(VOVworld) – Mencintai kuda dan berkaitan erat dengan kuda, rakyat etnis minoritas Mong mempunyai satu jenis olahraga yang penuh dengan kegagah-beranian yaitu balapan kuda. Pada hari pesta “warna-warni musim Semi di seluruh penjuru Tanah Air” yang baru saja diadakan di Dong Mo, Son Tay, Hanoi, para wisatawan telah dapat menyaksikan tikungan-tikungan yang sulit ditempuh para pembalap kuda etnis minoritas Mong di kabupaten bac Ha, provinsi Lao Cai.
Balapan kuda - satu jenis olahraga etnis minoritas Mong
(Foto: laodong.com.vn)
8 pasangan kuda dibagi menjadi 8 giliran, setiap giliran diikut oleh sepasang kuda. Para pembalap kuda etnis minoritas Mong memakai topi plastik, memakai sepatu kain, tanpa perlengkapan pelindung, tanpa pelana kuda, tangan memegang tali untuk mengendalikan kudanya berlari di atas landasan pacu yang penuh debu. Kadang-kadang, ada kuda yang belum terbiasa sehingga keluar dari landasan pacu sehingga para pembalap sangat sulit mengendalikannya. Bahkan ada saat mereka jatuh di tikungan sehingga membuat para penonton ketakutan. Saudara Vang Van Cuong di dukuh Na Ang B, kecamatan Na Hoi, kabupaten Bac Ha, provinsi Lao Cai yang baru saja menyelesaikan giliran pertama, memberitahukan: “
Jika ingin duduk tegak di atas kuda, maka kita harus memahami sifat-sifat kuda itu. Saya biasanya membelai dan sering menunggang kuda, jika ada gerak yang jelek maka saya bisa langsung menanganinya di landasan pacu”.
Mengenai cara memegang tali kendali dan memilih kuda pacuan, Saudara Vang Van Quyet di dukuh Na Ang B, memberitahukan: “
Saya harus sesuaikan tali supaya bisa mengendalikan kuda secara baik. Sedangkan saya memilih kuda yang kelihatan akrab dan dekat. Wajah kuda harus kelihatan cerah, kakinya lurus. 4 kukunya harus terfokus, dadanya berotot, maka kuda itu baru punya kekuatan untuk berlari”.
Memasang tapal pada kaki kuda balapan
(Foto: 24h.com.vn)
Sebelum ikut balapan kuda, para pembalap etnis minoritas Mong harus berlatih kira-kira setahun. Pada awalnya, mereka harus mengenal dengan kudanya sendiri, kemudian berlatih lari pelan-pelan, kemudian baru lari cepat. Dulu balapan kuda tradisional di dukuh melewati jalan gunung, sedangkan sekarang di atas jalan beton maka pembalap harus memakaikan tapal pada kudanya supaya kuda tidak kesakitan ketika berlari.
Selain pelatihan, untuk merebut kemenangan, kuda juga harus mendapat perawatan secara cermat. Melihat cara merawat kuda kesayangannya, kita baru bisa mengerti mengapa saudara Vang Van Cuong bisa mudah menunggang kuda itu. Saudara Vang Van Cuong mengatakan: “
Kita kasih makan secara teratur. Rumput dipotong kira-kira 50 kg per hari serta 5 gram tepung jagung yang dimasak dan diberikan kepada kuda. Saat istirahat kita membelai dan merawatnya supaya kuda itu lebih dekat dengan kita, supaya menjadi tidak galak lagi”.
Balapan kuda etnis minoritas Mong berasal dari aktivitas keseharian yaitu menggunakan kuda sebagai kendaraan transportasi dan bepergian. Ketika tidak membawa barang, para pemuda saling menantang kuda siapa yang berlari lebih cepat dan lebih kuat. Kemudian jenis olahraga balapan kuda ini muncul ketika semua urusan kerja pesawahan sudah selesai. Hadiahnya hanyalah suara dukungan dari para warga dukuh saja, dan pemenang mendapat pujian sebagai pemilik kuda yang bagus.
Permainan kerakyatan dan gagah berani ini sudah menjadi satu ciri budaya yang khas dari etnis minoritas Mong. Para pembalap kuda tetap adalah para pemuda etnis minoritas Mong yang jujur, kuda yang mereka rawat setiap hari dan digunakan untuk mengangkut padi, jagung dari sawah ke rumah, tapi setiap kali masuk sirkuit, mereka bersama kuda telah memberikan pertunjukan-pertunjukan yang atraktif dan hebat, meninggalkan kesan yang sulit dilupakan dalam hati para penonton dan wisatawan./.