(VOVWORLD) - Budaya “Then” merupakan bentuk kegiatan budaya dan kepercayaan yang sudah ada sejak lama dan punya peranan yang sangat penting bagi warga etnis-etnis minoritas Tay dan Nung di Vietnam. Mengalami banyak pasang surutnya sejarah dan pengaruh dari proses interferensi budaya, budaya “Then” tetap eksis dalam kehidupan spiritual warga etnis Tay dan Nung sebagai bukti akan kekuatan abadi dari semangat dan jatidiri bangsa.
Dukun "Then" melakukan upacara ritual sedekah Ibu Hoa (Foto: VOV) |
Menurut konsep lama, budaya “Then” merupakan jembatan spiritual yang membawa permintaan dan aspirasi manusia kepada Put Luong (Sang Batara Guru) dan para dewa. Oleh karena itu, pada hari- hari raya besar dalam tahun seperti upacara berdoa untuk memohon keselamatan, upacara merayakan rumah baru, upacara haul cikal bakal leluhur, acara merayakan umur panjang untuk kakek-nenek, orang tua ...dan sebagainya, tidak bisa kurang penyelenggaraan “Then”. Ibu Dam Thi Sinh, warga Kabupaten Thach An, Provinsi Cao Bang, mengatakan:
“Setiap tahun di bulan satu kalender imlek, keluarga saya mengundang bapak “Then” untuk melakukan upacara ruwatan bagi semua anggota dalam keluarga agar sehat, usaha lancar, dan panen berlimpah uah. Upacara sedekah Ibu Hoa ( ibu Mu, yaitu ibu yang baureksa persalinan) juga diselenggarakan untuk anak-anak agar mereka dapat tumbuh dengan cepat dan sehat-walafiat. Ini merupakan jatidiri etnis, pada setiap bulan satu tahun kalender imlek, hampir semua keluarga mengadakan upacara serupa.
Dengan kemampuan khusus, para bapak dukun “Then” dapat pergi dari “Muong Dat” (bumi) ke “Muong Troi” (langit) atau dari “Muong Dat” ke dunia spiritual; dukun “Then” akan mengatasnamai tuan rumah untuk membuat sesajen dan menyampaikan keinginan -nya kepada leluhur dan para dewa yang akan memberkati kesehatan, kedamaian, dan keberuntungan.
Para dukun “Then” bernyanyi, dan mainkan “Tinh Tau” (atau disebut siter Tinh), untuk mengawali perjalanan. Bergantung pada tujuan upacara “Then”, dukun “Then” akan menyiapkan talam sesajen, membacakan mantra di depan altar “Then” dan dewa-dewa lainnya.
Sebagai salah satu seniman muda yang telah memberikan banyak kontribusi untuk mengkonservasikan dan melestarikan budaya “Then” kuno, dukun “Then” yang bernama Nguyen Van Tho dari Kabupaten Trang Dinh, Provinisi Lang Son mengatakan:
“Dalam kehidupan masyarakat etnis minoritas Tay dan Nung, sejak lahir sampai meninggal, masyarakat senantiasa mengadakan ritual “Then”. Terkena penyakit, menghadapi hidup yang tidak aman, ada sesuatu yang tidak baik, mereka biasanya mengundang pak atau ibu dukun “Then” datang untuk mengadakan upacara ruwatan, memberi mereka semua hal yang baik, hidup yang damai dan sehat. “Then” kuno adalah satu kepercayaan, pada pokoknya adalah “Then” yang bersifat ritual untuk menyelamatkan manusia”.
Dari semua upacara “Then” itu, bisa dilihat banyak nilai moral dan gaya hidup yang terkait dengan tradisi budaya lama dari warga etnis minoritas Tay dan Nung. Misalnya, tradisi menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak yang ditampilkan dalam Upacara perayaan panjang umur dengan “Then” Pu Luong (Bu Luong) atau upacara memberi sedekah kepada Ibu Hoa (Ibu Mu) untuk mengayomi dan memberkati anak-anak dalam Acara Hari Lahir Sebulan dan sebagainya.
Berkaitan erat dengan kehidupan spiritual dan kultural masyarakat Tay dan Nung, budaya “Then” dilestarikan dalam kehidupan masyarakat. Namun, selain unsur spiritual, nyanyian lagu-lagu “Then” memiliki banyak bagian yang terkait dengan kehidupan kultural, festival tradisional dan bahkan hubungan asmara antara laki-laki dan perempuan... Bapak Dang Hoanh Loan, Mantan Wakil Direktur Institut Musik (Akademi Musik Nasional Vietnam) menegaskan: “Then” adalah khasanah budaya yang berharga dengan nilai-nilai sastra dan seni dari generasi ke generasi yang dimiliki masyarakat Tay dan Nung.
“Dewasa ini, kepercayaan etnis-etnis masih hidup, bahkan masih sangat kuat. Menurut saya kepercayaan spiritual warga etnis-etnis minoritas Tay, Thai, dan Nung adalah abadi, dan semakin dibuktikan dengan budaya, kepercayaan itu yang memenuhi kebutuhan psikologis dan emosi manusia. Dan budaya “Then” memenuhi kebutuhan itu, sehingga budaya “Then” tidak akan punah dan saya pikir budaya “Then” tidak akan pernah punah”.
Budaya “Then” adalah bentuk kesenian terpadu, ada sastra, musik, tari dan seni rupa. Budaya “Then” mengandung banyak unsur agama primitif dan memiliki daya tarik yang luar biasa , dekat, dan membuktikan kekuatan abadi dari semangat dan jatidiri bangsa.