(VOVwold) - Mata Kuliah Studi Asia Tenggara lahir di Institut Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora dari Universitas Nasional Hanoi pada tahun 1997 dengan tujuan mendidik magister tentang Asia Tenggara. Dalam proses terbentuk dan berkembangnya, studi Asia Tenggara telah turut memasok sumber daya manusia untuk mengabdi proses integrasi regional yang semakin kuat dari Tanah Air.
Profesor, Doktor Mai Ngoc Chu, Kepala Mata Kuliah Studi Asia Tenggara memberitahukan: Mata Kuliah Studi Asia Tenggara memberikan kepada para pelajar tentang pengetahuan umum ilmu pengetahuan sosial dan humaniora serta ilmu ketimuran serta pengetahuan dasar, sistimatis, modern dan mutakhir tentang Asia Tenggara yang meliputi masalah sejarah, masalah modern, masalah-masalah umum seperti sejarah, ekonomi, politik, kebudayaan di kawasan, hubungan-hubungan internasional dan regional, organisasi ASEAN dan masalah-masalah yang bersangkutan dengan Vietnam.
Pada permulaannya, studi Asia Tenggara hanya punya program sarjana, sesudah itu, dari tahun 2000 membuka program tingkat magister bidang studi Asia Tenggara. Dari tahun 2007, melaksanakan program doktoral. Dalam proses pendidikan,mata kuliah studi Asia Tenggara telah mengundang para dosen dari fakultas studi Internasional, fakultas sejarah dari universitas ini, dari Institut Ekonomi dan Politik Dunia, Institut Agama. Selain itu, studi Asia Tenggara juga melakukan konektivitas dengan Institut Penelitian Asia Tenggara dari Akademi Ilmu Pengetahuan Sosial Vietnam untuk program S2 dan S3: Mempromotori pembuatan skripsi S1, S2 dan S3 di bidang ini.
Para dosen Institut Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora dari
Universitas Nasional Hanoi.
(Foto: www.hcmussh.edu.vn)
Para dosen studi Asia Tenggara berpartisipasi pada program pertukaran dosen dengan beberapa universitas di Asia Tenggara seperti Universitas Malaya, Universitas Nasional Malaysia, Universitas Nasional Singapura, beberapa Universitas di Thailand seperti Chulalongkorn, Thammasat, Burapha dan Universitas Nasional Laos serta universitas Kerajaan Kamboja. Program pertukaran mahasiswa juga merupakan salah satu diantara prioritas-prioritas Studi Asia Tenggara. Profesor, Doktor Mai Ngoc Chu memberitahukan: “
Dalam program tentang Thailand dalam studi Asia Tenggara, setelah lulus tingkat sarjana di Studi Asia Tenggara, ada banyak mahasiswa kami telah belajar di tingkat S2 dan S3 di Thailand. Saban tahun, kami mengirimkan mahasiswa studi Asia Tenggara melakukan praktek di beberapa Universitas di Thailand untuk melakukan temu pertukaran. Sekarang, juga membuka program yaitu bekerjasama tukar menukar mahasiswa dengan Universitas Nasional Singapura”.
Selain itu, Kepala Studi Asia Tenggara sedang melakukan koordinasi dengan beberapa universitas di kawasan ASEAN menyusun program bersama tentang studi Asia Tenggara untuk seluruh kawasan. Profesor, Doktor Mai Ngoc Chu juga memberitahukan: “Sekarang, kami dan beberapa universitas di Malaysia, Thailand dan Laos sedang membuat satu program bersama tentang studi Asia Tenggara untuk seluruh kawasan ASEAN dan memberikan kuliah dengan bahasa Inggeris dan bahasa setempat. Kami mengakui nilai-nilai yang dicapai mahasiswa pada studi ini di beberapa perguruan tinggi dari negara-negara lain untuk membentuk jaringan pendidikan bersama di kawasan Asia Tenggara. Kami mulai mengawali pekerjaan ini. Kami fikir itu adalah cara menciptakan konektivitas”.
Mahasiswa studi Asia Tenggara setelah lulus punya kemampuan menggunakan bahasa Inggeris dan satu bahasa di kawasan seperti Thailand, Malayu, bersamaan itu menguasai metode penelitian tentang kawasan dan teknik komunikasi internasional. Dalam menghadapi kecenderungan integrasi kawasan yang semakin berkembang kuat sekarang ini, studi Asia Tenggara telah menyerap banyak mahasiswa. Doan Hoang An, mahasiswa Kelas QH2009- K54 memberitahukan: “Saya sangat memperhatikan studi Asia Tenggara karena hubungan kerjasama antar-negara Asia Tenggara sedang diperluas dan berkembang, khususnya organisasi ASEAN sedang menuju ke pembentukan komunitas bersama pada tahun 2015. Sementara itu, para mahasiswa yang menempuh kuliah tentang ASEAN masih sedikit, maka saya fikir saya adalah orang Vietnam dan juga adalah warga dari ASEAN ,oleh karena itu lebih dari yang sudah-sudah harus mengerti tentang ASEAN – tempat dimana saya sedang hidup. Yang mendesak, saya akan belajar secara sangat baik. Setelah lulus, jika punya peluang, saya akan terus belajar di tingkat S2 di sesuatu negara Asia Tenggara, kemudian pulang kembali ke Vietnam untuk melakukan pekerjaan yang bersangkutan dengan ASEAN atau sesuatu negara Asia Tenggara”.
Selama masa 16 tahun ini, bersama-sama dengan upaya pembaruan dan perkembangan yang meningkat, studi Asia Tenggara sedang sedikit memberikan sumbangan pada integrasi regional di Vietnam dan membuat negara-negara ASEAN mendekati Vietnam./.