(VOVworld) – Budaya kuliner warga etnis minoritas Muong tercipta dari masakan-masakan sederhana dan berbau kerakyatan dengan aroma daerah gunung, hutan dan sungai seperti sayur-sayuran kukus, ikan anak sungai, daging babi. Pada masa kini, masakan-masakan khas ini tetap diolah komunitas orang etnis minoritas Muong Bi di provinsi Hoa Binh untuk makanan-makanan setiap hari atau untuk jamuan pada Hari Raya dan Hari Raya Tahun Baru Tradisional.
Masakan etnis minoritas Muong
(Foto: baomoi.com)
Dengan bahan-bahan hasilan dari daerah gunung dan hutan, sayur-syuran, ikan atau padi yang ditanam di sawah, warga etnis minoritas Muong Bi di provinsi Hoa Binh mengolahnya menjadi masakan-masakan yang atraktif dengan aroma khusus dari daerah gunung dan hutan. Dalam makanan sehari-hari, pertama-tama harus disebutkan masakan sayuran kukus. Saudari Bui Thi Dien di provinsi Hoa Binh memberitahukan bahwa cuaca di provinsi Hoa Binh selalu sejuk dan merupakan syarat yang kondusif untuk menanam bermacam-macam jenis sayur-sayuran, terutama sawi.
Dalam masakan sayuran kukus dari warga etnis minoritas Muong ada daun pepaya maka dalam semua pekarangan warga etnis ini selalu ditanam pohon pepaya tersebut. Bunga, daun dan buah mentah pohon pepaya semuanya digunakan untuk menciptakan rasa pahit pada masakan-masakan. Mengenai cara mengolahnya, semua jenis sayuran ini setelah dicuci bersih, diiris kecil-kecil dan dicampur dengan sedikit bunga pisang yang diiris tipis lalu dikukus. Setelah air mendidih, sayuran baru dimasukkan ke dalam kukusan untuk dikukus. Setelah kira-kira 15 menit dan tercium bau harumnya berbagai jenis sayur-sayuran, khususnya bau daun kedok, berarti sayuran itu sudah masak. Saudari Bui Thi Dien mengatakan: “
Sayuran dikukus dengan uap maka tidak hancur. Ini merupakan masakan biasa. Kami mengambil sayuran di sawah dan langsung mengukusnya”.
Saus tutul untuk dimakan dengan sayur kukus
(Foto: baomoi.com)
Sayuran kukus ini dimakan bersama dengan saus tutul yang dibuat dari cabai dan jeroan ikan. Saus tutul ini dibuat cukup teliti, dan dikombinasikan dengan berbagai bahan yang berwarna-warni seperti warna kuningnya jahe, merahnya cabai dan tomat, hijaunya daun bawang, dll.
Sayuran kukus adalah masakan sehari-hari dari warga etnis minoritas Muong. Sedangkan ada acara perkabungan, Hari Raya
dan Hari Raya Tahun Baru Tradisional etnis minoritas Muong tidak bisa kurang masakan dari ikan. Ikan dibuat menjadi berbagai jenis makanan, diantaranya yang paling khas disebutkan sebagai “O
t do”. Masakan ini dicampur dengan berbagai jenis bumbu seperti garam, lada dan jahe yang dicincang kecil. Sedangkan sere dan cabai diiris kecil dicampur dengan jahe cincang dimasukkan ke dalam perut ikan. Ikan ini dikukus dengan api yang kecil sehingga menciptakan bau campuran dari bau ikan, sere dan asap dapur yang sangat atraktif dan khas.
Selain masakan ikan kukus yang enak, masakan daging babi rebus dari warga etnis minoritas Muong juga tidak kalah enaknya. Daging babi rebus ini dicelup dengan garam goreng dan biji “
doi” yang digoreng dan dihaluskan.
Masakan diatur dengan ketentuan sendiri ketika dihidangkan
(Foto: baomoi.com)
Warga etnis minoritas Muong biasanya menggunakan daun pisang sebagai tempat menaruh masakan. Bapak Bui Van Khan di provinsi Hoa Binh memberitahukan: “
Semua masakan diletakkan di atas daun pisang. Nenek moyang kami dulu menggunakan daun pisang untuk membungkus masakan maka adat istiadat itu sampai sekarang masih dilestarikan. Daging yang diletakkan di atas daun pisang punya aroma wangi dan lebih mudah untuk diatur”.
Semua masakan biasanya diletakkan di atas daun pisang ini disebutkan warga etnis minoritas Muong sebagai talam daun. Mencicipi masakan ini, para tamu dari jauh dapat merasakan perasaan yang sederhana dan tugas melalui cara dekorasi masakan, dapat merasakan tata cara dan peraturan melalui cara duduk dan makan, dll dari warga etnis minoritas Muong. Talam daun merupakan kristalisasi dalam budaya kuliner warga etnis minoritas Muong, mengandung perasaan manusia terhadap nenek moyang, bumi, langit, gunung dan hutan./.