(VOVWORLD) - Selalu berusaha keras untuk mendorong kesetaraan, keanekaragaman masyarakat dan menyumbangkan peranannya dalam menciptakan satu kehidupan yang lebih baik bagi warga negara setempat, IKEA Thailand, cabang grup multinasional tentang penualan ritel barang interior papan atas di dunia merupakan satu misal yang tipikal tentang perekrutan pekerja lansia yang dilakukan oleh badan usaha asing.
Ilustrasi (Foto: internet) |
Terletak di area yang luasnya 43.000 meter persegi di jalan Bangna-Trad, jauhnya kira-kira 40 menit nasik mobil dari Ibu kota Bangkok, cabang perusahaan IKEA Bangna memamerkan lebih dari 7.500 barang interior rumah tangga dan perkantoran. Para personil IKEA menjadi menonjol dengan pakaian seragam yang berwarna kuning dan hijau, dua warna yang dominan dari grup sedang mengatur barang di rak atau dengan menaruh perhatian memberikan konsultasi kepada para pelanggan. Di samping zona pemajangan ialah warung masakan IKEA Food, tempat di mana ibu Sali Boutsi, 62 tahun sedang mengatur mangkuk dan piring. “Saya mengetahui perekrutan personil dari tetangga saya. Pada permulaannya, saya juga merasa ragu-ragu karena tidak tahu apakah saya bisa bekerja, lebih-lebih lagi ialah usia saya sudah lanjut. Kemudian saya juga memberanikan diri mendaftarkan diri. Setiap hari, saya bekerja selama 6 jam. Setiap jam mendapat upah 73 Baht. Ketika bekerja di sini, saya tidak menderita tekanan apapun. Kalau ada, saya telah tidak akan bekerja di sini selama 7 tahun ini”.
Demikian dikatakan oleh ibu Sali Boutsi, personil pencuci mangkuk di IKEA Food. Sebelumnya, dia merupakan buruh permesinan kemudian pensiun dini dan menjadi ibu rumah tangga. Dia juga belum pernah berpikir bahwa kesempatan lapangan kerja dibuka bagi dia pada usia 55 tahun. Sekarang ini, ibu Sali Boutsi adalah salah seorangan di antara dua orang yang berusia lebih dari 60 tahun yang sedang bekerja di IKEA Thailand, selain itu, jumlah personil yang berusia dari 40 sampai 55 tahun menduduki dari 10-20% di sini. Ibu Benjawon Omark, Manajer Senior ranting IKEA Bangna memberitahukan: “Seperti halnya dengan cabang-cabang perusahaannya di seluruh dunia, IKEA Thailand juga mempunyai pedoman kerja yang sama, salah satu di antaranya itu ialah mengarah ke keanekaragaman. Oleh karena itu, IKEA tidak membatasi usia kerja. Ketika merekrut orang untuk bekerja, hanya memerlukan rasa cinta terhadap pekerjaan, menyukasi penghiasan rumah mereka adalah telah bisa memenuhi tuntutan kami. Tentang produktivitas pekerjaan lansia, mereka memiliki banyak pengalaman dalam kehidupan dan pekerjaan, oleh karena itu mereka bisa mewariskan pengalaman kepada para personil yang lebih muda. Personil lansia boleh memilih waktu kerja sesuai dengan kesehatan mereka. Kami berpendapat bahwa ini merupakan satu keunggulan khas dari kami yang tidak ada di perusahaan-perusahaan yang lain. Kebijakan prioritas bagi personil lansia part time atau full time juga sama. Tidak ada perbedaan”.
Selain bagian IKEA Food, kaum lansia juga dipekerjakan di bagian Sales (penjualan). Menurut ibu Benjawon Omark, pengaturan seperti itu karena sifat kaum lansia yang ingin berbincang-bincang, maka mereka bisa mengembangkan kemampuan memberikan konsultasi sekaligus tidak merasa bosan dalam pekerjaan. Ibu Kanchanee, 62 tahun, personil Sales di IKEA memberitahukan: “Saya sangat menyukai pekerjaan di sini, karena mirip dengan pekerjaan saya sebelum pensiun. Dulu, saya merupakan personil konsultasi strategi Marketing dan Branding untuk Grup Semen SCT Thailand. Setiap hari, saya bisa bekerja dari 5-7 jam. Sekarang ini, saya mengurus penjualan alat-alat perkantoran dan memberikan konsultasi kepada pelanggan. Anak-anak saya merasa sangat gembira ketika saya bekerja di sini. Ketika bekerja di sini, saya bisa memanfaatkan pengalaman saya dan berbagi pengalaman kepada para rekan. IKEA memberikan banyak bantuan kepada saya”.
Tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang akrab dan profesional untuk kaum lansia, IKEA Thailand juga mengadakan kursus-kursus penataran untuk menambahkan kemampuan para personil guna meningkatkan kualitas pekerjaan. Ibu Benjawon Omark memberitahukan: “Kami juga mengadakan kursus-kursus penataran tentang perkembangan, pembuatan rencana atau kursus penataran bahasa Inggris, karena di sini ada sangat banyak pelanggan asing. Yang mendapat penataran tidak terbatas di kaum lansia saja, tapi ini merupakan kursus untuk kebutuhan semua personil”.
Pola tidak membedakan usia, menggunakan tenaga kerja secara masuk akal, pengalaman, bersamaan itu menciptakan lagi pendapatan bagi kaum lansia yang dilakukan oleh IKEA Thailand sedang berhasil mengembangkan hasil-gunanya. Semakin ada banyak orang lansia yang ingin bekerja setelah pensiun di Thailand. Ini merupakan pola yang perlu dipelajari oleh negara-negara lain di kawasan yang mengalami laju penuaan penduduk cepat, di antaranya ada Viet Nam.