(VOVWORLD) - Saudara Vannalet Vetdavong, berusia 48 tahun, tetapi telah memberikan dedikasi kepada seni wayang golek Laos selama lebih dari 30 tahun ini. Lahir dan dibesarkan di satu keluarga yang tidak berkecimpung di bidang kesenian, tetapi pada usia 17 tahun, dia telah masuk Rombongan Wayang Golek Nasional Laos hingga sekarang. Tidak hanya adalah seorang dalang yang berbakat, saudara Vannalet juga bisa membuat wayang dan melakukan penelitian tentang wayang golek Laos.
Saudara Vannalet memainkan wayang golek (Foto: vovworld.vn) |
Saya menemui saudara Vannalet ketika dia sedang membuat persiapan bagi Festival Wayang Golek Internasional ke-5 di Kota Ha Noi. Dia sedang dengan seksama menyambungkan sendi tangan dan kaki wayang dari kawat baja dengan butuh dan kepala wayang golek. Dia memberitahukan bahwa kawat baja kecil yang dikaitkan di sendi tangan dan kaki cukup sederhana, mudah dicari, tapi membantu aktivitas wayang menjadi hidup. Khususnya bagi wayang “petani” ini harus ada dua dalang. Saudara Vannalet bertugas memainkan gerak-gerik kaki dan kepala wayang. Ini merupakan salah satu di antara 60 wayang yang muncul dalam lakon dan merupakan karya yang dia ciptakan. Saudara Vannalet mengatakan: “Untuk membuat tubuh wayang golek ini, pertama harus mencari bubu-bubu ikan yang senantiasa digunakan oleh kaum tani Laos. Yang besar dibuat menjadi tubuh dan yang kecil dibuat menjadi kepala. Rambut wayang dibuat dari batang pohon pisang yang dikeringkan. Kaki dan tangan wayang golek dibuat dari kayu yang kecil dan saling disambungkan dengan kawat baja, tangannya juga seperti itu dan diikat dengan tali batang pohon pisang kering. Benda-benda untuk membuat wayang golek sederhana, tapi harus dipasang sedemikian rupa sehingga wayang golek lembik, mudah dikendalikan dan harus punya sifat artistik”.
Sejak masa kanak-kanak, saudara Vannalet telah gandrung dengan kesenian. Dia mengikuti kejuruan tarian folklor di Sekolah Kesenian dan Musik Laos, tetapi tidak menjadi penari. Dia menggemari seni wayang golek sejak melakukan kontak pertama karena dalam seni wayang golek memerlukan banyak teknik dari seorang penari. Tetapi yang paling menarik saudara Vannalet itu bagaimana memainkan wayang golek agar punya jiwa.
Selain melakukan pertunjukan wayang golek di festival-festival internasional dan melayani kebutuhan sekolahan di seluruh negeri, dia juga adalah orang yang meneliti dan mencari tahu tentang seni wayang golek tradisional Laos. “Saya dan beberapa anggota rombongan mencari tahu tentang wayang Itok di Luangprabang, ini merupakan pusaka nasional Laos. Ragam wayang golek ini sudah ada sejak zaman Lao Langxang (Jutaan gajah), tetapi sekarang telah punah. Ini merupakan satu bentuk wayang golek untuk melayani raja dan hulubalang, sebelum melakukan pertunjukan harus mengadakan acara memuja dewa, kalau tidak melakukan secara tepat langkah-langkah seperti itu, para seniman-seniwati tidak berani melakukan pertunjukan”.
Para pendengar baru saja mendengarkan musik mengawalli lakon “Suara desaku”, ini merupakan ide yang disarankan oleh saudana Vannalet. Dia adalah salah seorang di antara 17 anggota Rombongan Wayang Golek Nasional Laos dan mendapat peluang untuk melakukan pertunjukan di banyak daerah dan banyak negeri di dunia. Dia menganggap ini sebagai peluang untuk belajar dan mencari tahu tentang seni wayang golek di dunia dan juga merupakan kesempatan untuk menyosialisasikan wayang golek Laos dan kebudayaan Laos ke dunia. “Saya dapat melakukan pertunjukan di banyak negara di dunia, baik negara-negara ASEAN, negara-negara Asia maupun neara-negara Eropa. Ketika melakukan pertunjukan di negara-negara yang dulu belum saya kenal tentang warna benderanya, tetapi ketika melihat bendera Laos berkibat-kibat saya merasa sangat bangga. Para penonton dan seniman rombangan sahabat juga sangat senang karena mereka belum pernah mendengarkan nama negeri Laos, belum mengetahui Laos terletak di mana di peta dunia, tapi mereka sangat terkesan terhadap seni wayang golek Laos”.
Bagi para seniman-seniwati muda dalam Rombongan Wayang Golek Nasional Laos, saudara Vannalet adalah seorang rekan sekaligus seorang guru. Dia memberikan bimbingan tentang cara berlatih jasmani dan cara melakukan pertunjukan di panggung dan lain-lain. Saudari Chanxamon, seorang rekan dari saudara Vannalet memberitahukan: “Sebelum memainkan wayang golek, kami harus berlatih gerak-gerik tubuh agar tubuh tidak kaku dan luwes, sehingga wayang golek baru punya jiwa. Saudara Vannalet mengajarkan banyak teknik tubuh kepada kami. Kami juga senantiasa mendapat bimbingan dari dia tentang cara mengendalikan wayang golek”.
Dengan kemampuan memainkan wayang golek secara luwes, saudara Vannalet telah mencapai gelar dalang yang terkemuka. Dia juga memberitahukan bahwa ini merupakan dorongan semangat sangat besar bagi dia untuk terus berupaya lebih lanjut lagi dalam usahanya.