(VOVWORLD) - Ada sebuah pepatah "Jalan menuju ke hati yang paling pendek adalah melalui perut". Dan pepatah itu tepat bagi pasustri asal Indonesia, Bapak Iwan Dharmawan dan Ibu Fanny Susilo, ketika pada akhir bulan Desember tahun lalu, mereka beserta anak perempuannya yang masih kecil melakukan kunjungan selama 3 hari di Kota Hanoi hanya untuk menjelajahi dan menikmati makanan-makanan khas di kota ini.
Keluarga Bapak Iwan Dharmawan dan Ibu Fanny Susilo di Danau Hoan Kiem, Hanoi |
Setiba di Ibu kota Hanoi pada satu malam musim dingin, keluarga Bapak Iwan memilih satu warung Pho yang terkenal di Jalan Ly Quoc Su, warung berbintang Michelin. Menurut Bapak Iwan, semangkuk Pho panas justru merupakan pilihan yang luar biasa untuk memulai perjalanan penjelajahan kuliner di sini. Pasustri itu pernah makan Pho dan beberapa makanan Vietnam lain di Indonesia dan Amerika Serikat. Karena kegairahannya terhadap kuliner dari negeri berbentuk huruf S ini, mereka memutuskan untuk datang ke Vietnam guna mencicipi rasa “asli” dari makanan-makanan. Untuk pertama kalinya menikmati Pho Hanoi, Ibu Fanny memberitahukan:
Bapak dan Ibu Iwan mengunjungi Mousoleum Presiden Ho Chi Minh |
Telah berencana datang ke Vietnam pada bulan September 2024, tetapi perjalanan keluarga Bapak Iwan dibatalkan oleh topan Yagi. Karena memiliki lebih banyak waktu untuk merencanakan perjalanan secara lebih terinci, keluarga Bapak Iwan telah mengubah rencana awal. Alih-alih mengunjungi beberapa destinasi wisata lain seperti Sa Pa dan Ha Long, mereka memutuskan untuk hanya mengunjungi Kota Hanoi guna mencari tahu dan menikmati hidangan-hidangan yang paling lezat di sini.
Setiap hari, Bapak dan Ibu Iwan membuat menu terinci untuk setiap waktu makan: sarapan, makan siang dan makan malam. Pada pagi hari, alih-alih sarapan di hotel, mereka memutuskan untuk bangun dini dan berjalan-jalan di beberapa jalan dekat hotel untuk mencari makanan-makanan khas setempat. Makanan-makanan yang telah mereka cari tahu dan tambahkan ke dalam menu dalam perjalanan kali ini meliputi: Pho, bun cha (bihun daging panggang), banh cuon (kue gulung), banh mi (roti Vietnam), kopi telur, dll. Ketika menikmati hidangan Bun cha Obama yang terkenal di Jalan Le Van Huu, pria yang sudah berusia lebih dari 50 tahun ini terus-menerus memuji makanan yang pernah dicicipi mantan Presiden Amerika Serikat, Obama saat dia tiba di Kota Hanoi:
Keluarga Bapak Iwan mencicipi "banh mi" Phố |
Berkat adanya konsultasi dan bimbingan dari seorang teman lokal, Bapak dan Ibu Iwan telah mengunjungi warung Kopi Giang di Jalan Nguyen Huu Huan untuk menikmati kopi telur, satu minuman yang khas dari Kota Hanoi yang disebut-sebut oleh sangat banyak wisatawan. Dan kopi telur memang telah tidak mengecewakan mereka:
Keluarga Bapak Iwan di dalam warung kopi Giang yang terkenal |
Hal yang mengherankan Bapak dan Ibu Iwan ialah di Kota Hanoi terdapat banyak restoran Halal untuk kaum Muslim. Juga menurut Bapak Iwan, para wisatawan Muslim yang datang ke sini mempunyai banyak pilihan untuk menemukan hidangan-hidangan yang cocok seperti: Pho sapi, Pho ayam, lumpia hasil laut, di antaranya ada Chả cá Lã Vọng (ikan panggang), satu hidangan khas yang lain dari warga Hanoi.
Di sebuah restoran lama yang terletak di jalan ramai dari Ibukota, suasana hangat di dekat kompor, suara gemerisik saat ikan dan sayur dimasukkan ke dalam panci dan diaduk rata, hingga aroma yang mengepul bersama dengan asap sungguh hangat... semuanya telah membuat keluarga Bapak dan Ibu Iwan merasa girang sekali:
Keluarga Bapak Iwan menikmati Chả cá Lã Vọng |
Waktu selama tiga hari di Hanoi barangkali belum cukup bagi keluarga Bapak dan Ibu Iwan untuk menikmati semua hidangan yang khas di sini, tetapi juga cukup bagi mereka untuk mengunjungi situs-situs peninggalan sejarah di Ibu kota, seperti Mousoleum Presiden Ho Chi Minh, Pagoda Tran Quoc, Kuil Sastra Van Mieu. Atau semata-mata bersama-sama di jalan-jalan kuno Hanoi, berjalan di sekitar danau Hoan Kiem setiap pagi, merasakan kehidupan orang Hanoi... tampaknya mereka pun berbaur dengan kehidupan sehari-hari dari warga di sini, semuanya itu juga cukup menjadi daya tarik bagi mereka untuk berencana datang kembali dan terus menjelajahi kuliner yang unik dari negeri berbentuk huruf S ini./.