Kamboja Bersedia Terbang Tinggi bersama dengan perjanjian RCEP

(VOVWORLD) - Setelah delapan tahun aktif melakukan perundingan, mengatasi banyak perbedaan dan tantangan, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) telah resmi ditandatangani oleh 10 negara ASEAN dan lima negara mitra di luar kawasan dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-37 yang baru-baru ini diadakan di Kota Hanoi, Vietnam. Ini sungguh-sungguh merupakan satu prestasi besar, turut menetapkan satu kawasan perdagangan bebas dengan skala terbesar di dunia, memberikan kepentingan kepada semua negara anggotanya.
Kamboja Bersedia Terbang Tinggi bersama dengan perjanjian RCEP - ảnh 1Kamboja bersedia terbang tinggi bersama dengan perjanjian RCEP (Foto: VOV)

Perjanjian RCEP dinilai sebagai perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia, dengan pasar sekitar 2,2 miliar orang, menduduki 30 persen GDP dan 28 persen pertukaran dagang global. Penandatanganan Perjanjian RCEP dinilai oleh opini publik pers dan akademisi di Kamboja akan mengubah kuat arus perdagangan dan investasi di kawasan, mendorong rantai pasokan internal kawasan, menciptakan motivasi penting untuk membantu proses pengembangan sosial-ekonomi dan lingkungan yang berkesinambungan, memainkan peran sebagai katalisator dalam pertumbuhan ekonomi, memperbaiki kehidupan dan mata pencaharian warga di kawasan, serta turut memulihkan perekonomian-perekonomian pasca krisis karena pandemi Covid-19.

Chheng Kimlong, Wakil Ketua Institut Visi Asia (AVI) Kamboja menilai bahwa partisipasi Kamboja dalam perjanjian RCEP memberikan banyak peluang baru untuk negaranya, seperti: memperluas pasar-pasar ekspor yang belum pernah dimanfaatkan, memperkuat penyerapan investasi asing dan mempunyai peluang yang lebih besar untuk mengupgrade fondasi ekonomi dan dasar pertumbuhan ekonomi nasional. Kamboja akan harus melakukan restrukturisasi pasar ekspor, mendiversififkasi produk, meningkatkan daya saing produk dan jasa di pasar domestik serta untuk diekspor. Perjanjian RCEP juga menciptakan kondisi bagi Kamboja untuk terus melaksanakan kebijakan buka pintu, menyerap sumber modal investasi dan teknologi intra kawasan guna menciptakan fondasi bagi pengembangan ekonomi. Chheng Kimlong mengatakan:

“Penandatanganan Perjanjian RCEP akan memberikan banyak kepentingan besar kepada Kamboja. Pertama-tama ialah memperluas pasar. Khususnya, ketika dilaksanakan, perjanjian ini merupakan satu kerangka hukum untuk melindungi hak yang adil Kamboja serta negara-negara kecil lainnya terhadap para mitra yang lebih besar”.

Mey Kalyan, Ketua Institut Pengembangan Sumber Daya Kamboja (CDRI) mengatakan bahwa sebagai satu warga negara Kamboja, ia sangat gembira dan percaya bahwa Perjanjian RCEP akan mendorong pengembangan kawasan pasca Covid-19. RCEP pasti akan mempunyai makna penting pada saat perekonomian global tengah tidak seimbang karena pandemi dan proteksionisme. Dengan latar belakang sekarang, perjanjian RCEP akan memberikan banyak peluang kepada Kamboja untuk mendorong nilai perdagangan dengan negara-negara anggotanya, di segi lain Kamboja pun harus lebih berupaya untuk menguasai peluang ini.

Kamboja Bersedia Terbang Tinggi bersama dengan perjanjian RCEP - ảnh 2 Penandatanganan perjanjian RCEP (Foto: VOV)

Dengan pandangan yang sama, Pho Vy, wartawan ekonomi dari Radio dan Televisi Apsara menilai: Perjanjian RCEP memberikan banyak kepentingan kepada Kamboja, tetapi juga ada halangan yang harus diatasi Kamboja. Ia mengatakan:

“Bersama dengan kepentingan-kepentingan yang sangat besar, perjanjian RCEP juga membuat Kamboja menghadapi banyak kesulitan. Yang pertama ialah sumber daya manusia. Apakah Kamboja sudah mempersiapkan sumber daya manusia untuk siap memenuhi kebutuhan lapangan untuk waktu mendatang atau tidak? Yang kedua ialah pasar ekspor-impor. Kamboja perlu menyeimbangkan pasar ekspor dan impor”.

Perjanjian RCEP diawali dari 11/2012 di Phnom Penh ketika Kamboja menjadi negara Ketua bergilir ASEAN dengan harapan menciptakan satu ruang perdagangan bebas dan investasi terbuka antara 10 negara anggota ASEAN dan perekonomian-perekonomian berkembang di kawasan. Beberapa penelitian memprediksi bahwa setelah RCEP menjadi efektif, maka akan membantu nilai ekspor Kamboja meningkat 7,3% setiap tahun, investasi langsung asing meningkat 23,4% dan GDP meningkat sekitar 2%.

Komentar

Yang lain