(VOVWORLD) - Minuman keras tradisional Can merupakan satu jenis minuman yang tidak bisa kurang dalam semua pesta Hari Raya Tahun Baru Imlek (atau Hari Raya Tet tradisional) dari etnis-etnis di daerah pegunungan Tay Nguyen. Bagi warga etnis Ede, minum miras tradisional Can pada Hari Raya Tet merupakan satu adat. Untuk menyediakan guci-guci miras tradisional Can yang enak untuk dihidangkan kepada sanak keluarga dan teman pada Hari Raya Tet Imlek tahun 2019, banyak keluarga etnis E De di dukuh Ea Tieu, Kecamatan Ea Tieu, Kabupaten Cu Kuin, Provinsi Dak Lak, Vietnam Tengah telah mulai membuat miras.
Minum miras tradisional Can- ciri budaya yang khas dari warga etnis-etnis di daerah tinggi Tay Nguyen. (Foto: internet)
|
Setiap keluarga mempunyai cara membuat miras yang berbeda-beda untuk menciptakan aroma khas sendiri. Bahan mentah utamanya ialah beras ketan yang sudah dimasak dan dibiarkan menjadi dingin atau hangat (bergantung pada cuaca) yang dicampurkan dengan ragi dan kulit padi yang bersih, setelah itu dimasukkan ke dalam guci, ditutup dengan daun pisang dan diletakkan di ruang yang suasananya sejuk. Kiat membuat aroma tipikal bergantung pada ragam ragi dan cara mencampurkan ragi. Biasanya, keluarga saudari H Nuong, di Dukuh Ea Tieu, Kecamatan Ea Tieu, Kabupaten Cu Kuin, Provinsi Dak Lak dan warga E De menggunakan jenis ragi tradisional yang dibuat dari bermacam-macam akar pohon di hutan. Proses membuat ragi selalu dirahasiakan, tidak pernah dibocorkan kepada orang lain, kecuali anak-cucu dalam keluarga. saudari H Nuong memberitahukan:
"Ragi tradisional yang dibuat sendiri sangat aman, karena kualitas -nya dibuat dari bermacam-macam daun, dan kulit pohon dalam hutan. Kedua ialah teknik mencampur ragi yang dilakukan kaum perempuan etnis E De dan miras yang disimpan dalam guci lama juga memberikan aroma yang khas dan lezat".
Di Dukuh Ea Tieu, keluarga bapak Ma Pam, 55 tahun mempunyai tradisi memproses miras tradisional Can yang paling enak di dukuhnya. Sejak masih kecil, dia telah berkenalan dengan cara membuat miras yang diwariskan ayah-nya. Ketika sudah menjadi dewasa, dia tidak hanya memproses miras menurut kiat keluarga saja, melainkan juga membuat miras tradisional Can untuk dijual kepada warga di dukuh. Bapak Ma Pam memberitahukan:
"Keluarga saya sering membuat miras tradisional Can, di kemudian hari, saya mewariskan kejuruan ini kepada anak-anakuntuk menjaga adat kebiasaan tradisional dari warga E De, agar tradisi itu tidak hilang".
Warga Ede pada khususnya dan etnis-etnis lain di barisan pegunungan Truong Son, daerah tinggi Tay Nguyen pada umumnya mempunyai alasan bahwa miras tradisional Can merupakan air minum dari Sang Yang (atau Dewa) yang memberikan kegembiraan dan kebaikan, maka dalam hari-hari raya dan event-event yang maha penting di dukuh dan keluarga, tidak bisa kurang miras tradisional Can.
Minum miras tradisional Can merupakan satu ciri budaya yang indah dalam kehidupan etnis-etnis di daerah tinggi Tay Nguyen sejak dahulu kala. Selain kewajiban terhadap para dewa, ia juga memanifestasikan semangat kolektif dari komunitas dan rasa cinta dari tuan rumah terhadap tamunya.
Miras tradisional Can justru merupakan satu ikatan yang mengaitkan setiap perseroangan dengan komunitas, membantu semua orang saling mendekati lebih lanjut lagi, bersatu dan saling membantu dalam berproduksi dan kehidupan sehari-hari. Khusus-nya, minum miras tradisional Can juga memanifestasikan keterkaitan dan bantuan satu sama lain antaranggota dalam keluarga, terutama pada awal musim Semi.