Kuliner dari warga etnis minoritas Nung
To Tuan -  
(VOVworld) – Warga etnis minoritas Nung biasanya bermukim di daerah pegunungan. Kehidupan mereka berkaitan dengan lingkungan alam dan punya adat cocok tanam secara alamiah. Warga etnis Nung dulu mengambil buah-buahan di hutan, berburu binatang, melakukan cocok tanam dan beternak untuk diolah menjadi makanan. Dalam proses perkembangannya, warga etnis Nung telah menciptakan bermacam-macam jenis makanan yang unik dan khas. Beberapa masakan dari warga etnis Nung kini telah menjadi “brand” produk wisata yang khas di provinsi Lang Son, tempat banyak warga etnis Nung bermukim.
Talam sajian dari warga etnis Nung
(Foto: cinet.gov.vn)
Dalam kehidupan produksi, warga etnis Nung pada pokoknya menanam bermacam jenis padi biasa dan padi pekan. Dalam makanan sehari-hari, mereka pada pokoknya memakan nasi beserta bermacam-macam jenis masakan yang dibuat dari kacang –kacangan dan sayur-mayur hutan. Pada musim panas, dalam makanan pada siang hari ada lagi satu panci bubur. Selain itu, mereka juga memakan nasi ketan. Warga etnis Nung jarang makan masakan rebus jadi semua jenis sayuran biasanya ditumis dengan minyak. Sementara itu, jenis masakan dari daging atau ikan biasanya juga digoreng. Warga etnis Nung tidak makan daging kerbau dan daging sapi.
Ciri budaya kuliner dari warga etnis Nung termanifestasikan secara paling jelas pada talam sajian pada Hari Raya Tahun Baru tradisional (Hari Raya Tet). Dalam talam sajian dari warga etnis Nung Phan Sinh di provinsi Lang Son, ada bermacam-macam jenis daging, rebung dan sayuran, tapi yang tak bisa kurang ialah daging itik. Bapak Luong Van Bach, seorang warga etnis Nung di provinsi Lang Son, memberitahukan: “Warga etnis Nung Phan Sinh di provinsi Lang Son merayakan Hari Raya Tet dengan adat istiadat lama. Di talam sajian akhir tahun selalu ada bermacam jenis masakan, tapi yang khas ialah masakan dari daging itik. Menurut fikiran mereka, masakan dari daging itik merupakan masakan untuk mengakhiri tahun lama. Warga etnis Nung makan daging itik untuk mengusir segara asal melintang supaya bisa mendapat segara hal yang baru pada tahun baru”.
Seperti halnya dengan etnis-etnis lain yang bermukim di daerah pegunungan Vietnam Utara, ketika berbicara tentang masakan khas dari warga etnis Nung harus bicara tentang masakan seperti itik panggang dan babi panggang yang berisi daun dan buah “Mac Mat”, sejenis pohon bumbu yang hanya ada di provinsi-provinsi seperti Lang Son, Cao Bang dan Bac Can. “Mac Mat” dalam bahasa etnis Nung berarti “daun buah manis” telah menjadi jenis bumbu yang tak bisa kurang dalam masakan-masakan dari warga etnis Nung di provinsi Lang Son. Saudara Nong Van Chi, seorang warga etnis Nung di provinsi Lang Son, memberitahukan: “Daun “Mac mat” ini tidak bisa kurang dalam masakan-masakan panggang, khususnya daging babi dan daging itik panggang karena jenis daun ini sangat harum. Kalau tidak ada jenis daun ini maka masakan babi panggang akan kurang lezat. Daun dan buah “Mac Mat” dimasukkan ke dalam perut babi panggang, nanti kalau sudah masak, daunnya kelihatan tetap segar, tapi akan menciptakan harum yang khas untuk masakan ini”.
Daging panggang di provinsi Lang Son yang berisi daun “Mac Mat” beserta teknik panggang memiliki harum khas yang lezat, kulitnya berwarna kuning tua dari madu hutan merupakan kerat dari warga etnis Tay dan Nung. Babi panggang tidak hanya merupakan masakan khas saja, tapi juga merupakan mas kawin dalam acara pernikahan.
Dari waktu ke waktu, semua nilai budaya kuliner dari warga etnis Nung selalu dilestarikan. Pada masa temu pergaulan dan integrasi dewasa ini, nilai-nilai dari warga etnis Nung tersebut sedang dikembangkan. Ciri khas dalam budaya kuliner dari warga etnis Nung juga turut menciptakan “brand” produk wisata dari provinsi Lang Son dan seluruh negeri.
To Tuan