(VOVworld) - Tanpa mempedulikan turunnya hujan mendadak di kota Hanoi, pada pukul 13.00 Sabtu (20 Juni), banyak remaja, khususnya para pecinta musik telah berada di Kelub Amerika Serikat di Distrik Hai Ba Trung untuk menghadiri Festival Musik ASEAN Pride-2015. Festival Musik ASEAN Pride-2015 diselenggarakan dalam satu ruang yang terbuka - tempat dimana kaum remaja datang untuk menikmati lagu-lagu bergelora yang dipertunjukkan oleh para biduan-biduanita asal banyak negara di kawasan. Bersamaan itu, mereka juga berpeluang melakukan temu pertukaran, menyumbangkan ide-ide baik kepada komunitas.
Festival Musik ASEAN Pride-2015
Di areal seluas 2000 meter persegi, ratusan penonton sedang bersorak-sorai, memberi semangat yang beralun-alun sesuai dengan bunyi musik yang bergelora. Pengeras-pengeras suara dengan kapasitas besar yang ditempatkan di sekitar panggung membuat ruang musik menjadi semakin bergelora. Penonton yang datang ke Festival ini bisa berdiri atau duduk di lapangan rumput untuk bisa menonton acara-acara pertunjukan atraktif yang dibawakan para seniman-seniwati. Cara mengatur panggung seperti itu telah membantu menghapuskan batas antara orang-orang yang menikmati musik. Mereka bisa berbincang-bincang dan saling mengadakan temu pertukaran tentang musik yang dulu belum pernah ada. Saudara Peter, seorang penonton Amerika Serikat memberitahukan: “Acara pertunjukan musik yang dilakukan oleh para seniman-seniwati hari ini benar-benar interesan. Suasananya sangat bergelora. Tidak ada kesenjangan antara para seniman-seniwati dan para penonton. Musik benar-benar membuat semua orang menjadi lebih dekat”.
Di atas panggung, band musik perempuan Yellow Fang, tiga gadis asal Thailand bernyanyi sambil memainkan gitar, genderang sedang menyanyikan satu lagu yang tergolong jenis “alternative rock” dengan lirik bahasa Thai. Acara pertunjukan mereka mendapatkan dukungan hangat dari para penonton. Saudari Pim Porn Metchnun, biduanita utama dari band musik Yellow Fang memberitahukan: “Ini adalah untuk pertama kalinya kami melakukan pertunjukan di Vietnam. Ini merupakan tempat bagi semua orang untuk mengadakan temu pertukaran dan konektivitas dengan orang-orang yang punya selera bersama. Sebagai band musik Thailand asal Asia, ini juga merupakan kesempatan bagi kami untuk bisa melakukan pertunjukan di satu negeri lagi”.
Dua rocker perempuan dalam band musik Yellow Fang dari Thailand
(Foto: vov.vn)
Acara pertunjukan yang dilakukan oleh saudara O.J Law, seorang seniman yang berbakat asal Malaysia juga mendapatkan dukungan yang hangat dari para penonton. Dia merekam sendiri sekaligus memproduksi karya-karyanya. Dia telah meluncurkan tiga album dengan jenis musik “indie rock” dan “electronic” yang eksotis dan pernah merebut penghargaan Timeout KL’Malaysia Album-tahun 2012 . Dia merasa sangat gembira ketika bisa melakukan pertunjukan sehubungann dengan peristiwa ini.
“Hari ini, saya merasa sangat gembira ketika berada di Vietnam. Ini adalah kunjungan pertunjukan saya yang pertama di luar Malaysia. Saya berharap supaya musik akan membantu mengaitkan semua orang satu sama lain”.
Festival Musik ASEAN Pride- tahun ini dengan tema: “Memuliakan nilai keluarga” adalah aktivitas yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Vietnam di kota Hanoi dan Kelub Ganderung Kesenian dan Musik (CAMA) sehubungan dengan peringatan ultah ke-20 normalisasi hubungan diplomatik Vietnam-Amerika Serikat. Peristiwa ini telah menyerap partisipasi dari para seniman-seniwati asal negara-negara ASEAN dan Amerika Serikat bersama-sama dengan para seniman-seniwati terkenal Vietnam. Bapak Micheal, Wakil CAMA memberitahukan: “Kami menyelenggarakan perisitwa musik ini dengan tujuan ingin memperkenalkan dan mencatat para talenta muda dari negara-negara di kawasan dan di dunia untuk menciptakan kegembiraan bagi kaum remaja Vietnam untuk melihat bahwa mereka juga bisa bertindak seperti sahabat-sahabat itu. Kaum remaja Vietnam akan belajar, menggembleng diri untuk menjadi seperti talenta-talenta di kawasan”.
Ketika datang ke Festival kali ini, selain menikmati acara-acara pertunjukan yang atraktif yang dilakukan oleh para seniman-seniwati terkenal, kaum remaja bisa ikut serta pada aktivitas-aktivitas lain yang sangat interesan. Di sekitar zona panggung, panitia penyelenggara mendirikan gerai-gerai untuk memperkenalkan kuliner Asia-Eropa, Gerai-gerai barang kerajinan tangan-artistik Vietnam, pakaian feysien. Khususnya zona untuk memperkenalkan program Gagasan Pemimpin muda Asia Tenggara (YSEALI) yang dibina oleh Presiden Amerika Serikat, Barack Obama telah mendapat perhatian khusus dari kaum remaja. Tujuan program ini ialah semua orang berpadu tenaga melaksanakan masalah-masalah politik yaitu pendidikan, lingkungan hidup, pengaruh semua orang terhadap komunitas. Proyek-proyek yang implementatif dan menguntungkan komunitas akan mendapat dana dari YSEALI dari 10 000-12 000 dolar Amerika Serikat.
Terletak tidak jauh dari pameran YSEALI ialah zona pemutaran film dari para remaja amatir. Film-film bicara tentang anak-anak jalanan. Ini adalah salah satu diantara ide-ide implementatif yang dilaksanakan dengan bantuan YSEALI.
Memang benar-benar, Festival Musik ASEAN Pride-2015 telah tidak hanya memberikan saat-saat yang bergelora melalui acara pertunjukan yang dilakukan oleh para seniman-seniwati muda, melainkan juga memberikan saat-saat yang diam-diam kepada kaum remaja untuk bisa berfikir dan menyumbangkan ide-ide baik kepada komunitas, mengerti dan mencintai orang-orang yang menjumpai kesulitan. Bersamaan itu, menghargai kehidupan di samping keluarga. Itulah merupakan tujuan dari panitia penyelenggara Festival tersebut. Malam musik berakhir pada kira-kira 22.00. Pada muka para penonton, semuanya juga tersunggi senyuman dengan penuh kepuasan. Ketika berpisah, mereka berharap akan bisa bertemu lagi sehubungan dengan peristiwa musik ASEAN Pride kali ke-3 yang akan diselenggarakan di kota Hanoi pada 2016./.