(VOVWORLD) - Masyarakat berubah, Ibu Kota Hanoi masa kini juga mengalami banyak perubahan kalau dibandingkan dengan masa lampau, baik dari segi arsitekur, jalan-jalan, skal, dan luas sebagai-nya…..Inilah keniscayaan perkembangan.
Untuk memelihara rasa cinta warga terhadap Kota Hano dan membantu semua orang memiliki kenangan yang indah akan Ibukota Hanoi kuno, maka pameran dengan tema: “Nep Xua” (artinya Rumah Kuno) di Museum Hanoi diselenggarakan laksana satu desa kuno dengan jalan-jalan yang berliku membawa para pengunjung menyusiri berbagai ruang bertema: Vila, kamar tamu, kamar pemujaan, baju lima helai dan lain-lain… Semuanya disusun dan dibentuk persis seperti Hanoi tempo dulu.
Mesin jahit pedal mendapat perhatian khusus para pengunjung (Foto: VNA) |
Setiba di ruang pameran dengan tema “ Nep Xua”, pengunjung disambut oleh pintu gerbang yang ditegakkan layaknya gerbang desa asli di Ibukota kuno. Melewati gerbang desa terdapat ruang tamu yang di dinding bagian atas tergantung dua buah diafragma kayu berlapis emas dengan dua huruf kanji yang berarti “Harmoni”, sebagai ungkapan harapan akan keluarga yang “harmoni” dan bahagia.. Di bawah diafragma itu terdapat barang-barang khas keluarga kaya di kota Hanoi kuno, dari lemari kayu mahoni, lemari teh, meja dan kursi kayu bertatahkan mutiara mewah yang canggih hingga panci kapur untuk makan sirih, rokok, dan cangkir minuman berralkohol ….
Melalui Ruang tamu ada ruang ibadah, tempat paling khusyuk di rumah, dimana terpajang barang-barang, seperti mangkuk dupa, talam sesajien, guci tembaga dan lain-lain, ada kayu berlapis emas yang sudah kabur dimakan waktu… Bergerak ke sudut Ao Dai (Baju tradisional kaum perempuan Vietnam), pengunjung akan mendapati ruang di toko jahit "Phuc Trach” yang dulu terkenal di Kota Hanoi yang dipenuhi dengan kain berwarna-warni dan trendi, selimut merak khas, dan bahkan mesin jahit pedal dari abad terakhir- Galeri ini mendapat banyak perhatian pengunjung.
Bagi para orang tua, melewati gerbang desa seperti ke,bali ke masa lampau, mengingatkan akan banyak kenangan bagi generasi muda, “Nep Xua” membantu mereka lebih mengerti tentang zaman nenek- kakek dan para pendahulu mereka. Nguyen Thi Thuy Hang, mahasiswi Universitas Kebudayaan, mengatakan:
‘Pameran ini membantu saya dapat merasakan dengan sangat jelas perubahan Hanoi dari waktu ke waktu. Melalui itu, saya lebih memahami kehidupan para pendahulu dan perbandingan antara masa lalu dan masa kini dalam melihat perkembangan ibu kota. Bersamaan dengan itu, pameran juga membantu saya lebih menghargai budaya kuno dan tradisi bangsa”.
Di lantai pertama Museum Hanoi, hampir dua ratus artefak disusun bagaikan sebuah desa kuno, dengan jalan-jalan berliku yang membawa pengunjung ke berbagai galeri dengan temanya masing-masing yang ditata secara teliti dan terinci persis seperti langgam hidup lama orang Hanoi. Di sini, pengujung mendapatkan gambaran konprehensif mengenai kebiasaan tipikel cara hidup, cara pakaian dan pola interaksi masyarakat yang merupakan identitas budaya ibukota kuno. Tran Minh Ngoc, warga di Distrik Cau Giay, Kota Hanoi, mengatakan:
“Saya merasa sangat tertarik untuk bisa melihat lagi Ao Dai empat helai masa kuno. Atau meja dan kursi yang dipajang dengan ukiran yang cukup halus, menunjukkan bahwa para tukang harus bekerja sangat cermat untuk membuat produk ini.”
Sudut ruang pameran "Nep xua" (Foto: VNA) |
Artefak dan dokumen kaya yang berkaitan dengan kehidupan sosial pada paruh pertama abad kedua puluh yang ditempilkan dalam pameran, dikumpulkan Museum, baik di dalam maupun luar negeri guna diperkenalkan kepada masyarakat dengan maksud menyosialisasikan nilai-nilai budaya tradisional yang baik dan menciptakan keterhubungan antara kebudayaan tradisional dan kebudayaan modern. Ibu Nguyen Thi Ngoc Hoa, Kepala Seksi Pajangan dan Sosialisasi, Museum Hanoi, mengatakan:
“Kami harus meneliti dan mempelajari rumah-rumah tradisional di Kota Hanoi yang masih dilestarikan sampai masa kini untuk bisa menyusun kisah-kisah dalam pemajangan. Semuanya di ruang pameran ditata, mulai dari ruang tamu sampai altar, semuanya memiliki pesan dan makna sendiri, menunjukkan karakter, kebiasaan, tradisi dan kebudayaan tuan rumah”.
Panitia pameran juga berharap agar melalui pameran ini, pengunjung akan lebih memahami kebudayaan tradisional. Dari sana, diharapkan semua orang bersinergi untuk melestarikan dan meneruskan budaya yang sesuai guna membentuk lapisan masyarakat Hanoi yang baru, dinamis, dan berbuaya yang turut serta dalam membangun Ibukota menjadi semakin berkembang. Pameran “Nep Xua” dibuka secara gratis bagi pengunjung sampai dengan tanggal 31 Desember 2022./.