(VOVworld) – Hubungan bilateral yang bersahabat, berkesinambungan dan sudah ada sejak lama antara Vietnam dan Indonesia ditegakkan oleh Presiden Ho Chi Minh dan Presiden Sukarno pada tahun 1955. Dengan upaya yang terus-menerus dijalankan oleh banyak generasi pimpinan dua negara, hubungan itu telah memasuki halaman baru dengan cara meningkatkan hubungan antara dua negara ke kemitraan strategis pada tahun 2013 ini.
Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengadakan pertemuan
dengan Presiden Vietnam Trương Tấn Sang pada Juni 2013 di Indonesia
(Foto: vietnamplus.vn)
Tahun 2013 adalah tahun yang punya makna penting dalam sejarah hubungan bilateral Vietnam-Indonesia. Aksentuasi paling mencuat yang membuktikan hal itu ialah dua negara telah menandatangani permufakatan meningkatkan hubungan ke kemitraan strategis, sehubungan dengan kunjungan Presiden Vietnam Truong Tan Sang di Indonesia pada Juni lalu. Juga dalam kerangka kunjungan itu, dua negara telah menandatangani lebih dari 30 perjanjian dan permufakatan kerjasama di semua bidang seperti politik, pertahanan, keamanan, ekonomi, perdagangan, investasi, pendidikan, pertanian dll…menciptakan dasar hukum yang mantap bagi kerjasama komprehensif antara dua negara.Menurut penilaian Deputi Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Vietnam, Pham Binh Minh, penegakan hubungan kemitraan strategis ini akan menciptakan tenaga pendorong baru bagi kerjasama di semua bidang.
“Ini tidak hanya merupakan kemajuan baru setelah 10 tahun menggelarkan hubungan kemitraan komprehensif, melainkan juga merupakan kristalisasi tradisi hubungan persahabatan dan kerjasama yang baik antara dua negara kita dalam waktu 6 dekade ini, menciptakan impuls baru bagi kerjasama bilateral semakin intensif, substantif dan efektikf, memberikan kepentigan praksis kepada rakyat dua negeri”.
Dengan demikian, Indonesia adalah negara ASEAN ke-2 setelah Thailand menggalang hubungan kemitraan strategis dengan Vietnam. Hal ini memberikan potensi besar dalam mendorong dan memperluas peluang-peluang kerjasama bisnis terhadap badan-badan usaha Vietnam di pasar dengan jumlah penduduknya kira-kira 250 juta jiwa ini. Sebaliknya, Vietnam adalah negara ASEAN satu-satunya yang menandatangani permufakatan kerjasama strategis dengan Indonesia. Menurut Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, Mayerfas, Vietnam merupakan satu negara tetangga yang strategis, mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan, stabil dan merupakan pasar yang potensial bagi badan-badan usaha Indonesia. Penggalangan hubungan kemitraan strategis bilateral akan menciptakan persyaratan yang kondusif bagi kedua pihak untuk terus mendorong kuat kerjasama dan mencapai target-target yang telah ditetapkan oleh para pemimpin dua negara. Duta Besar Mayerfas memberitahukan: “Vietnam adalah mitra yang sangat penting bagi Indonesia dalam hubungan bilateral dan hubungan intra kawasan ASEAN. Setelah kunjungan Presiden Truong Tan Sang di Indonesia, dua negara telah sepakat menandatangani permufakatan kemitraan strategis dan kami merasa sangat optimis akan hubungan bilateral dalam waktu mendatang. Di samping itu, pimpinan dua negara juga telah bermufakat meningkatkan nilai pertukaran perdagangan bilateral dari USD 5 miliar menjadi USD 10 miliar pada tahun 2018”.
Sebagai negara tetangga dengan jumlah penduduknya yang paling banyak di kawasan Asia Tenggara dan daya pemasaran yang besar, perekonomian Vietnam dan Indonesia mempunyai kesamaan-kesamaan dan saling melengkapi dalam mendorong hubungan bilateral dan menciptakan satu poros kerjasama dan konektivitas regional untuk melakukan kerjasama dengan semua negara di kawasan. Dua negara yang bersama-sama berada dalam satu kawasan ekonomi yang dinamis sedang menjadi destinasi bagi para investor dan grup-grup papan atas di dunia. Oleh karena itu, badan-badan usaha dua negara memainkan peranan yang positif dalam memanfaatkan secara aktif keunggulan ini untuk bersama-sama melakukan konektivitas, mendorong kerjasama di atas dasar saling menguntungkan, demi perkembangan bersama masing-masing negara. Hal ini ditegaskan oleh Presiden Vietnam, Truong Tan Sang di depan Forum Badan Usaha Vietnam-Indonesia sehubungan dengan kunjungan-nya di Indonesia pada bulan Juni lalu.
