(VOVWORLD) - Instrumen musik bibir merupakan satu jenis instrumen musik yang sangat populer dari beberapa etnis minoritas di Vietnam, tapi ia belum pernah dimasukakan oleh kalangan permusikan ke dalam daftar instrumen musik tradisional. Ketika menyinggung masalah cinta antara kaum pria dan kaum perempuan etnis minoritas, instrumen tiup bibir baru diungkapkan sebagai satu instrumen tiup yang bisa menciptakan rasa cinta. Kaum pria etnis minoritas Kho Mu memanifestasikan rasa cinta dengan cara menyodok lantai dan mengekspresikan asmara-nya melalui instrumen tiup bibir.
Instrumen musik bibir dari warga Kho Mu. (Foto: internet) |
Kho Mu adalah salah satu di antara etnis-etnis minoritas yang hidup lama di Provinsi Dien Bien, Vietnam Utara. Warga etnis Kho Mu tidak mempunyai aksara sendiri, tapi mereka memiliki khazanah kebudayaan dan kesenian rakyat yang dikaitkan dengan adat-istiasat tradisional, memberikan sumbangan menciptakan selar yang khas dari warga Kho Mu. Kaum pria Kho Mu ketika sudah naik dewasa akan menyakinkan kekasih-nya dengan cara menyodok lantai dan mengekspresikan rasa cinta dengan instrumen tiup bibir .
Th’roong (atau instrumen tiup bibir) dari warga Kho Mu dibuat dari satu bilah bambu atau buluh yang sudah kering. Model instrumen musik ini pada pokoknya seperti satu instrumen tiup bibir yang dibuat dari perunggu oleh banyak etnis minoritas yang lain. Instrumen tiup bibir pada pokok-nya digunakan oleh kaum pria dan dimainkan untuk nyanyian dalam pesta-pesta atau para pemuda Kho Mu memainkan-nya sendiri sebagai pernyataan rasa cinta. Bapak Lo Van An, warga Kho Mu di Dukuh Muong Ang, Provinsi Dien Bien memberitahukan: Pada malam-nya, ketika kaum pria Kho Mu ingin mencari kekasih akan membawa instrumen tiup bibir Para laki-laki Kho Mu memain instrumen tiup bibir untuk membangunkan perempuan. Ketika peremuan itu bangun, kalau mencintai laki-laki itu, dia akan membuka pintu dan mengundang kekasihnya masuk rumah untuk berbincang-bincang”.
Dalam hubungan pernikahan dari warga Kho Mu, penggunaan suara instrumen tiup bibir untuk menyampaikan rasa cinta dikaitkan dengan adat menyodok lantai untuk membangunkan kekasihnya. Menurut bapak Quang Van Ca, warga Kho Mu, kaum laki-laki dan perempuan Kho Mu saling menyangkan berasal sinar mata, yaitu saat bertemu dalam bekerja di huma. Pada waktu bekerja, mereka akan mencari cara untuk bekerja secara berdekatan, pemuda selalu membantu pemudi dalam pekerjaan, kemudian berjanji melakukan pertemuan menurut adat menyodok lantai membangunkan kekasih. Bapak Quang van Ca menceritakan: “Ketika sang pemudi sudah setuju membuka pintu untuk mengundang pemuda itu naik rumah panggung, dua orang duduk bersampingan di dekat dapuir untuk berbincang-bincang. Dua orang hanya boleh berpegangan tangan dan menyampaikan rasa sayang saja. Kalau orang tua pemudi itu setuju, mereka akan membolehkan pasangan pemuda-pemudi itu berbincang-bincang, kalau tidak setuju, mereka akan bangun dan menyalakan api dengan maksud tidak mengizinkan pemuda itu tinggal di rumah”.
Setelah 4-5 malam “menyodok lantai” untuk bertemu, kalau bertekat menuju ke pernikahan, pemuda akan datang ke rumah fihak kekasih untuk membantu usaha huma... “Menyodok lantai “untuk menemui kekasih merupakan cara bagi kaum pria untuk memanifestasikan tekat menikah kekasih-nya.
Asmara dari warga Kho Mu termanifestasikan melalui sinar mata dan tindakan, tetapi harus sangat ringan dan sopan. Ini justru merupakan hal yang menciptakan jati diri yang khas dari warga Kho Mu, menganekaragamkan lagi jati diri budaya dari etnis-etnis di Vietnam.smara