Mendorong hubungan kemitraan stategis Vietnam-Indonesia semakin berkembang

(VOVworld) - Vietnam-Indonesia menggalang hubungan diplomatik pada tanggal 30 Desember 1955. Sekarang, Vietnam merupakan satu-satunya negara dalam ASEAN yang menggalang hubungan kemitraan strategis dengan Indonesia pada tahun 2013. Hubungan kemitraan strategis Vietnam-Indonesia dinilai sebagai pola tipikal bagi hubungan-hubungan bilateral dalam ASEAN. 

Mendorong hubungan kemitraan stategis Vietnam-Indonesia semakin berkembang - ảnh 1
Perdana Menteri Vietnam,NguyenTan Dung (kiri) menemui Presiden Indonesia, Joko Widodo di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-27, pada tanggal 22/11/2015 di Malaysia.
(Foto: Kantor Berita Vietnam)

Pada tahun 2015, telah berlangsung serentetan aktivitas-aktivitas diplomatik bilateral antara berbagai instansi dan tingkat, bersama dengan banyak pertemuan puncak di sela-sela konferensi-konferensi internasional dan regional. Yang paling mononjol ialah  pertemuan bilateral antara Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung dan Presiden Indonesia, Joko Widodo di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-27 di Malaysia pada akhir bulan November 2015. Pada pertemuan ini,  pimpinan dua negeri sekali lagi menegaskan peranan dan posisi penting masing-masing negara  di kawasan dan di dunia, bersamaan itu juga menegaskan politik konsisten masing-masing pihak ialah terus mendorong dan merealisasikan  hubungan kemitraan strategis yang  telah ditandatangani pada tahun 2013. Hal itu memanifestasikan tekat dari para pemimpin senior dua negeri untuk  memperketat dan mengkongkritkan lebih lanjut lagi isi-isi kerjasama yang dijanjikan. Sehubungan dengan peringatan ultah ke-60 penggalangan hubungan diplomatik Vietnam-Indonesia, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Vietnam, Mayerfas menekankan: “Tahun 2015 juga diwarnai oleh momen istimewa karena kedua negara merayakan 60 tahun pembentukan hubungan diplomatik. Kedua negara tetap mempertahankan hubungan, sesuatu yang sangat sensitif khususnya saat era perang dingin ini. Hal itu juga menunjukkan tingkat kedewasaan dari para pemimpin kedua negara yang lebih mengedepankan persahabatan di atas berbagai perbedaan. Pokoknya landasan hubungan Indonesia dan Vietnam diyakini akan menjadi modal utama dalam mengembangkan hubungan bilateral di masa mendatang”.

Dalam hubungan kerjasama antara Vietnam dan Indonesia, kerjasama pertahanan memainkan peranan yang teramat penting. Setelah 51 tahun penggalangan hubungan kemitraan pertahanan, hubungan antara tentara dua negeri tidak henti-hentinya diperkokoh dan diperkembang. Menurut Laksamana Muda  Pham Ngoc Minh, Wakil Kepala Staf Umum  Tentara Rakyat Vietnam, pada tahun 2015, dua negara telah melakukan aktivitas-aktivitas seperti melakukan pertukaran delegasi, tukar-menukar pengalaman, mendorong kerjasama  antara para pemimpin  militer tinggi, diantaranya ada kunjungan Kepala Staf  Umum Angkatan Udara Indonesia, Jenderal Agus Supriatna di Vietnam pada bulan Oktober 2015. Dia memberitahukan: “Dua pihak sepakat membentuk mekanisme dialog dan kebijakan militer-pertahanan tingkat tinggi dan sepakat mendorong lebih lanjut lagi  kerjasama antara jenis-jenis pasukan selangkah demi selangkah melakukan kerjasama  di semua segi menjadi intensif,  memberikan  hasil-guna yang praksis”.

Sekarang, dua negara sedang berupaya keras untuk memecahkan masalah-masalah yang masih ada seperti delimitasi  Zona  Ekonomi Esklusif  (EEZ).  Dua pihak sepakat  mengakhiri dengan cepat  perundingan tentang masalah  ini  pada tahun 2016 ini.

Sebagai dua negara yang paling banyak penduduknya di kawasan Asia Tenggara, secara akumulatif jumlah penduduk Vietnam –Indonesia kira-kira 350 juta orang, yang menduduki lebih dari 50 persen jumlah penduduk ASEAN, hubungan bilateral di bidang-bidang ekonomi dan perdagangan selalu merupakan satu masalah yang diutamakan, nilai perdagangan bilateral Vietnam-Indonesia  mencapai kira-kira 6 miliar dolar Amerika Serikat pada tahun 2015, meningkat 10 persen lebih  terbanding dengan tahun 2014. Sekarang, Vietnam  mengimpor  dari Indonesia berbagai jenis barang seperti kertas, bahan kimia, komputer, produk elektronik dan onderdil, suku cadangan mobil,  minyak nabati,  benang  dan lain-lain.  Sebaliknya,  Indonesia mempunyai kebutuhan besar  terhadap berbagai jenis barang Vietnam seperti telepon, onderdil, baja, benang berbagai jenis, khususnya pangan. Minister Konselor  Indonesia di Vietnam, Sadikin memberitahukan: “Indonesia membutuhkan beras dan kita sudah lakukan hal itu. Hanya tahun ini saja sudah datang kira-kira 770.000 ton beras di Indonesia. Hal itu akan meningkatkan dan membantu kita mencapai target 10 juta US dolar. Dan saya rasa mungkin tidak sampai 2018, mungkin di bawah 2018 target ini sudah tercapai jika kita bisa mendapat banyak deal-deal besar”.

Tidak hanya  itu saja, bidang-bidang seperti pendidikan-pelatihan, pariwisata, temu pergaulan kebudayaan sedang semakin diperkuat dan direalisasikan. Menurut statistik, sekarang ada lebih dari 200 pelajar dan mahasiswa Vietnam yang sedang menempuh kuliah di beberapa universitas di Indonesia. Di samping itu, pariwisata merupakan bidang yang  sangat potensial. Pada tahun 2015, ada kira-kira  50 000 orang turis Vietnam yang datang ke Indonesia dan kira-kira 80 000 orang turis Indonesia yang datang ke Vietnam, meningkat 25 persen terbanding dengan tahun 2014.

Secara umum, hubungan bilateral Vietnam-Indonesia berkembang secara berkesinambungan dan menyeluruh. Pengembangan  hubungan kemitraan strategis itu akan menjadi katalis untuk memacu hubungan-hubungan bilateral lain dalam ASEAN yang diperketat dan diperkuat.


Komentar

Yang lain