(VOVWORLD) - Musim Ramuwan (atau Bulan Ramuwan) tahun ini dari masyarakat etnis minoritas Cham berlangsung dari tgl 28 Februari sampai tgl 29 Maret. Ini merupakan festival terbesar sepanjang tahun dari masyarakatetnis minoritas Cham yang menganut agama Islam Bani.
Festival Ramuwan tidak hanya merupakan bulan puasa dan membaca Al-Kuran untuk mendoakan kepada Alah saja, melainkan juga dikombinasikan dengan upacara pembersihan kuburan, upacara persembahan kepada nenek-moyang dan kegiatan-kegiatan budaya dan olahraga yang khas.
Upacara membersihkan kuburan dari masyarakat Cham Bani (Foto: VOV) |
Pada hari-hari ini, seperti halnya dengan banyak keluarga masyarakat etnis minoritas Cham yang menganut agama Islam Bani, keluarga Ibu Ton Thi Mong Lan di dusun Binh Thang, Kecamatan Phan Hoa, Kabupaten Bac Binh, Provinsi Binh Thuan membersihkan dan menghias rumah serta membuat beberapa jenis kue tradisional, buah-buahan dan beragam makanan yang lain untuk siap melakukan pembersihan kuburan dan upacara persembahan kepada nenek-moyang.
“Keluarga saya membuat kue jahe untuk menyambut Festival Ramuwan. Kue ini dibuat secara teliti, hanya dari tepung dan telur bebek, setiap keluarga membuat kue ini. Selain itu, kami juga menyiapkan beberapa makanan lain. Warga etnis minoritas Cham biasanya sebelum mempersembahkan kepada nenek-moyang harus datang ke kuburan untuk membersihkannya”.
Upacara membersihkan kuburan merupakan salah satu ritual wajib untuk memulai musim Ramuwan dan diselenggarakan oleh setiap marga dan desa. Bagi anak-cucu masyarakat etnis minoritas Cham, upacara membersihkan kuburan dianggap sebagai satu repatriasi ke nenek-moyang.
Ketika upacara membersihkan kuburan berakhir, seluruh marga dengan khidmad mempersembahkan untuk mengundang nenek-moyang kembali ke rumah untuk menikmati Festival Ramuwan, mendoakan satu musim Ramuwan yang tenang-tenteran, nenek-monyang memberkati anak-cucu sehat dan mendapat kehidupan yang cukup sandang cukup pangan dan berbahagia. Oleh karena itu, meskipun sedang hidup dan bekerja di mana pun, seberapa penting pekerjaannya juga disampingkan untuk melakukan upacara pembersihan kuburan nenek-moyang. Meskipun sedang hidup di Provinsi Dong Nai, tetapi pada musim Ramuwan, Bapak Ton That Dinh pulang ke kampung halaman. Dia mengatakan:
“Meskipun saya bekerja jauh dari kampung halaman, tapi harus berupaya mengatur pekerjaan untuk pulang berkumpul dengan keluarga. Hanya ada Festival Ramuwan setahun sekali, jadi betapapun sulitnya, saya juga harus kembaliuntuk berkumpul dengan keluarga, kemudian melakukan upacara pembersihan kuburan dan upacara mempersembahkan kepada nenek-moyang agar mendoakan berkat dan aman sentosa”.
Satu keluarga Cham Bani memugar rumah untuk merayakan Musim Ramuwan (Foto: VOV) |
Tidak seperti bulan Ramadhan dari masyarakat etnis minoritas Cham yang menganut agama Islam, yaitu semua penganut harus melaksanakan puasa sepanjang bulan, menjaga kebersihan diri sendiri untuk berdoa, maka pada bulan Ramuwan dari warga etnis minoritas Cham yang menganut agama Islam Bani, hanya ada biarawan yang melaksanakan berbagai ritual dan puasa. Para biarawan akan mewakili semua penganut di Masjid, membaca Al-Kuran dan berdoa.
Provinsi Binh Thuan sekarang mempunyai lebih dari 40.000 warga etnis minoritas Cham, di antaranya ada lebih dari 20.000 penganut agama Islam Bani. Kehidupan mayoritas etnis minoritas di Provinsi Binh Thuan pada umumnya dan warga etnis minoritas Cham Islam Bani pada khususnya telah menjadi lebih baik dibandingkan dengan masa lalu baik tentang materiil maupun tentang spirituil. Ini merupakan syarat yang kondusif bagi masyarakat untuk dengan tenang merayakan Festival Ramuwan. Bapak Luu Van Be di dusun Binh Thang, Kecamatan Phan Hoa, Kabupaten Bac Binh, Provinsi Binh Thuan memberitahukan:
“Mendapat perhatian dan investasi dari Partai Komunis dan Negara maka produksi dari masyarakat menjadi stabil. Kehidupan masyarakat etnis Cham semakin menjadi baik maka upacara persembahan kepada nenek moyang juga diselenggarakan dengan lebih baik”.
Festival Ramuwan tidak hanya merupakan kesempatan bagi para anggota dalam marga untuk berkumpul bersama, bersyukurlah kepada leluhurmu dan orang tuanya saja, melainkan juga merupakan kesempatan untuk mengkonektivitaskan masyarakat warga etnis minoritas Cham yang menganut agama Islam Bani agar bersama-sama menuju ke hal-hal yang baik dalam kehidupannya. Ini juga merupakan kesempatan untuk mengkonservasikan dan mengembangkan identitas kebudayaan etnis minoritas Cham.