(VOVworld) - Untuk pertama kalinya, kira-kira 300 orang anak yang berasal dari 7 negara ASEAN yaitu Indonesia, Laos, Thailand, Singapura, Filipina, Malaysia dan Vietnam telah berkumpul di ibukota Hanoi untuk menghadiri Festival Anak-Anak ASEAN-tahun 2016. Semua anak yang berusia dari 5-15 tahun, dengan mengatasi rintangan kebudayaan dan bahasa bersama-sama berpartisipasi pada banyak aktivitas yang bermanfaat dalam Festival dengan tema: “Satu visi, satu identitas, satu komunitas”. Ini merupakan ide yang dicetuskan dan diselenggarakan oleh Vietnam. Aksentuasi Festival ini ialah malam Gala kesenian diadakan bertepatan dengan tanggal 1 Juni malam-Hari Anak-Anak Internasional.
Festival anak-anak ASEAN 2016
(Foto :vtv.vn)
Lagu "Festival anak-anak dunia" yang dinyanikan oleh Juara The Voice Kid Vietnam 2015
Pada pukul 8.00 malam, di pentas studio Televisi Vietnam yang dihias dengan cermat, kamera dengan lampu-lampu Led yang memutar gambar bendera negara-negara ASEAN. Juara “The Voice Kid Vietnam-2015”, Hong Minh menyanyikan lagu dengan judul: “Festival Anak-anak Dunia” beserta ansambel paduan suara Pusat Budaya Ba Dinh. Pada latar belakang musik, anak-anak dari negara-negara ASEAN dengan bergiliran muncul di panggung dalam pakaian tradisional yang berkilau-kilau dengan bendera-bendera nasional di tangan mereka dalam acara unjuk muka di hadapan para penonon. Para “seniman cilik” sudah siap untuk Festival ini.
"Rasa sasa sangat takut dan nervous. Tarian ini dilatih selama sebulan lebih. Tetapi tarian ini kami cepat tangkap dan dapat mempersembahkan kepada orang."
Zainee-15 tahun yang berasal dari Singapura dalam pakaian kuning yang berkilau-kilau sedang menunggu gilirannya. Enam orang anak Singapura membawa tarian kipas kepada Festival ini dengan tema: “Melting pot of nation” dengan gerak-gerak yang sangat lincah pada latar belakang musik yang menggembirakan. Ini merupakan acara pertunjukan yang teliti di aspek ide, aransemen dan pakaian. Zainee juga memberitahukan: "Tarian ini bergabungan dengan Tarian Tradisional Singapura dan tarian India, Malayu dan Cina yang kami tidak pernah belajar selama ini. Kami selalu belajar tarian Hip hop dan New Style aja. Tarian ini tidak sulit tetapi kalau kamu tidak berfokus akan menjadi susah paya karena ada banyak pergerakan dalam tarian ini."
Setiap acara tarian memuat satu aspek sendiri. Para seniman cilik yang berasal dari negeri pagoda emas Thailand telah membawa kepada festival ini tarian “Lam Vong” tradisional. Dalam pakaian kuning kerajaan, dengan mengenakan sarong, kepalanya yang mengenakan topi-topi kuning yang tampak aneh, para seniman cilik dengan gerak-gerak yang luwesmenarik menurut irama-irama yang beralun-alun.
Tarian Champa yang ditunjukkan anak-anak DPR Laos
(Foto : vtv.vn)
Tidak kalah dengan tarian lam vong Thailand, para seniman cilik yang berasal dari Laos dengan wajah kekanak-kanakan, dengan mata yang bersinar jernih, suara nyanyi yang naik tinggi dan tangan yang luwes telah menaklukkan hati para penonton. Tarian Cham Pa yang didemonstrasikan oleh seniman cilik dari Pusat Budaya Anak-Anak, Kementerian Kebudayaan Laos telah membuat para pononton membayangkan tangkai-tangkai bunga Cham Pa yang indah. Chinlavanh Phounvichith - anak utama yang menyanyikan lagu dalam tim anak-anak Laos memberitahukan: “Tim Laos kami mendemonstrasikan tarian dan menyanyikan lagu Bunga Cham Pa. Acara kami ini telah melakukan latihan selama 2-3 pekan sebelumnya. Di rumah, saya banyak berlatih supaya ada suara yang lebih sehat”.
