(VOVWORLD) - Kabupaten Sin Ho, Provinsi Lai Chau, Vietnam Utara merupakan tempat pemukiman warga dari banyak etnis minoritas, di antaranya pada pokoknya adalah warga etnis minoritas Dao Khau. Setiap Marga dari etnis minoritas Dao Khau di sana, biasanya memiliki satu kumpulan instrumen musik tradisional untuk digunakan pada acara pernikahan atau acara pemakaman di dukuh. Kumpulan instrumen musik itu dilestarikan secara teliti seperti pusaka yang bernilai dalam masyarakat.
Kumpulan instrumen musik dari warga etnsi minoritas Dao Khau digunakan dalam acara pernikahan (Foto: VOV) |
Kumpulan instrumen musik tradisional dari warga etnis minoritas Dao Khau di Kabupaten Sin Ho biasanya meliputi: seruling Ken, genderang, bonang dan alat musik "Thanh la", di antaranya seruling Ken merupakan instrumen musik utama. Keempat pemain instrumen musik dari setiap marga haruslah orang-orang yang mempunyai pengetahuan, punya apresiasi musik secara baik dan setiap orang akan memainkan satu instrumen musik.
Dalam kumpulan instrumen musik dari warga etnis minoritas Dao Khau, seruling Ken merupakan instrumen musik yang sulit untuk belajar. Untuk memainkan seruling Ken agar suara-nya bergema jauh maka seruling Ken harus dibuat secara teliti. Tubuh seruling Ken yang panjangnya kira-kira 30 sentimeter dibuat dari kayu pohon yang nama ilmiah-nya ialah Buretiodendron hasienmu dan kayu besi. Bagian dalam tubuh seruling dirongga, bagian luar dibagi menjadi 7 segmen, masing-masing segmen digerek satu lubang yang sesuai dengan nada-nada musik (yaitu do, re, mi, fa, sol, la, si). Di ujung seruling Ken ditempatkan piring kecil yang dibuat dari perunggu. Dan di atas-nya ditempatkan pirif yang panjangnya kira-kira 3 sentimeter yang dibuat dari ulat satu jenis serangga cucing yang melekat di pohon jambu dan diasah sampai ketebalan cocok. Ketika ditiup akan tercipta suara. Di bawah tubuh seruling adalah corong yang dibuat dari logam tipis, biasanya perunggu. Ketika membuat “Phan ti cong” (atau seruling laki-laki), corong-nya dibuat lebih kecil, kalau membuat “Phan ti nhay” (atau seruling perempuan) maka corong-nya dibuat lebih besar. Oleh karena itu, pada acara pernikahan di dukuh, warga etnis minoritas Dao Khau bisa membedakan apa yang adalah “Phan ti cong” atau “Phan ti nhay”. Tan A Senh, warga di Kabupaten Sin Ho mengatakan:
“Dalam musik tradisional warga etnis minoritas Dao ada 3 cara meniup, tapi meniup secara baik dituntut supaya harus secara tekun belajar dari 4 sampai 5 tahun. Saya menyukai nada “Phan ti cong” karena nada-nya tinggi dan bergema jauh, sebaliknya nada “Phan ti nhay” lebih rendah dan tidak bergema jauh. Sekarang, “Phan ti nhay” sedikit digunakan karena corong-nya besar dan sulit dibawa jauh”.
Instrumen musik genderang dari warga etnis minoritas Dao Khau dibuat dari kayu pohon “ta cung deng” – satu jenis kayu yang lunak dan mudah dipahat ketika masih segar tapi sangat ringan pada waktu sudah kering. Kepanjangan diameter dua muka genderang sebesar 30 sentimeter, ketinggian genderang sebesar dari 12-16 sentimeter, sangat mudah untuk dibawa. Muka genderang dilapis dengan kulit kambing atau kulit babi, kadang-kadang adalah kulit anak sapi. Tongkat pemukul genderang dibuat dari kayu, diikat dengan kain merah secara sangat menarik.
Bonang atau disebut sebagai “nao bat” dari warga etnis minoritas Dao Khau sangat khusus. Instrumen musik itu dibuat dari perunggu asli dengan diameter sebesar 25-30 sentimeter, mukanya sangat datar dan tidak mempunyai tonjolan seperti bonang di daerah Tay Nguyen. Peganggan tangan dibuat dari kain merah. Tongkat pemukul bonang dibuat dari satu jenis kayu yang lunak.
Kumpulan instrumen musik “Thanh la” atau disebut sebagai “shao chayz” dalam bahasa Dao Khau adalah instrumen musik yang lebih kecil terbanding dengan bonang. “Thanh la” terdiri dari dua bagian yang sama, bagian menonjol hampir sama dengan ukuran mangkuk nasi. Di tengahnya ada satu lubang kecil untuk mengulir tali ke dalam lubang yang tersimpul di belah dalam dan belah di luar supaya pemain musik bisa memegang dan memukul pada dua muka instrumen musik Thanh La sehingga tercipta suaranya.
Ketika keluarga-keluarga di dukuh mengadakan acara pernikahan atau acara pemakaman, kelompok pemain instrumen musik akan diundang untuk memainkan notasi musik yang sesuai dengan protokol untuk menyatakan rasa gembira atau rasa belangsungkawa kepada tuan rumah.
Bagi warga etnis minoritas Dao Khau di Kabupaten Sin Ho, satu acara pernikahan yang penuh dengan suara instrumen musik seruling Ken dan genderang akan memberikan kehormatan dan kenamaan kepada keluarga serta memberikan kebahagiaan kepada pasutri yang baru. Instrumen musik yang digunakan dalam acara pemakaman, acara pernikahan atau acara-acara yang lain di dukuh juga menyimpan makna sendiri. Oleh karena itu, kumpulan instrumen musik tradisional dilestarikan oleh warga etnis minoritas Dao Khau sebagai pusaka yang bernilai dari setiap marga dan dukuh.