(VOVWORLD) - Para pedengar, dianggap sebagai salah satu komunitas yang besar dan kuat dengan jumlah orang Vietnam terbanyak, hingga saat ini komunitas orang Vietnam di Laos telah banyak memberikan kontribusi bagi kampung halaman sendiri serta negara setempat seperti: menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal, membangun infrastruktur, rumah sakit, sekolahan, memberikan kontribusi pada APBN Laos, serta mendukung peralatan medis ketika wabah terjadi. Selain itu, komunitas Vietnam di Laos selalu menjaga ciri budaya, adat istiadat, dan kebajikan dengan penuh kasih sayang membantu orang-orang yang menjumpai kesulitan, tidak hanya orang Vietnam yang tinggal dan bekerja di Laos, tetapi juga warga Laos saja.
Komunitas orang Vietnam di Laos yang terbentuk hingga saat ini adalah generasi ke-5, ke-6 dan merupakan salah satu komunitas perantau terbesar di Laos, diperkirakan mencapai 100.000 orang, dengan tradisi patriotisme, solidaritas, dan menjaga identitas bangsa, mempunyai hubungan yang baik dengan pemerintahan dan rakyat setempat, secara serius mematuhi hukum negara Laos, memberikan banyak kontribusi kepada Laos pada periode perang serta dalam pembangunan dan pembelaan tanah air kedua negara Laos - Vietnam.
Upadyaya Thich Minh Quang dan para biksu-biksuni membaca salawat sebelum makanan. Foto: VOV |
Selain kontribusi yang praktis bagi tanah air dan negara setempat, komunitas orang Vietnam di Laos pada umumnya dan umat Buddha Vietnam di Laos pada khususnya juga melakukan banyak kegiatan bermakna, yaitu membantu orang miskin, orang yang menjumpai kesulitan atau merawat para pasien penyakit jiwa.
Selama tiga tahun ini, setiap hari Minggu, tanpa pedulikan hujan atau panas, di bawah bimbingan Upadyaya Thich Minh Quang, Pendeta Pengurus Pagoda Phat Tich di Vientiane Laos, para umat Buddha secara permanen menyiapkan makanan amal untuk diberikan kepada orang-orang yang menjumpai kesulitan dan malang nasibnya di Pusat Perlindungan Sosial Ibu Kota Vientiane. Berbagi tentang kegiatan amal yang bermakna ini, Upadyaya Thich Minh Quang berkata:
“Tiga tahun lalu, dalam kunjungan amal di pusat ini, kami bertemu dengan mereka dalam waktu makan. Makanan tidak enak dan banyak,, setiap orang hanya mendapat segenggam kecil nasi ketan dengan semangkuk air kuah. Kemudian, Badan Amal Pagoda memberikan hati, meskipun tidak bisa memasak banyak, tetapi berupaya setiap hari Minggu akan memasak makanan untuk memperbaiki kehidupan mereka."
Banyak kegembiaraan menerima pembagian. |
Menurut Bapak Soukvandaphone – Pejabat tetap Pusat Perlindungan Sosial Ibukota Vientiane, saat ini pusat tersebut tengah merawat lebih dari 250 orang yang menjumpai kesulitan. Karena anggaran masih terbatas, maka gizi dalam makanan di pusat tersebut belum terjamin. Oleh karena itu, dukungan umat Buddha Vietnam terhadap para orang yang menjumpai kesulitan mendapat dukungan pusat tersebut, makanannya hanya hidangan sederhana seperti nasi goreng, roti, susu, minuman ringan tetapi di dalamnya terkandung kasih sayang, keberbagian dan simpati dari umat Buddha. Bapak Soukvandaphone mengatakan:
“Setiap Minggu, para biksu dan umat Buddha memasak nasi untuk dibagikan kepada orang-orang yang menjumpai kesulitan di pusat kami. Hidangannya sangat beragam, selalu berganti dari minggu ke minggu dan penuh dengan nutrisi. Ini bukan hanya merupakan pekerjaan yang datang dari hati rasa manusiawi umat Buddha Vietnam, tetapi juga bersifat manusiawi dan etis untuk membantu umat manusia. Kami sangat menghargainya".
Selama bertahun-tahun ini, komunitas orang Vietnam di Laos pada umumnya dan umat Buddha pada khususnya telah melakukan banyak kegiatan sukarela yang tidak hanya berkiblat ke kampung halamannya, tetapi juga berkontribusi untuk negara setempat. Semangat itu akan terus lebih dikembangkan, agar semakin banyak situasi kesulitan dan kehidupan yang malang nasibnya mendapatkan bantuan, melalui itu turut memperindah budaya warga Vietnam di negara Trieu Voi (negara jutaan gajah), serta memupuk persahabatan yang istimewa di antara kedua negara Vietnam dan Laos./.