Tarian Garuda Ngapak dari Indonesia
(Foto :Vtv.vn)
Para penonton seperti mengalami dari satu keheranan ke keheranan lain ketika “5 burung garuda” yang berasal dari negeri ribuan pulau Indonesia muncul di panggung. Dalam pakaian hitam dan kuning yang tampak ganji, kepalanya yang mengenakan topi tinggi dan panjang berbulu dan pakaian-pakaian merah yang mengesankan, para seniman cilik memanifestasikan gerak-gerak tarian dengan diiringi musik lagu: “burung Garuda mengepak” seperti para seniman profesional. Ibu Neni Suryani, Direktor Pusat Budaya Sanggar Seni & Rias Citra memberitahukan bahwa acara ini telah memperoleh banyak hadiah dari dalam dan luar negeri: "Kami dari Sanggar Seni Citra Budaya Bogor, Jawa barat, Indonesia. Kami ke Vietnam membawa dua tarian : Jaipongan dan Garuda Ngapak. Semua rombongan kami 12 orang terdiri dari 9 penari dan 3 officer. Untuk festival ini manfaatnya banyak sekali: bertemu dengan anak-anak sebayanya, dan melihat kebudayaan-kebudayaan. Saya berharap setiap tahun selalu diadakan acara ini karena memang mempererat persaudaraan. Karena ini untuk pertama diadakan Festival anak-anak ASEAN di Vietnam, persiapannya cukup baik cukup bagus untuk tahap awal."
Di sela-sela acara-acara pertunjukan asing ialah acara pertunjuan yang dilakukan negeri tuan rumah Vietnam. Semua acara pertunjukan ini membawa nafas tradisional Tanah Air seperti lagu rakyat “Si Cuoi ” yang didemonstrasikan oleh ansambel paduan suara 75 anak-anak dari Vin School 1 dan tarian yang unik: “Membelah kayu membuat kapal”. Dengan barisan seniman cilik yang kuat, negeri tuan rumah Vietnam telah memberikan kesan-kesan yang baik di kalangan anak-anak internasional. Chinlavanh Phounvichith - anak utama yang menyanyikan lagu dalam tim anak-anak Laos memberitahukan: “Saya telah melihat semua acara-acara pertujukan yang didemonstrasikan oleh anak-anak, tapi yang paling saya sukai ialah acara pertunjukan dari para seniman cilik Vietnam karena mereka bernyanyi sangat bagus, suara mereka jernih dan musik-nya sangat unik”.
“Satu visi, satu identitas, satu komunitas”.
(Foto : vtv.vn)
Malam Gala kesenian berakhir dengan lagu: “A song of peace” yang dibawakan oleh anak-anak dari 7 negara peserta Festival ini. Lagu ini bicara tentang perasaan cinta terhadap Tanah Air, perdamaian, kebebasan, keakraban dan kombinasi antara negara-negara ASEAN. Ini juga merupakan lagu yang diputar oleh Televisi dalam program MV (musik Vietnam) untuk menyampaikan secara lebih jelas pesan tentang rumah bersama ASEAN “Satu visi, satu identitas, satu komunitas”.
Dalam rangka Festival Anak-Anak tahun 2016 yang berlangsung dari 28 Mei sampai 2 Juni ini di Hanoi, ibukota Vietnam, anak-anak ASEAN juga berpartisipasi pada banyak aktivitas yang bermanfaat seperti mengunjungi banyak tempat wisata terkenal di kota Hanoi, mengalami bentuk wisata: “homestay” dan melihat wayang golek air. Marilah saudara-saudara mengakses Website:
http://http//vovworld.vn/id-ID/Reportase-Foto/Festival-AnakAnak-ASEAN-2016/441771.vov untuk melihat Reportase Foto tentang Festival ini.