(VOVWORLD) - Tanggal 30 Desember 2021 adalah hari peringatan ultah ke-66 penggalangan hubungan diplomatik Vietnam-Indonesia. Meskipun dengan latar belakang Covid-19 berkembang secara rumit, tetapi Vietnam dan Indonesia tetap melakukan kerja sama yang praksis di berbagai bidang, terus mencatat perkembangan kuat hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral. Khususnya pada tahun 2021 ini, Indonesia dan Vietnam telah mencapai target perdagangan bilateral sebesar 10 miliar USD.
Dubes Denny Abdi menjawab wawancara wartawan VOV |
Presiden Ho Chi Minh dan Presiden Soekarno adalah orang-orang yang meletakkan fondasi pertama bagi hubungan kerja sama Indonesia dan Vietnam. Mengalami 66 tahun, hubungan baik tersebut telah menjadi substantif dan inklusif di banyak bidang seperti ekonomi, perdagangan, kebudayaan, politik, keamanan. Di antaranya, hubungan perdagangan merupakan salah satu titik cerah dalam hubungan dua negara. Sekarang ini Vietnam merupakan mitra ekonomi yang terbesar ke-4 bagi Indonesia dalam ASEAN dan merupakan pasar ekspor yang terbesar ke-9 bagi Indonesia di dunia.
Karena dipengaruhi oleh wabah Covid-19, nilai perdagangan bilateral dua negara sedikit banyak terdampak, tetapi secara umum tetap mencapai pertumbuhan baik dan berhasil mencapai target yang sudah ditetapkan. Pada tahun 2020, nilai perdagangan mencapai 8,2 miliar USD, lebih rendah dari pada angka 9,1 miliar USD dari tahun 2019 sebelum wabah Covid-19 merebak. Dan hingga November 2021, nilai perdagangan bilteral mencapai 10 miliar USD. Apabila dibandingkan dengan tahun 2010, nilai perdagangan bilateral hanya mencapai 3,4 miliar USD, ini sungguh-sungguh menjadi lompatan melonjak.
Menurut Duta Besar (Dubes) Indonesia di Vietnam, Denny Abdi, untuk mencapai target nilai perdagangan sebesar 10 miliar USD, dua negara telah mencari cara mengatasi rintangan-rintangan perdagangan untuk membantu badan usaha Indonesia dan Vietnam tidak menjumpai kesulitan dalam transaksi dagang. Di samping itu, menurut beliau, kedua negara telah mencapai sukses dalam mengusahakan bidang-bidang strategis yang bisa menciptakan lompatan.
“Dari pandangan saya, sektor itu prosessing “fishing industri”. Kita tahu Indonesia memiliki laut yang luas dan pantai yang luas. Indonesia kekayaan lautnya sangat luas, Vietnam juga tetapi masih membutuhkan sangat banyak suplai. Ini mungkin kita bekerja sama. Sektor ke-2 ekonomi digital. Ke-3, sektor bersifat “hitech”.”
Dubes Denny Abdi |
Indonesia dan Vietnam merupakan dua negara dengan jumlah penduduk besar di kawasan. Indonesia menduduki posisi pertama dalam ASEAN, sementara itu , Vietnam menduduki posisi ke-3 setelah Filipina. Kedua negara memiliki banyak potensi untuk memperkuat kerja sama. Lebih-lebih lagi, baik Indonesia maupun Vietnam memiliki persentase penduduk muda di tingkat tinggi. Hal ini sangat penting karena masa depan hubungan dan perkembangan dua negara bergantung pada generasi muda. Di samping itu, menurut Dubes Denny Abdi, hubungan antara dua negara perlu diperhatikan lebih lanjut tentang kualitas, tidak hanya melalui hubungan antarPemerintah saja, melainkan juga antarorang “People to People”.
“Indonesia dan Vietnam sudah ada direct flight antara Hanoi dan Jakarta, Kota Ho Chi Minh-Jakarta, Kota Ho Chi Minh -Denpasar. Karena Covid jadi semuanya sementara stop. Tetapi penting konetivitasnya sudah ada, sudah ada direct flight antara dua negara. Ini menjadi model utama buat Indonesia dan Vietnam untuk meningkatkan People to People, saling berinteraksi satu sama lain. Itu gambaran refleksi bagaimana persahabatan antara Indonesia dengan Vietnam yang tadi dibangun oleh dua pendiri bangsa, dan terus direfleksikan menjadi hubungan yang saling menguntungkan, baik sekarang maupun di masa depan”.
Dalam sejarah hubungan bilateral, dua negara selalu saling membantu, dan semangat itu senantiasa ditunjukkan tidak hanya antara dua negara saja, melainkan juga dengan negara-negara lainnya dalam ASEAN. Sebagai anggota aktif ASEAN, Indonesia dan Vietnam memiliki peranan besar dalam mempertahankan kestabilan politik, menjaga dengan mantap perdamaian di Asia Tenggara dan dunia. Tentang masalah ini, Dubes Denny Abdi mengatakan:
“Kita juga tahu ASEAN setiap kali membuat keputusan berdasarkan konsensus. Yaitu kesamaan sikap dan pandangan terhadap semua masalah. Indonesia dengan Vietnam sering sekali sama cara kita berpikir, tapi ini mungkin belum tentu sama dengan negara-negara yang lain. Oleh karena itu Indonesia dan Vietnam harus meningkatkan interaksi dengan negara-negara ASEAN yang lain supaya ASEAN semakin solid dengan pandangan dan visi yang sama dalam masalah-masalah”.
Dengan menduduki 60% populasi jumlah penduduk negara-negara ASEAN, bersamaan itu perekonomian dua negara menduduki 45% perekonomian regional, Vietnam dan Indonesia menjadi motivasi pertumbuhan kawasan pasca pandemi. Oleh karena itu, kedua negara perlu terus memanfaatkan potensi dan keunggulan masing-masing fihak, memfokuskan kebijakan-kebijakan baru, mendorong kerja sama bilateral, dan terus mengembangkan peranan di kawasan dan di dunia./.