(VOVWORLD) - Para pendengar! Untuk menyambut HUT ke-56 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) (1967-2023) dan HUT ke-78 Hari Nasional Republik Sosialis Vietnam (2/9-1945-2/9/2023), Gabungan Asosiasi Persahabatan Kota Hanoi (HAUFO) berkoordinasi dengan Kedutaan-Kedutaan Besar (Kedubes) Negara-Negara ASEAN di Hanoi pada akhir Agustus lalu menyelengarakan program silaturahmi kesenian internasional. Program ini turut memuliakan identitas budaya masing-masing negara, memperkuat solidaritas dan persahabatan internal blok.
Busana tradisional Indonesia (Foto: KBRI) |
Ketika lagu "Asean as one" dibuka, di bawah lampu LED yang menerangi panggung, dua model yang mengenakan pakaian tradisional "Baju cara melayu" dan "baju kurung" muncul, membuka pertunjukan pakaian tradisional negara-negara ASEAN. Berikutnya ialah busana “Sampot” dari Kamboja, pakaian “Sinh” dan “Salon” dari Laos, baju “Kebaya” dari Indonesia, busana “Barong Tagalog” dari Filipina, Baju panjang “Ao dai” yang anggun dari Vietnam, baju “Longyi” dari Myanmar dan sebagainya.
Tertutup tapi sangat bijaksana dan mengesankan adalah busana yang dipakai oleh model pria dan wanita dihadapan lebih dari 300 penonton di aula Teater Dai Nam, Hanoi. Yang istimewa, kostum tradisional masing-masing negara dibawakan oleh model amatir. Mereka adalah para pejabat Kedutaan Besar negara-negara ASEAN atau mahasiswa internasional negara-negara ASEAN di Hanoi. Hal ini juga menjadi aksentuasi dari program silaturahmi kesenian ini.
“Saya merasa sangat senang bisa memperkenalkan budaya Kamboja kepada sahabat-sahabat negara ASEAN. Melalui program ini, generasi muda ASEAN berkesempatan untuk mencari tahu tentang sejarah, budaya dan tradisi negara lain.”
Bapak Denny Abdi, Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, wakil Keketuaan ASEAN tahun 2023 berpidato (Foto : KBRI) |
Program silaturahmi kesenian menjadi lebih istimewa dengan pertunjukan musik yang dikoreografikan secara kaya raya yang dibawakan oleh para seniman Teater Cheo Hanoi dan seniman amatir dari Kedutaan Besar negara-negara ASEAN. Berbagi pada acara tersebut, Bapak Denny Abdi, Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, wakil Keketuaan ASEAN tahun 2023 menekankan:
“Partisipasi dari wakil negara-negara ASEAN dalam pertunjukan ini merupakan aksentuasi dalam upaya kami untuk mempromosikan budaya dari perdamaian dan toleransi. Marilah kita menjadikan persahabatan antar negara kita menjadi landasan keberhasilan di kawasan, sehingga kita lebih memahami satu sama lain dan memahami visi tentang identitas ASEAN.”
Semua lagu dan tarian yang memuji keindahan, negara, dan budaya tradisional negara-negara ASEAN dalam program ini merupakan hadiah istimewa bagi para penonton, yang merupakan delegasi Vietnam dan sahabat internasional yang bekerja di Vietnam. Penonton sangat tertarik dengan tarian "Manggaro" dari Indonesia, tarian "Bidu" dari Timor Timur, lagu "Sao La Muan Seun" dari Laos dan lain-lain. Le Tran Thao Nhi, mahasiswa Sekolah Teater dan Perfilman Hanoi yang pernah menjadi darmasiswa Vietnam di Indonesia merasa sangat bangga saat terpilih menampilkan tarian tradisional Indonesia "Manggaro" di tanah airnya.
“Saya merasa sangat bangga dan bahagia sebagai mahasiswa Vietnam namun bisa menampilkan tarian Indonesia di negara saya. Tariannya cukup sulit karena harus menyampaikan semangat Indonesia melalui gerakan yang sulit dan detail. Kami harus berlatih, mengamati, dan belajar dari seniman lokal untuk mendapatkan penampilan terbaik hari ini.”
Tarian dan nyanyian "Co Doi Thuong Ngan" dari Vietnam (Foto : KBRI) |
Untuk memperkenalkan budaya tradisional dari bangsa Vietnam kepada sahabat internasional, para seniman Vietnam membawakan dua pertunjukan yaitu tarian dan nyanyian "Dieu Duong Xuan" dan "Co Doi Thuong Ngan" ke dalam program. Sublimasi seniman Viet Thang serta para aktor dan aktris Teater Opera Cheo Hanoi dalam pertunjukan tarian dan nyanyian ini telah menutup acara silaturahmi kesenian. Tarian pemujaan - suatu bentuk seni nyanyian tradisional yang berhubungan dengan ritual Hau dong dari keyakinan Tu Phu (Dao Mau-memuja Dewi) dan keyakinan memuja Raja Tran (Tran Hung Dao) dari Vietnam dengan melodi yang terkadang merdu dan terkadang epos dan kostum berwarna-warni dari para penyanyi dan penari memikat hati para utusan dan sahabat internasional yang hadir.
“Sangat mengesankan. Lagu dan tariannya semuanya sangat bagus, menunjukkan semangat persahabatan antar negara ASEAN. Sebagai salah satu penikmat pertunjukan, saya berharap lebih banyak lagi acara seperti ini yang diadakan.”
“Program pertukaran seni hari ini sangat sukses. Saya merasa senang bisa mengetahui adat istiadat dan tradisi masing-masing negara melalui tarian atau pakaian masing-masing negara. Saya bangga menjadi warga negara Vietnam, bangga bahwa Vietnam dapat menjangkau dunia. Saya juga sangat senang melihat kekompakan ASEAN melalui program ini.”
Program silaturahmi kesenian ini telah membawa gambaran penuh warna yang dicipta oleh masyarakat blok persatuan besar ASEAN dengan partisipasi antusias dari para diplomat serta mahasiswa internasional dari negara-negara anggota. Dengan demikian menegaskan satu ASEAN yang mantap dan mengaitkan masyarakat ASEAN, membantu mereka lebih memahami budaya dan identitas negara-negara tetangga. Bersamaan itu, program ini juga merupakan kesempatan untuk mempromosikan negara dan masyarakat Vietnam kepada komunitas ASEAN.