(VOVWORLD) - Sekolah Persahabatan T78 didirikan pada tahun 1958 dan ditugasi memberikan pendidikan persiapan bahasa Vietnam kepada para siswa Laos di Vietnam. Para siswa Laos yang menempuh kuliah di Vietnam akan mendapat pendidikan bahasa Vietnam selama 1 tahun sebelum mendaftar kuliah di beberapa perguruan tinggi, akademi dan sebagainya di beberapa provinsi dan kota di Vietnam.
Terhitung sampai sekarang, sekolah ini telah mengadakan total 48 kursus pengajaran bahasa Vietnam, dengan kira-kira 22.000 orang siswa Laos. Agar supaya memberikan pendidikan bahasa Vietnam untuk para siswa Laos mencapat hasil yang lebih baik, sejak tahun 2014, sekolah ini telah melaksanakan pola membawa para siswa tinggal di rumah-rumah warga setempat yaitu Homestay. Pada akhir bulan Maret lalu, sekolah ini telah membawa para siswa Laos yang sedang tinggal di rumah warga di dukuh O Thon, kecamatan Tho Loc, kotamadya Son Tay, Kota Hanoi mengunjungi pola cocok tanam dan peternakan dari warga setempat.
Para siswa Laos mengunjungi kebun sayur-sayuran (Foto: Minh Duc) |
Pada pukul 14.00, cuacanya cukup gerah, tapi ketiga puluh dua siswa Laos telah berada di wisma budaya dukuh untuk siap berangkat mengunjungi kebun-kolam-kandang (VAC) di dukuh ini. Yang mendampingi mereka ada 3 orang bapak dan ibu guru dan bapak kepala dukuh ini. Setelah 10 menit, semua siswa telah berkumpul di kawasan tempat kunjungan. Bu guru Nguyen Thi Hien, penanggung jawab para siswa Laos, memberitahukan makna kunjungan di lapangan kali ini. Dia mengatakan:
"Kunjungan kali ini akan membantu mereka mengerti tentang pola VAC dari orang Vietnam seperti membudidayakan babi, menanam sayur-sayuran dan berbagai macam teknik cocok tanam yang diterapkan di sini. Kunjungan di lapangan kali ini akan lebih memperluas pengetahuan mereka pada khasanah kosa kata bahasa Vietnam, meningkatkan kemampuan dengar dan bicana secara lebih baik. Bersamaan itu, melalui kunjungan kali ini, mereka akan bisa belajar dan menerapkan-nya di Laos, membantu meningkatkan peternakan secara lebih berhasil-guna".
Menurut jadwal, kunjungan pertama ialah kebun sayur-sayuran. Di sana mereka mencaritahu tentang berbagai jenis tanaman sayuran dalam bahasa Vietnam, di antaranya ada banyak jenis sayuran yang belum mereka ketahui apa bahasa Vietnam-nya.
Guru: Ini kolam ikan, ini pohon bunga persik, dan ini sayur sawi, ini selada.
- Apa ini sayur bawang daun, Bu?
- Jangan disebut sayur bawang daun, disebut bawang daun saja.
Kalau sudah tahu nama jenis sayuran yang baru, mereka mencatat-nya di dalam buku catatan.
Tempat kunjungan selanjutnya ialah kawasan budidaya ikan dan penanaman bunga. Di sini ada dua kolam ikan yang saling berdekatan, di antaranya ada satu yang sudah selesai musim panenan ikan dan mulai dibersihkan supaya siap untuk musim budidaya baru. Para siswa Laos berkumpul di sekitar tepian kolam untuk melihat orang membersihkan kolam ikan itu. Meski kolam itu sedang dibersihkan, tapi masih ada ikan di dalam-nya. Dengan tiba-tiba, saudari Vilayphone Kaokhamphou, yang sedang memakai sarung tradisonal Laos, turun ke kolam itu. Orang-orang lain semuanya menunjukkan kegembiraan.
Meski tangan dan kakinya kotor dengan lumpur, tapi saudari Vilayphone Kaokhamphou merasa sangat tertarik dengan hal ini, dia sudah berhasil menangkap 4-5 ekor ikan di satu sudut kolam itu.
Para siswa Laos mengunjungi tempat budidaya ayam (Foto: Minh Duc) |
Kira-kira 15 meter dari kolam ikan adalah kawasan budidaya ayam dengan lebih dari 100 ayam jantan yang sudah hampir sampai saat dijual. Di sana, para siswa Laos mendapat penjelasan tentang cara merawat dan membudidayakan ayam. Saudara Saikham Hacpasit dan Phayvan Sengbannha, mengatakan:
"Melalui kunjungan di lapangan tentang pertanian dan bisnis, saya merasakan orang Vietnam sangat rajin. Kalau di Laos, ada sedikit daerah yang bisa melaksanakan pola VAC seperti ini. Melalui kunjungan ini, saya juga coba membawa pola ini untuk saya kembangkan-nya di Laos".
"Ini untuk pertama kalinya, saya berpeluang mengunjungi pola kebun-kolam-kandang di sini, saya merasa sangat senang. Saya mengunjungi kawasan kolam budidaya ikan, kebun bunga dan kawasan budidaya ayam di sini. Keluarga saya juga membudidayakan ayam, tapi tidak untuk berbisnis seperti di sini".
Pada pukul 16.30, kunjungan di lapangan berakhir. Para siswa Laos siap berkumpul untuk pulang ke tempat tinggal-nya. Di tengah jalan, ketika melewati kebun, beberapa orang berusaha menyebutkan nama-nama bermacam jenis sayuran dan bunga yang baru saja mereka dapatkan.