(VOVWORLD) - Ketika datang berkunjung di dukuh warga etnis minoritsa Xo Dang di daerah dataran tinggi Tay Nguyen, yang paling mengesankan terhadap para wisatawan yalah rumah gadang yang tinggi dan besar, terletak di tengah-tengah tiap-tiap dukuh. Rumah gadang tidak hanya mempunyai ciri-ciri khas tentang arsitektur saja, melainkan juga merupakan ruang yang suci dari warga dukuh etnis Xo Dang.
sd
Rumah gadang dari warga etnis Xo Dang (Foto :VOV) |
Rumah gadang dari dari warga etnis di dataran tinggi Tay Nguyen pada umumnya dan warga etnis Xo Dang pada khususnya dianggap sebagai satu simbol dari kebudayaan yang khas di daerah bumi ini. Bagi warga etnis-etnis di daerah dataran tinggi Tay Nguyen, rumah gadang memainkan peranan sentral dalam keyakinan, kebudayaan dan merupakan wajah dari seluruh dukuh. Rumah gadang dari warga etnis Xo Dang merupakan satu rumah panggung berukuran luas, atap-nya tinggi, berdiri megah di tengah-tengah dukuh. Saudara A Phao, Ketua Komite Rakyat Kecamatan Dak Ang, kabupaten Ngoc Hoi, propinsi Kon Tum, memberitahukan: “Rumah gadang merupakan tempat kegitan para warga seluruh dukuh, pada semua hari pesta dan hari raya besar, warga dukuh berhimpun di sini untuk bersama-sama menjalankan kegiatan. Rumah gadang dibangun bersama-sama oleh warga dukuh dan memberikan tugas kepada setiap orang dan setiap grup”
Lokasi tanah dimana dibangun rumah gadang dipilih oleh sesepuh dukuh, merupakan tempat tinggi dan ruang-nya sejuk. Rumah gadang dibangun di tempat orang bisa melihat dari jauh, tapi tidak bisa di ujung atau di akhir dukuh. Proses membangun rumah gadang harus mematuhi secara ketat semua ketentuan dari komunitas dukuh dan membawa banyak faktor kejiwaan. Menurut adat-istiadat, Sesepuh dukuh akan memberitahukan keputusan membangun rumah gadang kepada semua anggota dalam dukuh lebih dulu setahun untuk menyiapkan bahan pembangunan, setelah itu mengadakan upacara memuja Dewa Langit dan Dewa Tanah guna meminta izin mendirikan rumah. Sesepuh dukuh adalah orang yang langsung mengawasi dan membimbing warga dukuh membangun rumah gadang.
Rumah gadang dari warga etnis Xo Dang mempunyai 8-10 tiang utama, sesuai dengan ukuran rumah. Bapak A Phang, warga di dukuh Dak Ang, kebupaten Ngọc Hoi, propinsi Kon Tum, memberitahukan: “Kami akan mencari pohon-pohon kayu yang besar dan bulat. Hanya sesepuh dukuh dan para lansia baru bisa mengenal cara merancang, cara menegakkan dan membimbing anak cucu. Hanya para orang laki-laki bisa menegakkan rumah. Setelah berdiri, para wanita etnis Xo Dang akan mencari daun rotan untuk membuat atap rumah gadang”.
Rumah gadang dari warga etnis Xo Dang dibuat dari pohon bambu khusus (namanya bambu Lo o). Dinding rumah dibuat dari papan-papan kayu yang tipis. Pintu rumah gadang mengarah ke arah depan, tempat dimana ada lapangan yang luas. Tangga rumah dibuat dari satu badan pohon kayu yang besar. Bapak A Phang, seorang warga di kecamatan Dak Ang, kabupaten Ngoc Hoi, propinsi Kon Tum memberitahukan: “Kalau di dukuh ada banyak warga, kami akan mendirikann rumah gadang yang besar, kalau warga di dukuh tidak banyak, kami akan menegakkan rumah gadang yang kecil saja. Tempat yang paling suci yalah tempat pemujaan. Sekarang ada altar pemujaan. Semua masakan akan dipersembahkan kepada nenek moyang”.
Dalam rumah gadang selalu diletakkan patung-patung yang dibuat dari kayu dan juga dipasang relief yang bermotip bunga Po lang, burung, dompol padi dan lain-lain…Warga etnis Xo Dang hanya menggunakan tiga warna saja yaitu warna putih, hitam dan merah untuk menghias rumah gadang Warna. Konsep warga etnis Xo Dang yalah mengusir setan, warna putih memanifestasikan kesetiaan dan warna merah memanifestasikan kemenangan. Di setiap rumah gadang ada satu tempat suci untuk memuja benda-benda suci, seperti satu pisau, satu batu, tanduk kerbau dan lain-lain…Di banyak rumah gadang dari warga etnis Xo Dang dipasang gambar Presiden Ho Chi Minh dan Bendera Nasional. Tidak hanya merupakan tempat untuk beraktivitas saja, rumah gadang juga merupakan tempat dimana warga etnis Xo Dang mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai kebudayaan tradisional dan keyakinan etnis-nya.