(VOVWORLD) - Vietnam dan Kamboja memiliki garis perbatasan bersama yang panjangnya 1.137 kilometer dan melewati 9 provinsi di Kamboja dan 10 provinsi di Vietnam. Oleh karena itu, pekerjaan tentang garis perbatasan selalu mendapat perhatian khusus dari Partai dan Negara dari dua negeri Vietnam-Kamboja. Selama ini, Vietnam dan Kamboja telah melakukan banyak aktivitas yang praksis untuk memperkuat solidaritas, bekerjasama membangun garis perbatasan yang damai, bersahabat demi kepentingan rakyat dua negeri.
PM Vietnam, Nguyen Tan Dung dan PM Kampboja Hun Sen dalam upacara penancapan tonggak perbatasan nomor 314 (Foto: cand.vn) |
Setelah merebut kemerdekaan, Vietnam dan Kamboja telah cepat memecahkan masalah garis perbatasan. Pada tahun 1983, dua pihak menandatangani perjanjian tentang garis perbatasan, di antaranya sepakat menggunakan garis perbatasan yang dimanifestasikan di 26 kepingan peta Bonne dengan prosentase 1/100.000 yang diluncurkan oleh Dinas Geografi Indocina dari Perancis pada tahap 1954-1955 sebagai dasar hukum untuk melakukan perundingan dan melakukan delitmiasi garis perbatasan. Sejak itu hingga sekarang, dengan upaya keras, semangat obyektif, kerjasama antar-pemerintah, antar-daerah dan rakyat dua negeri, delimitasi garis perbatasan antara Vietnam-Kamboja secara pada pokoknya telah sempurna. Doktor Nguyen Thanh Van, Kepala Redaksi Majalah Penelitian Asia Tenggara dari Akademi Ilmu Sosial Vietnam memberitahukan: “Dua negara telah menyelesaikan 84% jumlah pekerjaan, meliputi penetapan 312 di antara 371 tonggak perbatasan. Hal yang penting ialah dua pihak telah menyelesaikan delimitasi dan pembangunan 10 tonggak perbatasan besar di 10 pasang koridor antara dua negara. Tentang pekerjaan delimitasi perbatasan, dua pihak telah menyelesaikan delimitasi atas 930 kilometer di antara 1.137 kilometer garis perbatasan”.
Tentang masalah-masalah yang menyisa, selama ini, pimpinan senior Vietnam dan Kamboja telah juga mengeluarkan strategi yang kongkrit untuk bisa cepat mengatasinya. Doktor Nguyen Thanh Van memberitahukan: “Yang terkini, pada November 2016, sehubungan dengan kehadirannya dalam Konferensi Tingkat Tinggi Daerah Segi-tiga perkembangan Vietnam-Laos-Kamboja di Siem Riep, Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc dan PM Kamboja, Samdech Hun Sen telah membubuhkan tanda tangan pada surat bersama kepada Presiden Perancis, meminta kepada Perancis supaya mengirim para pakar peta untuk membantu Komite Gabungan Delimitasi Perbatasan antara dua negara. Saya berpendapat bahwa ini adalah gagasan dari dua negara, karena justru orang Perancis yang telah membuat peta Bonne, maka sekarang ini, dua negara mengundang mereka di atas semangat obyektif, jernih untuk memberi konsultasi kepada dua negara menyelesaikan ruas perbatasan yang belum mendapat kesepakatan”.
Seiring dengan masalah memperhebat pekerjaan delimitasi dan penancapan tonggak perbatasan, semua aktivitas menciptakan syarat kepada mobilitas dan pertukaran perdagangan di kawasan koridor antara daerah-daerah dua negara juga mendapat perhatian khuus. Yang terkini, pada April 2017, jembatan Long Binh-Chrey Thom dengan total modal investasi senilai 800 miliar dong Vietnam (sama dengan 38 juta dolar Amerika Serikat) telah diresmikan, menyambungkan provinsi An Giang dari Vietnam dengan provinsi Kandal dari Kamboja dengan disaksikan oleh PM Vietnam, Nguyen Xuan Phuc dan PM Kamboja, Samdech Hun Sen. Hal ini telah langsung turut mengembangkan semua segi sosial-ekonomi dan kebudayaan bagi rakyat dua negeri di dua provinsi perbatasan. Saudara Ly Sokpe, seorang pedagang di provinsi Kandal, Kamboja memberitahukan: “Saban hari, saya lebih dải sepuluh kali untuk bẻdagang hasil pertanian lewat perbatasan. Dulu, kami harus naik feri sehingga memakan banyak waktu, biaya dan bergantung pada cuaca. Sekarang, dengan adanya jembatan ini, maka usaha kami lebih kondusif”.
Bersama dengan masalah memperpendek jarak tentang geografi, jarak tentang semangat antara rakyat dua negeri juga lebih mendekatkan ketika pola-pola persaudaraan di daerah perbatasan berturut-turut lahir. Hingga kini, di seluruh garis perbatasan Vietnam-Kamboja ada 14 pos perbatasan, 36 gugus pemukiman penduduk yang melakukan persaudaraan. Ketika menilai pola ini, Brigadir Jenderal Le Thai Ngoc, Wakil Panglima Markas Komando Tentara Perbatasan Vietnam memberitahukan: “Persaudaraan antara gugus-gugus pemukiman penduduk dan dukuh di dua tepi garis perbatasan dan koordinasi mengadakan banyak program temu pergaulan persahabatan antara rakyat di dua tepi garis perbatasan merupakan satu gagasan sangat bernilai bagi rakyat dua pihak untuk bersama-sama menjaga garis perbatasan, tonggak pẻbatasan, membela keamanan dan ketertiban dukuh-dukuh di kawasan perbatasan”.
Pembangunan garis perbatasan yang damai, bersahabat, bekerjasama dan bersama berkembang merupakan prasyarat bagi hubungan Vietnam-Kamboja untuk terus menggeliat jauh pada masa depan. Lebih-lebih lagi, hal ini juga langsung turut menjaga perdamaian dan kestabilan di kawasan, khususnya bagi ASEAN pada latar belakang internasional yang masih mengalami banyak gejolak dan tantangan seperti dewasa ini.