(VOVWORLD) - Toko kecil bernama "Toko Buku dan Cerita-Cerita" milik Phan Ngoc Phan yang terletak di Warung Teh Co Ngot di Distrik Ninh Kieu, Kota Can Tho, Vietnam Selatan merupakan tujuan para pecinta buku, terutama anak muda. Ini juga merupakan model start-up Phan Ngoc Phan, yang berkontribusi dalam menyebarkan budaya membaca di masyarakat.
Lulus dalam bidang Teknologi Pasca Panen, Universitas Hung Vuong, Kota Ho Chi Minh, Phan Ngoc Phan – perempuan kelahiran 1986 ini jatuh cinta pada tanah Can Tho dan memulai karirnya di sini. Dari masa kanak-kanak hingga dewasa, Ngoc Phan memiliki minat terhadap buku, tetapi untuk mempelajari lebih lanjut tentang setiap jenis buku, barulah setelah di kelas 10 ia mulai "menaklukkan buku".
"Toko Buku dan Cerita-Cerita" milik Phan Ngoc Phan yang dicari pecinta buku terutama kalangan muda. Foto: VOV |
Semasa sekolah, Ngoc Phan sering pergi ke toko buku bekas dan menyewa buku untuk dibaca. Ketika ia menyukai suatu buku, ia akan menabung, membelinya, dan membacanya berulang-ulang. Saat pergi bekerja, ia menghabiskan sebagian uangnya membeli buku untuk meningkatkan pengetahuannya dan berpartisipasi dalam asosiasi dan kelompok pertukaran buku online. Selama setahun terakhir ia juga telah membentuk kelompok pecinta buku dengan nama "Inilah Buku", menarik lebih dari 3.000 anggota di seluruh negeri dari usia 15 hingga 40 tahun. Setiap anggota grup saling menukar informasi buku-buku bermutu, menghadiri sesi offline untuk mendiskusikan buku-buku baru atau buku klasik.
Dari pertemuan dan pertukaran dengan anggota pecinta buku, Ngoc Phan secara bertahap membentuk ide untuk membuka toko buku bekas sendiri. Dalam waktu satu bulan ia menghubungi kafe-kafe di sekitar universitas dan akademi untuk bekerja sama dan menyewa tempat. Akhirnya ia pun memiliki toko buku kecil bernama "Toko Buku dan Cerita-Cerita". Ngoc Phan mengatakan bahwa selama istirahat karena pandemi COVID-19 ia juga menjual buku secara online untuk menghasilkan pendapatan. Namun dia menyadari satu hal, agar buku lebih dekat dengan anak muda, terutama anak-anak, perlu ada ruang praktis.
Dengan dibukanya toko buku seperti ini diharapkan anak-anak akan datang ke toko dan langsung memegang buku di tangan mereka. Selain itu saya juga memenuhi kualifikasi untuk merekomendasikan kepada mereka buku mana yang terbaik karena seorang pemula tidak akan tahu buku mana yang bagus atau cocok untuk mereka. Oleh karena itu, dengan kemampuan dan kondisi saya saat ini, saya dapat menyarankan mereka.
Menjelaskan alasan mengapa menamakan model "Toko Buku dan Cerita-Cerita", Ngoc Phan mengatakan toko bukunya tidak hanya menjual buku bekas, tetapi juga menjual suvenir yang menyertai sebagai hadiah dari buku, membuatnya berbeda dari toko buku biasa. Berkat ide praktis itu, tidak lebih dari seminggu setelah diluncurkan, toko buku itu didatangi anak-anak muda yang membeli atau menyewa buku untuk diri mereka sendiri. Hadir di "Toko Buku dan Cerita-Cerita", Vuong Tran Thien Thanh mengaku sangat senang saat Ngoc Phan membuka model membaca yang ideal bagi masyarakat.
Ketika saya berinteraksi dengan para peminat buku, saya mendapat lebih banyak pengetahuan yang membuat antusiasme saya pada buku semakin meningkat. Berada di sekitar buku membuat saya belajar banyak hal, seperti bagaimana bisa tekun membaca buku? Bagaimana perasaan Anda setelah membaca buku? Dan belajar lebih banyak pengetahuan dari buku itu.
Agar model start-up buku memiliki arah yang mantap, Ngoc Phan memilih kedai kopi dengan desain eksentrik dekat universitas untuk ia sewa dan jadikan toko buku kecil. Saat ini budaya membaca akan lebih mudah menyebar ke generasi muda. Karena situasi wabah Covid-19 yang kompleks, toko buku saat ini hanya bertumpu pada aktivitas menjual buku dan menyewakan buku. Sambil duduk di kafe atau di toko buku, dapat menyewa hanya dengan 8.000 VND per buku. Jika ada yang suka membeli buku, harganya hanya 50% dari harga aslinya atau bahkan kurang. Alasan harganya cukup terjangkau karena Ngoc Phan belum memikirkan keuntungan dan hanya ingin hidup dengan semangat berbagi hobi membaca buku kepada semua orang. Duong Pham Duy Khang, mahasiswa kedokteran gigi maksilofasial Universitas Kedokteran dan Farmasi Can Tho, mengungkapkan:
Ini model paling baru dibandingkan toko lain yang pernah saya kunjungi. Saya sangat suka ketika ada ruang buku di kafe, seperti saya memiliki kesempatan tidak hanya minum kopi atau berbicara dengan teman saja, tetapi juga membaca buku. Lebih beragam suasana di sini.
Model "Toko Buku dan Cerita-Cerita" cukup baru di Can Tho. Phan Ngoc Phan menggunakan kecintaannya pada buku untuk menyebarkan budaya membaca kepada semua orang, terutama kaum muda. Semoga dengan semangat ini, toko buku kecil ini semakin menarik respon masyarakat, semakin banyak pembaca memiliki akses terhadap buku-buku baru, buku-buku berharga, dan membagikan nilai kebaikan membaca kepada banyak orang.