Film: “The heart attack” mulai diputar di kota Hanoi dari 23/10 dan sedang terus diputar di kota-kota besar di Vietnam. Film ini juga diputar di Laos, Kamboja, Myanmar, Indonesia dan Singapura serta akan diputar di semua negara ASEAN
(VOVworld) - Sekarang, di negeri pagoda emas, kaum freelance (atau disebut kaum pekerja mandiri) semakin banyak. Hal ini bertolak dari fikiran dari satu bagian kalangan muda Thailand yang suka bekerja mandiri, jadi tidak minta pekerjaan di perusahaan-perusahaan. Namun, mata pencaharian kadang-kadang sangat susah karena harus mengontrol sendiri semua pekerjaan. Semua hal ini dimanifestasikan secara relatif utuh melalui tokoh Yoon dalam film dengan judul: “The heart attack atau serangan jantung”ciptaan sutradara Nawapol Thamrongrattanarit yang diputar di kota Hanoi. Film ini berdasarkan pada cerita yang benar-benar ada dari sutradara tersebut yang sekaligus adalah seorang pekerja mandiri dan para sahabat pekerja mandiri.
Jumpa pers tentang film tersebut
(Foto : VOV)
Film ini diawali dengan peringatan Kementerian Kesehatan Thailand: Semua orang sebaiknya tidur sedikitnya 7-8 jam per hari. Ketika layar ganti adekan menjadi dua bagian: Yoon-30 tahun, seorang pekerja mandiri sebagai perancang grafika sedang berada dalam keadaan seperti bergantung di awang-awang. Sekujur badan-nya di dalam bagian gelap, hanya muncul separo mukanya. Bagian terang sisanya terfokus pada meja kerja Yoon. Di atas meja itu, layar komputer tetap menyala dengan gambar gadis model yang sedang belum dia edit, jam menunjuk pukul 4.31 pagi dan telepon berdering. Yoon bangun datang ke meja, tangan kiri mengendalikan tuts komputer dan tangan kanan menyesuaikan pena teknis, matanya tertuju ke layar komputer sampai saat Je, rekan Yoon mendesak untuk memberikan gambar. Sudah tiga malam tidak tidur, hanya ada 4 jam lagi untuk menyempurnakan 7 gambar guna disampaikan kepada pelanggan menurut kontrak. Sunny Suwanmethanont, bintang film Thailand yang memainkan peran Yoon memberitahukan: “Di Thailand, ada jenis mata pencaharian: pekerja mandiri dan bekerja di perusahaan-perusahaan. Hal ini sebagian bergantung pada situasi keluarga. Ada keluarga yang menganggap bahwa sebaiknya minta pekerjaan dulu agar terjamin, kemudian berangsur-angsur akan berhasil berkembang. Tapi juga ada orang yang punya kepercayaan pada dirinya sendiri pada mata pencaharian yang bisa dilakukan. Orang-orang itu adalah kaum pekerja mandiri. Saya sendiri juga adalah seorang pekerja mandiri”.
Poster film tersebut
(Foto :VOV)
Jadwal kerja dari seorang pekerja mandiri seperti Yoon biasanya padat. Oleh karena itu, di manapun, di pagoda, di kamar tunggu rumah sakit, atau di ruang senam, benda yang tidak pernah berpisah dari dia ialah komputer yang mengkonektivitaskan dengan jaringan internet untuk siap siaga bekerja pada setiap saat. Bahkan agar terpusat secara maksimal pada kanwas gambar,Yoon mengenakan satu kain ikat kepala dan komputer untuk bebas bekerja. Ketika mengalami alergi kulit, muncul bintik-bintik merah di sekujur badan karena bekerja lewah tenaga dan tidak bisa tidur terus-menerus, Yoon juga tidak makan obat kerena takut akan pengaruh sampingan yang bisa menimbulkan gejala mengantuk. Justru karena terlalu banyak bekerja seperti itu, penyakit alergi kulit dari Yoon semakin serius.
Sampai pada klimaksnya, pada sesuatu hari, Yoon mendapatkan kontrak mengedit foto artistik untuk berpartisipasi pada pameran di kota New York dengan uang honorarium dan mendapat peluang berkunjung ke Amerika Serikat. Namun, Yoon harus menyelesaikan sendiri pekerjaan dalam waktu 2 pekan.Untuk bisa melakukan hal ini, Yoon telah harus bergadang bermalam-malam terus-menerus. Dengan tidak menggubris nasehat rekannya Je dan kesehatan-nya yang merosot tak tertahankan, Yoon tetap berupaya menyelesaikan pekerjaan ini.
Sampai hari ke-9, mata Yoon merah, penuh bintik-bintik merah di sekujur badan. Sampai hari ke-12 terus-menerus, tidak tidur dan daya tubuhnya habis, Yoon mengeluarkan air kencing darah. Dia melangkah seperti tubuh tak berjiwa di kamar yang penuh dengan kalengan kopi, coca-cola dan bungkusan fast-food. Tetap masih ada foto lagi yang harus diselesaikan, tapi Yoon sudah tidak tahan lagi dan jatuh tersungkur di kamarnya. Bisa dikatakan bahwa ini merupakan satu adekan yang menimbulkan rasa haru kuat terhadap para penonton di bioskop.
“Adekan yang membuat saya paling terkesan ialah Yoon jatuh tersungkur setelah bekerja terus-menerus dan berjangka panjang, tanpa tidur selama 12 hari. Pada saat itu merasa saya sangat khawatir, tidak tahu apakah Yoon mati atau tidak”.
“Saya merasa paling terkesan akan adekan Yoo jatuh tersunggur dan berfikir tentang kehidupan di sekitaranya. Justru hal ini telah membangkitkan semangat, sehingga membuat dia tidak matil. Saya menyukai cara kerjanya yaitu mengerjakan apa saja harus sampai selesai”.
Film ini berakhir di tengah-tengah suara tepukan tangan para penonton. Yoon datang menemui dokter Imm. Dari situ, cerita tentang seorang pekerja mandiri telah lepas dari kerangka pekerjaan yang menegangkan sampai menyesakkan nafas, bersamaan itu membuka satu arah yang baru, lebih manusiawi dan lebih dekat dengan kehidupan. Anda tahu apa itu? Datanglah menonton film: “The heart attack” untuk bisa merasakan sendiri pengalaman yang lebih mendalam dan punya jawaban untuk dirinya sendiri.