Vietnam (TBA) pada bulan Maret 2020 menunjukkan bahwa rantai pemasokan dan logistik menderita pengaruh yang paling serius, menduduki 21,8%. Hal ini membuat produksi dan omzet badan-badan usaha merosot.
Akan tetapi, badan-badan usaha Thailand selalu menaati ketentuan Pemerintah Vietnam dalam mencegah dan memberantas wabah, menjamin keselamatan pekerja dan mengusahakan pengarahan untuk membantu badan usaha mengatasi “musim Covid”.
Para anggota Kelub badan usaha Thailand di Vietnam Utara dalam perbahasan dengan Duta Besar Thailand tentang situasi produksi dan bisnis selama ini (Foto: Minh Ly / VOV5) |
Meskipun mengalami waktu aktivitas sekitar 13 tahun dan punya pabrik produksi suku cadang mobil dan sepeda motor di Kota Hanoi, tetapi dalam menghadapi dampak Covid-19, Perusahaan Tanggung Jawab dan Terbatas “Thai Summit Interseats Vietnam” juga mengalami banyak kesulitan. Peerapong Bourtone, Wakil Direktur Utama Perusahaan Tanggung Jawab dan Terbatas “Thai Summit Interseats Vietnam”, mengatakan:
“Omzet perusahaan kami menderita pengaruh langsung karena kebijakan pembatasan sosial dari Pemerintah Vietnam. Meskipun Pemerintah Vietnam membolehkan pabrik-pabrik industri beraktivitas secara normal, tetapi pelanggan kami yang adalah para produsen dan perakitan mobil dan sepeda motor ingin mematuhi peraturan Negara Vietnam, jadi mereka menghentikan semua aktivitas perakitan mobil dan sepeda motor. Oleh karena itu, dalam tahapan pelaksanaan pembatasan sosial, kami tidak menerima pesanan. Dari situ, bisa memprakirakan bahwa omzet tahun ini akan merosot sekitar 12%, terbanding dengan tahun lalu”.
Meskipun mengalami kesulitan, tetapi dengan slogan “before we build parts, we build people” (sebelum kami membangun suku cadang, kami membina manusia”, Badan pimpinan Grup Thai Summit dan Perusahaan Tanggung Jawab dan Terbatas “Thai Summit Interseats Vietnam” selalu mempertahankan kebijakan memikirkan pekerja sebaik mungkin, terutama dalam musim wabah ini.
Juga seperti Perusahaan “Thai Summit Interseats Vietnam”, Perusahaan Persero “Siam-vinagolf” yang beraktivitas di bidang bisnis lapangan golf omzetnya juga terkena pengaruh omzetnya. Sementara itu, Perusahaan Persero Grup Phu Thai yang beraktivitas di bidang perdagangan, bisnis, dan distribusi produk-produk konsumsi mengalami masalah yang lain. Adiwat Phaenthat, Wakil Direktur CEO dan Administrasi dari Perusahaan Persero Grup Phu Thai, mengatakan:
“Di antara bermacam jenis komoditas, hanya omzet dari penjualan peralatan listrik yang mengalami kemerosotan karena banyak toko harus tutup pintu. Sedangkan, produk-produk konsumsi lainnya tidak terkena pengaruh karena itu adalah barang yang penting. Produk yang dijual P&G dijual dengan sangat bagus. Akan tetapi, kami juga mengalami masalah ketika mendistribusikan produk kepada toko-toko di seluruh Vietnam Utara karena kebijakan pembatasan sosial antara provinsi-provinsi dan beberapa daerah yang diisolasi. Meski demikian, kami tetap berusaha mengatasinya agar barang dagangan bisa datang ke warga”.
Menghadapi kesulitan-kesulitan ini, selain usaha terus melaksanakan secara baik langkah-langkah mencegah wabah dari Pemerintah Vietnam, banyak badan usaha Thailand telah menetapkan program memangkas biaya, dan mengusahakan kesempatan bisnis barang dagangan atau jasa baru untuk sesuai dengan situasi dan kecenderungan konsumsi pada masa depan. Chinnachote Mo-on, Asisten Wakil Direktur Utama urusan Makerting dan Penjualan dari PRIME, Ketua Kelub Badan Usaha Thailand di Vietnam Utara, mengatakan:
“Para anggota kelub telah membahas pengurangan biaya input atau bagaimana biaya paling menguntungkan, dan membuat rencana mengembangkan bisnis baru, termasuk pola bisnis atau komoditas baru. Grup PRIME kami, selain memasok produk dan jasa di bidang bahan pembangunan, kami juga memproduksi sanitizer untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam situasi sekarang ini yang sangat memperhatikan keselamatan dan kebersihan”.
Wakil Perusahaan Persero PRIME menyampaikan sanitizer kepada Duta Besar Thailand di Vietnam (Foto: Minh Ly / VOV5) |
Chinnachote Mo-on menambahkan bahwa kebijakan Vietnam dalam menuntut penggunaan alat-alat pelindung PPE beserta kebijakan pembatasan sosial, termasuk rekomendasi agar memesiksa suhu badan sebelum masuk ke kantor, telah membantu warga merasa lebih tenang dalam mencegah wabah.
Sekarang, pelaksanaan Instruksi nomor 19 tentang melonggarkan pembatasan sosial, di antaranya membolehkan beberapa bidang produksi beraktivitas kembali merupakan indikasi yang menggembirakan bagi badan-badan usaha dam dan luar negeri, termasuk badan usaha Thailand untuk mengatasi kesulitan setelah waktu mengalami stagnasi akibat Covid-19.