(VOVWORLD) - Untuk mencapai kemenangan bersejarah pada 30/4/1975, tentara dan rakyat Vietnam telah mengalami banyak kesusah-payahan dan pengorbanan selama bertahun-tahun. Tidak tahu berapa banyaknya yang sudah gugur, bertekad membela secara mantap kampung halaman, di antaranya ada para pemuda pembidas dari Kompi 317 – Satuan 65- Satuan Umum Pemuda pembidas melawan Imperialis Amerika Serikat untuk menyelamatkan Tanah Air di Provinsi Nghe An, yang ikut bertempur di medan perang Truong Bon.
Tokoh utama Tran Thi Thong Thong (seniman rakyat Hong Luu) (Foto: Mai Nhat) |
Untuk menyatakan ucapan terima kasih atas pengorbanan putra-putri Vietnam itu, Profesor Muda, Doktor Nguyen The Ky, Direktur Jenderal Radio Suara Vietnam telah menulis karya dengan judul: “Bunga api Truong Bon” – satu skenario teater musikal yang mengharukan, memberikan kesan kuat terhadap para penonton.
Karya teater musikal “Bunga api Truong Bon” diperkenalkan kepada para penonton di Vietnam Selatan pada saat seluruh negeri bergembira menyambut peringatan ultah ke-44 Hari Pembebasan Vietnam Selatan dan Penyatuan Tanah Air (1975 – 2019). Ketika menonton teater musikal itu, para penonton tidak bisa tidak menangis ketika berbaur pada ruang yang kental dengan sifat sejarah pada masa-masa yang heroik melalui penjelmaan yang baik dari para aktor profesional.
Panggung Gedung Teater Ben Thanh, di pusat Kota Ho Chi Minh, sepertinya ada penampilan sebuah Truong Bon sungguh-sungguhan dengan hutan pohon-pohon besar, seolah-olah ada penampilan sebuah desa Nghe An yang damai dengan kolam bunga teratai, bunga dan rumput, dan pohon beringin tua. Latar panggung utama juga adalah ruang utama dimana berlangsung semua perkembangan sendranyanyi ini, yaitu koordinat api Truong Bon yang berada di jalan strategis 15 A, di Kecamatan My Son, Kabupaten Do Luong. Di sana, tigabelas orang pemuda pembidas dari regu 2, Regu Berani Mati dari Kompi 317 – Satuan 65 – Satuan Umum Pemuda pembidas melawan Imperialis Amerika Serikat untuk menyelamatkan Tanah Air di Provinsi Nghe An telah gugur dengan gagah berani pada saat melaksanakan tugas pada 31/10/1968 di jalur api Truong Bon, salah satu koordinat yang paling sengit dalam perang menentang Imperialis Amerika Serikat, hanya beberapa jam sebelum perintah menghentikan pemboman di Vietnam Utara yang dijatuhkan Amerika Serikat dilaksanakan.
“Bunga api Truong Bon” meliputi 4 adegan, yang masing-masing membuka memori-memori tentang para pemuda pembidas Truong Bon pada saat yang paling sengit dalam perang dengan tokoh utama ialah kepala regu yang bernama Tran Thi Thong dan para prajurit perempuan yang masih sangat muda. Profesor Muda, Doktor Nguyen The Ky, pengarang “Bunga api Truong Bon” memberitahukan bahwa di samping faktor seni yang unik, karya ini juga menyampaikan satu pesan yang bersifat kemanusiaan. Dia mengatakan:
“Kita memuji jasa serta pengorbanan yang gagah berani dari orang-orang yang sudah gugur dalam perang menentang Imperialis Amerika Serikat, di antaranya ada regu-regu Truong Bon. Kedua, kita merasa bangga atas tradisi bangsa. Yaitu tradisi menerobos barisan gunung Truong Son untuk menyelamatkan Tanah Air. Kami juga menyampaikan pesan kepada para pemuda bahwa untuk ada kehidupan dewasa ini, kita tidak boleh melupakan jiwa dan raga dari generasi pendahulu dan kita harus menghormati semua hal itu”.
Bertahun-tahun sudah lewat, peristiwa Truong Bon telah masuk ke dalam sejarah seperti sebuah legenda, akan tetapi, bagi para artisan dalam teater musikal “Bunga api Truong Bon”, semuanya menjadi hidup-hidup hingga mengharukan. Seniman Rakyat Trinh Hong Luu, Direktur Pusat Konsevasi dan Pengembangan Pusaka Lagu Rakyat Nghe An, sudah ikut serta dalam kira-kira 20 kali pertunjukan teater musikal “Bunga api Truong Bon”, tapi setiap kali muncul di pentas itu, perasaan-nya masih tetap utuh seperti kali permunculan yang pertama. Dia mengatakan:
“Saya berfikir tentang pengorbanan pasukan pemuda pembidas dan saya menjelmakan diri menjadi mereka. Saya memahami kesedihan dan pengorbanan yang diderita para pemuda pembidas perempuan pada waktu itu. Oleh karena itu, setiap malam pertunjukan, perasaan kami berbeda-beda. Saya sering harus menahan diri perasaan saya agar tidak melepaskan suara tangis ketika sedang membawakan acara itu”.
Teater musikal tersebut menyentuh hati para penonton ketika berfokus memanifestasikan citra para prajurit pemuda pembidas dari regu 2 pada saat-saat yang paling sengit dalam peperangan. Mereka telah menegakkan tugu yang hidup untuk selama-lamanya dengan nama: “Regu baja yang heroik”. 13 di antara 14 prajurit telah gugur pada pagi hari, 31/10/1968 ketika hanya tinggal beberapa jam lagi, tentara Amerika Serikat untuk sementara akan menghentikan pemboman di Vietnam Utara.
Setelah menonton lakon itu, saudari Vo Thi Thanh Tra memberitahukan: “Sebagai seorang pemuda yang lahir pada masa damai dan didewasakan di Vietnam Selatna, saya jarang mendengarkan nama tempat Truong Bon. Setelah menonton sendranyanyi ini, saya merasa sangat terharu atas pengorbanan dari para pendahulu. Saya berjanji pada diri sendiri bahwa harus berupaya untuk menyelesaikan secara baik tanggung jawab dan bersama-sama membangun Tanah Air supaya semakin baik”.
Di teater musikal “Bunga api Truong Bon”, para penonton merasa secara lebih mendalam pengorbanan yang gagah berani dan jasa revolusioner yang luar biasa dari tentara dan pemuda pembidas, prajurit kerja di garis depan serta rakyat Vietnam selama waktu perang perlawanan menentang Imperialis Amerika Serikat di Provinsi Nghe An, khususnya di koordinat api Truong Bon. Lakon ini juga membangkitkan kebanggaan dan ucapan terima kasih dari generasi dewasa ini terhadap generasi pendahulu yang telah mempersembahkan jiwa dan raga, keringat, air mata dan masa muda untuk berjuang dan menjaga kemerdekaan, kebebasan dan penyatuan Tanah Air.