(VOVWORLD) -Sebagai negara dengan tingkat inflasi tertinggi di Asia Tenggara pada kuartal pertama tahun 2023, persentase inflasi di Laos tercatat lebih dari 40%. Salah penyebab yang mengakibatkan persentase inflasi naik tinggi yalah persentase impor barang belum menjamin stabilitas ekonomi makro. Pemerintah Laos telah membahas pelaksanaan dan pendorongan industri pengolahan untuk melayani konsumsi domestik dan ekspor.
Kebun dari petani Laos |
Kementerian Pertanian dan Kehutanan Laos telah menetapkan target setiap tahun nilai ekspor barang dari penanaman Laos mencapai sekitar 1,1 miliar USD dan nilai ekspor barang dari peternakan mencapai sekitar 100 juta USD, dengan fokus pada tanaman berbagai ragam pohon, peternakan unggulan dan ada pasar. Pada Persidangan ke-4 Parlemen Laos Angkatan IX, Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone telah mengesahkan Laporan proses program nasional untuk mengatasi kesulitan ekonomi dan keuangan pada periode 2021-2023, diantaranya memperhatikan produksi pertanian dengan produktivitas tinggi untuk menggantikan barang impor.
“Perlu mendorong produksi dalam negeri untuk menggantikan barang impor. Perlu memperkuat budidaya dan tanaman, menjamin output barang, memperhatikan produksi dan pengolahan yang terkait dengan pasar konsumsi aktual. Perlu memperhatikan layanan, koordinasi, dan pertukaran antara sektor publik dan swasta. Berfokus memperkuat investasi pada peningkatan investasi di bidang infrastruktur, memproduksi pupuk, pakan ternak, pusat pembibitan tanaman dan hewan, serta sistem gudang dan pekarangan.”
Pada tahun 2022 lebih banyak basis produksi pertanian telah dibentuk, terutama volume beras sudah melebihi jatah tahunan lebih dari 3 juta ton, hasil produksi pakan ternak sudah mencapai 300.000 ton. Selain itu, banyak peternakan dan pabrik yang memproduksi pupuk hayati dibentuk baru sehingga berkontribusi pada penurunan nilai impor sebanyak lebih dari 9 juta USD dibandingkan tahun 2021. Itu baru angka awal produksi dalam negeri, untuk melakukan perubahan mendasar yaitu mengurangi impor hasil pertanian sehingga menurunkan inflasi. Laos membutuhkan langkah yang lebih gigih lagi.
Sekarang ini di seluruh negeri Laos terdapat sekitar 4.784 Kelompok produksi pertanian, 26 Koperasi, 8 Asosiasi dan jaringan petani yang memproduksi produk pertanian untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor, khususnya berupaya mencapai target ekspor hasil pertanian mencapai 1,2 miliar USD per tahun. Target-target kongkret yang ditetapkan Laos pada tahun 2023 antara lain: ekspor kopi mencapai 500.000 ton; ekspor jagung mencapai total hasil ekspor 1,8 juta ton...
Untuk meningkatkan efisiensi produksi pertanian dan membatasi impor, berbagai kementerian, instansi dan cabang yang terkait perlu memperkuat sosialisasi dan bimbingan kepada warga Laos tentang cara tanam dan produksi barang agar mencapai efiensi tertinggi. Warga Laos berharap pemerintah untuk bergandengan tangan dengan warga dalam pelatihan:
“Warga yang kurang ilmu, kurang paham maka menginginkan agar para ahli turun untuk mensosialisasikan ilmu bagaimana menanam dan memupuk sayuran untuk menjamin kualitas, tidak menggunakan banyak pupuk dan bahan kimia, menyebarkan pengetahuan tentang pupuk organik agar menjamin kesehatan petani dan konsumen.
“Sejalan dengan investasi dalam sistem irigasi, pembangunan jalan pedesaan juga perlu dilakukan. Melakukan kedua hal ini secara paralel akan membantu warga memproduksi barang dan kemudian ditransportasi untuk dikonsumsi dengan mudah.
Dari bimbingan yang kuat dan tegas dari Pemerintah, berbagai kementerian dan instansi Laos yang terkait diharapkan akan mencapai target produksi pertanian pada tahun 2023. Persentase inflasi akan turun, turut menstabilkan ekonomi makro dan menjamin kehidupan masyarakat.