Menara jam kenang-kenangan dari perantau Vietnam tingginya kira-kira 50 meter, dibangun di jalan yang paling ramai di jantungnya Provinsi Nakhon Phanom, di tepi sungai Mekong. Keempat sisi menara tersebut dilabur dengan warna kuning, di atasnya dipasang sebuah jam. Atapnya dỉrancang dengan gaya arsitektur tradisional Vietnam. Di tengah menara tersebut bertuliskan: "Menara kenang-kenangan dari perantau Vietnam sehubungan dengan repatriasi". Di depan menara jam ada air mancur kecil. Setiap malam, menara jam diterangi oleh lampu-lampu, sehingga menerangi seluruh area sekitarnya. Pada akhir pekan, area di depan menara jam tersebut menjadi tempat berlangsungnya pasar malam yang cukup ramai.
Menara jam kenang-kenangan dari perantau Vietnam mulai dibangun pada tanggal 1 Desember 1960 dan selesai hanya dalam waktu 3 bulan dengan sumbangan tenaga yang diberikan komunitas perantau Vietnam pada waktu itu. Ketika berbicara tentang makna menara tersebut, Tran Van Sau, Ketua Asosiasi Thailand-Vietnam di Provinsi Nakhon Phanom mengatakan bahwa pada tanggal 21 Maret 1946, kolonialis Perancis untuk kedua kalinya menduduki Indocina. Tentara Perancis telah memobilisasi semua pasukan untuk menduduki Kabupaten Thakhek, Provinsi Khammuon, Laos – tempat tinggal sangat banyak warga Vietnam. Warga harus meninggalkan rumah mereka untuk menyeberangi Sungai Mekong ke Thailand guna menghindari serangan bom sengit yang dilakukan tentara Perancis. Pada Agustus 1959, Lembaga Palang Merah Thailand dan Vietnam telah sepakat mengizinkan kaum perantau Vietnam yang mengungsi dari peperangan, orang-orang yang punya hasrat dan sukarela bisa mendaftarkan nama untuk kembali ke Vietnam.
”Warga Vietnam di Provinsi Nakhon Phanom dan warga Vietnam di seluruh Thailand sebelum pulang ke Tanah Air telah memutuskan membangun Menara jam tersebut dengan keingingan bisa melakukan balas budi kepada Raja Thailand, Pemerintah, dan warga Thailand yang telah membantu mereka mengungsi dari peperangan. Selain itu, saya juga mendengar kakek nenek saya bercerita bahwa banyak orang telah tewas dalam serangan tentara Perancis, warna air sungai Mekong saat itu berubah menjadi merah. Pembangunan menara tersebut juga untuk mengenangkan saat orang Vietnam mengungsi ke sini”.
Pada kali renovasi terakhir, pemerintahan Provinsi Nakhon Phanom telah mengecat dan mereparasi keempat sisi menara tersebut, bersamaan itu mengganti jam putaran dengan jam elektronik. Di tempat ini telah terjadi banyak event penting dari Provinsi Nakhon Phanom serta komunitas warga Vietnam di provinsi tersebut seperti acara peringatan ultah ke-60 menara jam kenang-kenangan dari perantau Vietnam pada 22 Desember 2020 yang lalu dengan dihadiri lebih dari 1.200 perantau Vietnam. Kayson Kongchlat, Gubernur Provinsi Nakhon Phanom mengatakan:
“Saya melihat bahwa tugu-tugu kenangan dibangun pasca bentrokan, tetapi hanya Menara jam kenang-kenangan dari perantau Vietnam dibangun dengan kecintaan, rasa hormat, dan syukur – karakter warga Vietnam. Warga lanjut usia keturunan Vietnam di Provinsi Nakhon Phanom mengatakan bahwa mereka hidup di sini dengan sangat bahagia dan terkait dengan provinsi ini”.
Dubes Vietnam untuk Thailand berfoto bersama dengan pimpinan Provinsi Nakhon Phanom di depan menara jam tersebut (Foto: VOV) |
Sekarang ini, di Provinsi Nakhon Phanom ada sangat banyak situs peninggalan sejarah yang terkait dengan warga Vietnam seperti Rumah Paman Ho di Dusun May, Desa Persahabatan Vietnam-Thailand Provinsi Nakhon Phanom, dan sebagainya, tetapi ketika wisatawan tiba di provinsi yang indah ini, hampir semua mereka harus sekali mengunjungi Menara jam kenang-kenangan dari perantau Vietnam. Seiring dengan waktu, menara ini masih berdiri tegak di tepi sungai Mekong yang mengalir berkelok-kelok, dan menjadi salah satu simbol indah tentang temu muhibah kebudayaan Thailand-Vietnam./.