Dubes Indonesia, Ibnu Hadi (pakai peci hitam) dan para umat Islam pada acara buka puasa di masjid Al Noor

Pada pukul 18.45, dalam ruang seluas 400 meter persegi di Masjid Al Noor, di Jalan Hang Luoc nomor 12, lebih dari 200 umat Islam Indonesia dan beberapa negara seperti Malaysia, Brunei Darussalem, Pakistan dan Vietnam sedang bersama-sama melakukan ibadah sholat Magrib, sholat wajib terakhir sepanjang hari bagi setiap orang Muslim. Ruangan ibadah dipisahkan oleh satu tabir penyekat dari kain. Mereka mengenakan pakaian khusus orang Muslim dan melakukan gerak-gerak ibadah menurut bimbingan Imam.

Pada hari-hari bulan Ramadhan, Masjid Al Noor menjadi lebih ramai. Para umat Islam secara permanen datang ke sini untuk beribadah. Khususnya sejak bertahun-tahun ini, Kedutaan Besar dari berbagai negara di Kota Hanoi sering mengadakan acara “Iftar Ramadhan” – acara berbuka puasa setelah berpuasa sepanjang hari, tidak makan, tidak minum. Menurut kebiasaan, pada tahun ini, Kedutaan Besar Indonesia di Hanoi terus mempertahankan tradisi yang baik ini. Duta Besar Indonesia di Vietnam, Ibnu Hadi mengatakan:

“Pada bulan Ramadhan, kita memang melakukan lebih banyak ibadah, berdoa. Selain kita menjalankan ibadah sholat wajib yang lima kali, ini juga ada sholat Tarawih. Saya rasa ini tradisi yang baik, yang sudah dilakukan masjid Al Noor bertahun-tahun ini, di mana semua yang beragama Islam diharapkan bisa berkumpul di masjid satu-satunya di Hanoi dan berbuka puasa”.

Para umat Islam menghadiri acara buka puasa

“Iftar Ramadhan” merupakan acara mengakhiri ibadah puasa sepanjang hari. Ini merupakan acara makan bersama dengan hidangan aneka jenis makanan dan minuman. Setelah sepanjang hari tidak makan dan tidak minum, maka hal ini sangat perlu untuk memberi energi kepada umat Islam. Acara ini dimulai pada pukul 18.30, diawali dengan makan dan minum ringan dahulu seperti buah-buahan dan air minum untuk menstabilkan tubuh. Setelah itu, mereka bersama-sama melakukan sholat “Magrib”. Kemudian dilanjutkan dengan makan malam bersama. Acara “Iftar Ramadhan” diakhiri dengan sholat “Tarawih” pada saat semua orang bersam-sama membaca Qur'an. Yang ikut serta dalam acara “Iftar Ramadhan” ini, ada Ibu Hera Nurlaela dan Ibu Miranti Ratnasari Mia, perempuan warga negara Indonesia mengatakan:

“Saya bersama sama keluarga tinggal di sini sudah 18 tahun. Saya sudah ada lebih dari 10 kali menyambut Bulan Ramadhan di Vietnam. Kesulitannya, karena puasa jatuh pada musim panas, jadi sangat haus dan panas. Tapi kalau puasanya jatuh pada musim dingin lebih enak. Di sini hanya ada satu masjid, tidak besar untuk menyambut seluruh masyarakat Muslim di Hanoi. Tetapi kita sangat bersyukur karena Pemerintah Vietnam sudah menyediakan dan sudah mengizinkan adanya kegiatan keagamaan, di antaranya ada agama Islam di Hanoi.

“Bulan Ramadhan di Kota Hanoi, setiap hari ada acara buka puasa gratis untuk semua yang datang. Saya senang sekali karena pada bulan Ramadhan kita bisa berkumpul setiap harinya. Jika tidak sempat datang ke Masjid, kami buka puasa dan sholat Tarawih di rumah”.

Setelah bulan Ramadhan berakhir, umat Islam Indonesia akan menyambut Hari Idul Fitri. Mereka bisa berlibur dalam waktu satu minggu untuk berkumpul dengan keluarganya dan saling memaafkan baik lahir maupun batin.

Bulan Ramadhan akan berakhir pada awal bulan Juni. Meskipun tinggal jauh dari kampung halaman, tapi para umat Islam Indonesia di Kota Hanoi tetap secara permanen melakukan kewajiban-kewajibannya terhadap Allah. Dan mereka selalu merasa hangat karena bisa bertemu dan bersama-sama melakukan ibadah agama melalui aktivitas yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Indonesia di Kota Hanoi.