(VOVworld) - Setelah 4 hari melakukan kunjungan kerja di berbagai propinsi di Vietnam Utara, pada hari kerja terakhir di Vietnam, rombongan wartawan Thailand yang terdiri dari 8 orang telah memilih obyek tempat pembuatan film di kampung kain sutra tradisional Van Phuc di peluaran ibu kota Hanoi.
Perjalanan dari jantungnya kota Hanoi ke tempat pembuatan film di desa kain sutera, peluaran kota Hanoi jauhnya kira-kira 10 Km. Setelah 45 menit naik mobil, rombongan wartawan Thailand dengan antusias memulai perjalanan baru, menemukan desa kain sutera Van Phuc hanya dalam waktu satu jam. Dari jauh, desa kain sutra ini muncul di depan mata dengan rumah-rumah bersusun 3-4 tingkat. Jalan menuju ke desa melewati pintu gerbang yang dibuat dengan batu bata beratap genting, dibawah-nya dipasang lampion merah dan diletakkan satu berdua besar. Di dua tepian jalan-jalan aspal yang lebar-nya kira-kira 2 meter yalah toko-toko penjualan kain sutera dan pakaian kain sutra yang berwarna-warni.
Rombongan wartawan Thailand tidak terburu-buru mengunjungi toko-toko itu, mereka minta diantarkan ke tempat produksi kain sutera dari seorang artisan terkemuka di desa. Di dalam bengkel ini diletakkan 10 mesin tenun yang sedang beroperasi. Di luar bengkel tenun ini ada tampah ulat sutra. Saudara Pap, seorang anggota rombongan wartawan Thailand membawa satu ulat sutera dan mengatakan: “Ulat sutra di Thailand lebih besar dari pada ulat sutera di Vietnam. Di Thailand Utara dan Thailand Timur Laut juga ada daerah-daerah yang menenun kain sutra seperti di Vietnam, menurut proyek-proyek pengembangan kain sutra yang disponsori oleh Permaisuri Thailand”.
Setelah mengunjungi bengkel produksi kain sutra ini, rombongan wartawan Thailand membuat film gambar di satu toko penjualan kain sutra. Toko ini luasnya 50 meter persegi yang dibagi menjadi dua ruang. Di ruang luar dipasang pakaian, barang suvenir, misalnya tas, dompet, dasi dan lain-lain. Di ruang dalam yalah dunia dari kain dan selendang. Semua eksposur kain yang cukup warna-warni dengan motif-motif yang kaya raya diaturkan seperti sawah terasering. Saudari Pap, seorang wartawan dalam rombongan mengatakan: “Kain sutera Vietnam dan Thailand agak sama, bisa ditenun secara manual dan dengan mesin. Di Thailand, kain juga dibuat dari benang katun, kalau menenun kain dengan benang sutera akan lebih mahal, harganya sesuai dengan setiap jenis kain sutera”.
Rombongan wartawan Thailand memilih sudut yang paling indah di toko dan banyak barang yang paling mahal untuk menjalankan penayangan. Itu-lah satu ruang tempat menjual rok dan pakaian kain sutera yang kulitasnya No.1 dan ada barang sulaman tangan. Harganya bisa mencapai jutaan Dong Vietnam. Ibu Ui, Kepala rombongan wartawan Thailand memberitahukan: “Setiap kali datang di toko-toko kain sutra di sini, saya pusing kepala ketika memilih barang, kain sutera Vietnam indah, nyaman dipakai dan bisa dipakai sehubungan dengan banyak kesempatan”.
Datang di desa kain sutera Van Phuc kali ini, Ibu Ui juga secara antusias memberikan nasehat kepada para anggota muda dalam rombongan untuk memilih pakaian sutra. Penjual perempuan Vietnam usianya kira-kira 18 - 19 tahun dalam pakaian Jumpsui indah yang menonjolkan kulitnya yang kuning langsat dengan badan-nya tinggi sedang antusias memperkenalkan kepada para wisatawan selendang kain sutera berkualitas tinggi di toko-nya.
Itu sangat mahal. Akan tetapi, selendang ini bahan-nya baik.
Ya, bahan-nya bagus.
Apakah ibu mau melihat-nya?
Tampaknya karena bahwa bahasa Ingrisnya masih terbatas dan wisatawan tidak bisa memahami nilai barang-nya, penjual perempuan muda itu menjelaskan-nya lagi dengan bahasa Vietnam dan minta bantuan penterjemah, “benang sutra harus dicelup sebelum ditenun. Ketika ditenun, setiap mesin harus tambah satu alat tenun lagi”. Penjual antusias dan gembira menjawab pertanyaan, toko juga menurunkan harga berupa 10% memuaskan para anggota rombongan wartawan Thailand. Sebelum meninggalkan desa kain sutera, di tangan para wartawan tambah beberapa tas, dasi, pakaian untuk sanak keluarga dan rekan masing-masing, atau sederhana yalah barang untuk diri sendiri sebagai kenang-kenangan sehubungan dengan kunjungan-nya di desa kain sutra Van Phuc./.