“Dua negara kita menggalang hubungan diplomatik selama kira-kira 60 tahun ini. Dalam waktu itu, hasil kerjasama bilateral sangat baik. Oleh karena itu, kita telah meningkatkan hubungan ke kemitraan strategis masing-masing dan di atas dasar itu di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi, kami sangat berharap supaya dalam waktu 5 tahun mendatang berupaya meningkatkan angka yang kita capai menjadi dua kali lipat terbanding dengan masa kini”.
Untuk terus merealisasikan target itu, di sela-sela Konferensi APEC di pulau Bali, Indonesia pada awal bulan Oktober lalu, dua negara telah sepakat mengeluarkan program aksi tahapan 2014-2018 untuk mengkongkritkan semua komitmen dan permufakatan yang telah ditandatangani. Hal ini turut menciptakan persyaratan yang kondusif bagi dua negara untuk mendorong kuat kerjasama di semua bidang, khususnya ekonomi, perdagangan dan investasi. Harry Hotma, Konselor Ekonomi Indonesia di Vietnam memberitahukan: "Kerjasama ekonomi dua negara semakin meningkat. Kita mempunyai landasan yang cukup kuat.Kita mempunyai plan of action dimana ada deklarasi kedua negara untuk memasuki abad 21 dan banyak program2 ekonomi telah ditetapkan dan kita harapkan kerjasama ekonomi ini dapat diimplementasikan dalam aksi2 yang nyata, kerjasama di bidang perdagangan, investasi, pertanian, lain2nya tetap didorong dan kita lihat bahwa hubungan antara pejabat kedua negara intensif sekali"
Di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi, bidang keamanan dan pertahanan juga menyerap perhatian istimewa dari pimpinan dua negara. Dua pihak telah menggelarkan banyak aktivitas yang kongkrit dan permanen antara para pemimpin keamanan dan pertahanan dua negara seperti yang ditegaskan oleh Vo Van Tuan, Wakil Kepala Staff Umum Tentara Rakyat Vietnam: “Pada tahun 2013 ini, aktivitas pertukaran pertahanan sangat bergelora dan mencuat termanifestasikan melalui kunjungan-kujungan tingkat tinggi di Vietnam yang dilakukan Mayor Jenderal Samsudin, Deputi Menteri Pertahanan Indonesia pada Juni 2013 dan Laksamana Agus Sugiantoro, Panglima Tentara Nasional Indonesia pada bulan Juli 2013 atau kunjungan-kunjungan yang dilakukan oleh para pemimpin senior Vietnam di Indonesia pada beberapa bulan akhir tahun ini. Melalui kunjungan-kunjungan itu, banyak mekanisme dialog dan mekanisme kerjasama telah dibentuk dan selangkah demi selangkah digelarkan, membawa kerjasama menjadi intensif, memberikan hasil praksis bagi kedua pihak”.
Dengan banyak kesamaan tentang sosial-budaya, manusia dan kuliner, tahun 2013 juga adalah tahun dimana dua negara Vietnam dan Indonesia mendorong kuat aktivitas-aktivitas seperti pertemuan, temu pertukaran kebudayaan dan kesenian seperti Pekan kuliner dan kebudayaan-kesenian Vietnam di Indonesia pada bulan Mei 2013, temu pertukaran kebudayaan dan kesenian Vietnam-Indonesia di provinsi Binh Duong pada bulan Agustus 2013, Malam Kebudayaan Vietnam-Indonesia di ibukota Hanoi pada bulan Desember ini dll.. Semua aktivitas itu membantu rakyat dua negeri semakin saling mengerti, turut menegakkan hubungan persahabatan tradisional antara dua bangsa.
Bisa dikatakan bahwa, dengan hasil-hasil yang telah dicapai pada tahun ini, hubungan bilateral Vietnam dan Indonesia telah memasuki satu halaman baru yang menandai satu tonggak bersejarah dari persahabatan yang berkesinambungan dan komprehensif antara dua negara tetangga yang strategis ./